Bathroom – Changlix

oleh nyonyabang


Peringatan : Bot! Felix, Atlet!Felix, Manager Team!Changbin , Dirtytalk, blowjobs, mouth fucking, vulgar words.

Silakan keluar jika tidak berkenan ~ Terima Kasih.


Dengan satu gerakan cepat—dan keras—telapak pemuda tampan memukul pantat yang disajikan didepan wajahnya. Si pemilik bertumpu ke dinding kamar mandi yang mulai berembun karena uap air panas yang digunakan.

Plakk !

“achk!!”

“Itu untuk kebohonganmu tadi pagi.”

Plakk !

Yang bertumpu didinding hanya bisa mengigit bibir menahan pekikan sakit—pantatnya terasa panas dan perih hanya dengan dua tamparan.

“Itu untuk sarapan yang tidak kau makan tadi.”

Plakk !!

Punggung telanjang itu melengkung, terlebih saat satu jari lentik menyusuri hingga ke perut datar dan turun ke area private.

“Ugh—hyung no—ahh!”

Badan yang terbentuk bagus karena olahraga itu melengkung—menahan sakit dan nikmat saat penisnya diremas keras. Tangan nakal sang hyung naik ke perutnya lagi.

“Kenapa heum... apa kau sengaja nakal agar ku hukum Yongbokie ?”

Yongbokie—Felix hanya menggeleng, satu usapan lembut mengenai nipplenya. Badannya mengejang lagi.

“Kau rindu ku hukum heum...”

Felix merasa tubuhnya semakin didesak untuk menempel di dinding—satu gigitan ia dapatkan ditelinganya.

“Kau rindu cairanku memenuhi perutmu??”

“aahh~ hyungieh—aah!”

Felix menggeliat kecil saat hyung nya mengocok penisnya pelan—sangat pelan, bahkan sesekali menggesekan ujung penis Felix ke keramik dinding yang kasar.

“Hyungg~ ~ ahh aahh~~”

Felix memejamkan mata erat dan mendorong pantat telanjangnya mundur hingga bertemu penis hyung nya yang masih terbungkus boxer.

Sang hyung menggeram kecil, lalu mendorong keras tubuh Felix hingga benar-benar menempel didinding. Tangan kanannya menjambak keras surai Felix, sementara yang kiri mengelus perut datar Felix.

“Is my slut want to be fucked in public bathroom now ?”

Felix mendesah keras saat sang hyung mengigit lehernya. Lalu tiba-tiba tangan yang dari tadi mengelus perutnya berpindah kebelakang—mengelus lubangnya yang sudah basah.

“So naughty...my naughty lil bitch”

Felix mengerang dan memundurkan pantatnya, segera menginginkan jari sang hyung mengisi liang itu.

“Hyungiiehh ~~ c-cepaat ~~ ahhh gatal”

Felix menempelkan dahinya ke ubin dinding, nafsunya benar-benar sudah diujung ubun-ubun. Yang bisa ia pikirkan sekarang adalah hyungnya ini menggunakannya sepuas hati hingga Felix bisa merasakan perutnya penuh cairan sang hyung.

“Hyunggg ~ plea—Ahh ahh !!”

Felix mendesah keras saat tiba-tiba merasakan penis telanjang sang hyung bergessekan dengan belahan pantatnya.

Panas

Berkedut

Keras

Felix dengan segenap keberaniannya mengarahkan sebelah tangannya kebelakang untuk menggapai penis yang jadi favouritenya itu. Dengan sedikit kesusahan dia mengarahkan penis itu ke lubangnya.

“Ahhh ~ ahh hyung—ah !” Felix sedikit kesal karena ternyata memang cukup sulit memasukan benda itu—apalagi dengan posisinya sekarang. Dan saat Felix menaikan pandangannya ke sang hyung yang ia lihat adalah seringaian.

“Get it by yourself honey.”

Felix merasa kepalanya pening karena nafsu. Dengan cepat dia berbalik dan mendorong hyung nya hingga terduduk di closet.

“Wow wow.... easy boy” sang hyung terkekeh saat melihat Felix menarik boxernya cepat hingga dia juga sama telanjangnya. Tungkai panjang yang selalu jadi awal fantasi kotornya tertekuk—membawa tubuh Felix diantara dua kakinya yang memang dia buka lebar.

“Aahcmm—hyunghhm”

Felix tanpa aba-aba mengulumi penis sang hyung dan meremas pelan bagian yang tak bisa masuk kemulutnya.

Sang hyung mendesis merasakan lidah nakal Felix bermain diujung kepala penisnya, jilatan-jilatan kecil itu membuat penisnya semakin nyeri.

Karena tak sabaran dia segera menjambak surai Felix, membuat penisnya terlepas dari mulut panas Felix.

Sang hyung berdiri, lalu menatap Felix yang membuka mulutnya lebar-lebar dibawah sepasang bola sang hyung.

“Anghn~ hyungiiee Bokkie mau ~~ aaaa”

Lihatlah, apa ini atlet kebanggan universitas ?

Atlet yang digandrungi puluhan primadona kampus ?

This lil bitch ?

Felix menjulurkan lidah saat melihat sang hyung mengarahkan penis tegangnya didepan mulut Felix. Bukannya segera melesakkan daging berurat itu—hyungnya malah menggesekkan ujung ber-precum itu disekitar pipi bahkan mata dan hidung Felix.

Membuat wajah tampan dan merona itu berhias cairan bening dan lengket.

“Open up slut” geram sang hyung. Felix dengan sigap merenggangkan mulutnya sampai kebatas maksimal.

“What’s my name ?” tanya sang Hyung, Felix mendesah kecil, “uh-Changbin-hyungg~~”

Dan dengan satu dorongan keras penis itu mengisi mulut Felix. Terus masuk hingga menabrak pangkal mulut pemuda yang lebih muda.

Erangan Felix membuat Changbin ikut menggeram, penisnya segera ia lesakkan lebih dalam lagi.

Bagi Changbin tak ada yang lebih menyegarkan dari pada mengotori dan memenuhi Felix dengan cairannya. Setelah acara latihan panjang, melihat Felix mendesah tak karuan dibawahnya adalah obat lelah paling efektif.

“Yongbokie sayang—ah! Sialan... bagaimana mulutmu bisa sesempit ini ?” Changbin mengerang saat Felix mencekungkan pipinya—membuat penis Changbin semakin dihimpit mulut panas itu.

“Arrgh !! Sialan, ini yang kau mau hah?! Telan sayang—telan penisku” Changbin menggerakkan pinggulnya maju-mundur dengan cepat—seakan dia sedang menghujam lubang Felix.

Felix memejamkan mata—sulit bernafas dan rasanya ia bisa muntah. Tapi melihat ekspresi nikmat Changbin diatas sana membuat Felix berfikir jika ini setimpal.

Dia rela tidak bisa bicara besok, asalkan bisa menyenangkan Changbin malam ini—baik dengan mulut atau lubangnya.

“Ahh-ahh Felix!” Changbin mengerang lagi, gerakan pinggulnya semakin cepat—mengabaikan Felix yang sudah menangis dan mencengkeram pahanya.

“Jangan coba-ah!-coba-coba menyentuh dirimu sendiri Fel, kalau kau tidak mau menerima hukuman lain.” Suara tajam Changbin menahan tangan Felix yang akan mengocok penisnya sendiri.

Suara erangan rendah Changbin ras-rasanya sudah cukup membuat Felix klimaks—belum lagi visualisasi wajah tampannya yang basah karena keringat.

Sexy.

Felix ingin digunakan sesuka Changbin malam ini.

“Nghmnh—hyngh!!” Felix mencoba melepaskan sebentar kulumannya karena paru-parunya sudah tidak kuat, namun cengkeraman Changbin ditengkuknya semakin erat.

“Tahan sayang, susu kesukaanmu segera sia—ah !! sialan Felix” Changbin mengumpat saat Felix memainkan bola kembarnya yang sudah berat.

Sialan

Changbin tidak pernah keluar secepat ini.

“Ah—Felix !!!”

Hujaman pinggul itu mengeras, Felix bahkan tersedak dan mengeluarkan refleks muntah—membuat cairan putih kental dari penis Changbin berceceran dilantai, bahkan ujung penis itu masih mengeluarkan cairannya yang akhirnya menghiasi wajah Felix.

Changbin mendudukan diri di kloset, mengambil nafas sebanyak mungkin. Manik matanya melihat Felix yang bersimpuh dilantai kamar mandi, anak yang lebih muda darinya itu terlihat tersedak dan masih memuntahkan sedikit cairan Changbin.

Tak tega, Changbin mendekat dan berjongkok didepan Felix, jemarinya menyisir kebelakang poni Felix—mengecup dahi itu pelan.

“Maaf, aku berlebihan ?” tanya Changbin sembari mengusap bibir Felix, yang ditanyai menggeleng pelan.

“Ah-aku...” suaranya terbata, sungguh Changbin jadi menyesal mengikuti nafsunya tadi.

Namun beda dengan Felix, dia mendorong Changbin hingga bersandar ke dinding kamar mandi. Dengan segera dia menaiki pangkuan Changbin, menggoda penis lemas itu dengan bongkahan kenyalnya.

“nghnnmm—ah..lagih..si-sini” suara Felix sangat parau dan terbata, Changbin menelan ludahnya—sedikit dilema apa dia harus mengikuti keinginnan Felix atau menyudahi acara ini.

“Bok—ahh ! sial!” Changbin mengejang saat ujung penisnya bergesekan dengan lubang Changbin, bahkan pantat kenyal itu sudah menghimpit penisnya yang kembali mengeras.

“Ahhh~ ahnghm” Felix mendesah sambil menaik-turunkan badannya pelan, menggoda dan menunggu penis Changbin kembali mengeras.

“Kau benar-benar ingin ku robek malam ini heum ?” Changbin menyerah—dia mengulurkan tangan.

Menyusuri bibir Felix, turun hingga ke dada pemuda itu. Dengan keras dia memilin punting Felix, memutarnya hingga dada itu membusung. Kali ini Changbin memajukan wajahnya, lidahnya menjilati punting kiri Felix sambil sesekali menyedotnya.

“Nghhn!! Ahhh aahh !!” Felix mencengkeram bagian belakang kepala Changbin, menekannya agar semakin memerkosa dadanya.

“gih—Lagihh” rintihnya. Changbin mengikuti keinginan si Atlet muda, dengan semangat dia menyusu didua puting Felix, sesekali mengunyah pelan puting itu.

Tangannya dia bawa turun, menggelitik perut datar Felix hingga sampai di penisnya yang mengeras sejak tadi.

“Lihat sayang, dia berkedut dan panas sekali.”

Felix mendesah keras merasakan jari Changbin menggenggam penisnya, mengocoknya dengan tempo santai—atau lambat menurut Felix.

“c-pat...Cepathh! aAhahh !! ahhh” Felix mengejang, Changbin langsung mempercepat tempo kocokannya, Jarinya sempat mampir kekepala penis Felix, menggaruk kecil lubang kecil itu—menggoda pre-cum yang sudah deras.

“ahh—“

“Ayo sayang, keluarkan. Atau kau mau mulut hyungmu ini heum ? Kau ingin mengotori mulut Hyung juga ?”

Felix mendesah, matanya memejam erat dan badannya semakin cepat naik-turun—menjepit penis keras Changbin dibelahan pantat sintalnya.

“Hyung—ahhh ahhh~”

Changbin menyeringai, “Ayo sayang keluarkan, aaaa ~ lihatlah mulut hyung sudah siap. Hyung ingin cairanmu sayang’

Felix menggeleng hebat, rasa nyeri dan nikmat akibat handjob Changbin terlalu berlebihan untuknya.

“Felix, sayang ~ sayangku. Aku mau cairan penismu sayang, kotori wajah hyung dengan spermamu Felix.”

Dengan itu Felix mendesah keras, memekikan nama Changbin.

Changbin memejamkan mata merasakan cairan hangat dengan keras menghantam wajahnya, dengan jahil dia membuka mulut—benar saja beberapa bahkan bisa memasuki mulutnya.

“Ahh~ ahahh nghm” Felix mendesah menikmati pelepasannya. Menyemburkan banyak sperma diwajah Changbin. Felix menyamdarkan badannya begtu saja ke dada Changbin, jemarinya mengusap sperma di pipi Changbin, lalu diarahkan kemulutnya sendiri.

“hyungh—um-cium...” ucap Felix pelan, Changbin menjilat sekitar bibirnya—menikmati sperma Felix diwajahnnya.

“Ouuh, lihatlah. Kau sangat ingin disentuh malam ini sayang” ucap Changbin sebelum menyambar bibir penuh Felix, mengulum dan menyesapnya sesuka hati.

‘Nghmn—“ Felix mengalungkan tangan dileher Changbin, menikmati bagaimana lidah Changbin mengacau didalam mulutnya hingga menumpahkan liur.

“Nghyungh” Felix menepuk tengkuk Changbin, sambil menggoyangkan pantatnya.

Changbin menggeram merasakan kepala penis tegangnya kembali bergesekan dengan lubang Felix, dia segera mencengkeram pinggul Felix agar berhenti bergerak.

“Felix-stop Wait!” Changbin menelan ludah mendengar Felix menggerung tak rela, pemuda itu kini menguleni leher Changbin—mengigit keras sebagai bentuk marah.

“Aku tidak bawa lube, tahan sampai—“

Changbin kehilangan kata-kata melihat Felix merubah posisi hingga menungging dilantai—dihadapan wajah Changbin yang belum kering dari sperma.

“Sebentar-“

“Jilati lubang Yongbokie hyung ~ ce-pathh”

Sial, Felix bersemangat sekali malam ini.

“Hyungh—“

Changbin menatap takjub bagaimana Felix menumpukan wajahnya dilantai basah kamar mandi, dan kedua tangannya digunakan untuk membuka belahan pantatnya. Menyajikan lubang berkedutnya pada mulut berair Changbin.

Uh, tunggu liur Changbin menetes.

“Felix, sayang... kau akan menyesal besok pagi.” Desis Changbin, dia membawa tubuhnya mendekat dan menggantikan tangan Felix dengan tangannya—menahan pantat kenyal itu agar tetap terbuka memamerkan lubang nakalnya.

Cuh!

“Ahhh ~~ !! Ahh!!” Felix mendongak dan mendesah keras merasakan Changbin meludahi lubangnya.

Panas.

Cuh !

“aahhh~ hyung—Ahhh~~”

Felix menggeliat tak sabar, lidah Changbin hanya menggoda di pipi pantatnya. Menjilati bulatan itu dan mengigiti kecil.

“Yongbokie... ku ingatkan sekali lagi. Aku tidak akan menahan diri.”

Felix mengangguk, “Rusak Yongbokie hyung. Buat Yongbokie tidak bisa latihan besok. Buat perut Yongbokie kenyang dengan sperma mu hyung”

Jika kekasih manis nya sudah meminta sampai sejauh itu, Changbin bisa apa ?

.

.

.

END