_____
Beberapa waktu kita lampaui dengan tawa, tapi persahabatan tak akan dianggap nyata tanpa adanya pekara kan?
Ku ukir kembali di fikiranku perihal kenangan kita saat dibangku sekolah menengah.
Mulai dari ke kantin bersama, sakit bersama, hingga pergi dari kelas bersama.
Tak ada yang dapat pisahkan kita,
Bahkan semesta-pun tertawa, katanya ‘Lihat saja beberapa saat lagi pasti ada amarah dan tangis diantara mereka’
Tapi kita, kamu dan aku. Buktikan, bahwa semesta salah.
Entah kita yang terlalu mirip ataukah kita yang terlampau beda, hingga selisih tak berani isi hari-hari kita.
Beberapa tahun berlalu,
sama seperti langkah, kadang beriring kadang beradu.
Kamu dan duniamu, Aku dan duniaku.
Rahasia yang awalnya tak ingin lirik kita perlahan isi waktu kita,
Hingga buat semesta kembali tujukan tawanya untuk kita.
Tak tau perihal kamu, tapi aku rasakan sedih.
Teringat beberapa tahun lalu janjiku yang akan selalu menggapaimu kapanpun rahasia coba-coba isi pertemanan ini.
Ternyata aku hanyalah seorang pengecut yang ingkar janji.
beberapa minggu kudengar semesta mengeluh bahwa dunianya sunyi.
Ia tagih janjinya padaku ‘Mana? Katanya kau dan temanmu itu akan selalu hadirkan suara dan tawa? Apa kalian tak lagi bersahabat?’
Ah, maaf Dia dan aku telah miliki hidupnya masing-masing.
Tapi bukan, Bukan itu jawabanku.
Aku jawab pada semesta ‘Semesta, diam bukan berarti tak lagi bersahabat, kita sedang kejar mimpi kita masing-masing-‘ ‘-Nanti, bila kita telah sama-sama berhasil, jangan cemberut bila kau hanya akan dengar berisik’
08-08 Tuhan pilih waktu paling indah saat beri nafas pertamamu di dunia.
Sahabatku, caca. Untuk telah terlahir ke dunia, terimakasih Dan untuk bertahan sejauh ini, terimakasih
Sampai bertemu kembali saat kau dan aku sama-sama telah menjadi versi terbaik diri kita masing-masing.
Terakhir, selamat bertambah umur caca!