@BIN08119 – Kipas

cw // older!yongbok


Awal musim panas di Tokyo adalah neraka bagi Yongbok yang terbiasa dengan udara sejuk Swiss. Pekerjaan membuatnya mau tak mau singgah di jepang sampai bulan ke 8.

Langkah kakinya gontai saat memasuki pekarangan rumah dipinggiran kota. Harapannya untuk tinggal didaerah rumah yang asri musnah mengingat tempat kerjanya yang ada dipusat kota. Sejauh matanya memandang hanya ada tiang listrik dan bangunan tinggi.

Arlojinya menunjuk pukul 1 siang—Yongbok mendelik karena dia ternyata menghabiskan waktu nyaris 1 jam untuk perjalanan pulang. Karena panas diatas kepala dia memutuskan untuk singgah di salah satu toko kecil yang memajang payung serta jajanan anak-anak.

“Permisi...” , Ia melangkah pelan masuk.

Seketika ia merasa ada disurga.

Si pemilik toko memasang sebuah kipas dinding yang cukup besar disisi pintu masuk dan Yongbok jelas tak melewatkannya, apalagi saat ia mendapati ada satu kursi kosong disana

Setelah mendudukan diri, iamenikmati hembusan angin sambil menutup mata nikmat. Penderitaannya karena cuaca panas sudah berakhir.

“Oi! kau mau beli atau hanya menumpang tidur ?”

Suara hardikan keras memasuki telinganya. Dan dalam sekejap Yongbok sadar ia dimana.

“Astaga maaf tuan. Aku terlalu asik menikmati anginnya. Maaf.”

Badan mungilnya membungkuk berkali-kali kepada pria pemilik— tunggu!

Yongbok mendelik melihat bocah laki-laki kecil mengemut lolipop sambil memicing padanya.

“Apa kau lihat-liat ?! mau maling ya !?”

Yongbok merogoh tas kerjanya, menyodorkan kotak bekal berisi brownies.

“Adik kecil, ijinkan aku pinjam kipas anginnya sebentar ya? sebagai gantinya kau boleh makan kue buatanku. Oke?”

Si bocah melirik kotak bekal Yongbok sangsi, “Pasti diracun ! Tidak mau! Aku mau panggilkan pak polisi!”

“Eh eh! Sungguh aku tidak meracunimu! aku lelah dan kepanasan , ijinkan aku istirahat sebentar ya ? Ya ? sebentar saja...” Yongbok mengatupkan tangan memelas.

Si bocah tengil itu nampak memikirkan sesuatu.

“Oke paman! kau boleh pinjam kipasnya! tapi dengan satu syarat!”

“Ya ?”

“Paman harus belanja banyak di toko ibuku ini! Oke?”

Yongbok tertawa, “Hahaha lucu sekali kamu, siap nanti aku akan beli banyak barang disini.”

“Bagus! paman keren. Sekarang silakan tidur, aku main game lagi.”

.

.

.