Fluffy Cake – Minsung

oleh nyonyabang


Peringatan :

Handjob, blowjob, body worship, rimming, no penetration, vulgar words and ofc dirty talk.

Mention of Trauma di masa lalu.

Vanilla&gentle! Minho x Needy!Jisung.

Hybrid!Jisung (kind of hybrid dog.)

“disclaimer : remake dari FF Beautiful Gift (Ongniel) di wattpad”


Minho mengusap punggung Jisung yang masih berbalut kaus hitam, sesekali menepuk pantat telanjang itu karena panties yang Jisung pakai bahkan tak menutup separuh dari bulatan empuk itu.

“Ji—“

“Minho-ssii... please.”

Jisung mengecupi lehernya, belum lagi desahan kecil yang dia sengaja keluarkan ditelinga Minho.

Meskipun Jisung mengijinkan, Minho merasa tidak sopan jika benar-benar mengikuti kemauan Jisung untuk melakukan sex.

Jisung masih merasa takut.

Minho tahu itu—

Minho tahu bagaimana Jisung menempel erat disisinya jika ada pria lain disekitar mereka.

Minho tahu bagaimana Jisung bergetar takut jika ada pria lain yang tak sengaja menempel atau berdiri dekat dengannya.

Karena itu Minho mengambil kesimpulan jika Jisung masih trauma. Im all yours

Meski kata-kata itu sudah Jisung ucapkan, tapi tangan Hybrid itu bergetar ditengkuknya—

“Jisung…its not ok.” Ucap Minho sambil menangkup pipi gembul itu, mata Jisung menatapnya memelas.

“Minho-ssi menolakku ?” suaranya bergetar.

Jisung terisak.

Minho kembali memeluknya erat, tangannya mengusap kepala Jisung. Isakan si hybrid masih belum berhenti,

“W-why ?”

Minho menunduk untuk menatap Jisung, hybrid itu melanjutkan.

“A-apa karena Minhyuk sudah menyentuh Jisung ?”

“Apa karena Jisung sudah kotor ?”

Minho menatap Jisung tajam.

“Jangan pernah mengatakan soal itu lagi Ji!” sentak Minho, Jisung menggeleng cepat. Dia segera terduduk diatas ranjang sambil mentupi mukanya—menangis keras.

Minho menyentuh paha Jisung, “Ji, listen fir—“

“no...its ok kalau memang Minho-ssi tidak mau Jisung—“

“Who’s say?”

Minho memotong cepat, tangannya yang lain mengusap kepala Jisung hingga hybrid itu mendongak menatap Minho lagi.

“i need you to be ok with this. Aku nggak mau kamu ketakutan lagi.” Ucap Minho sambil membaringkan Jisung, dia menghujani wajah gembil itu dengan ciuman. Sekujur tubuh Minho merinding merasakan ekor Jisung mengusap perut dan selakangannya.

“Its ok., im ok, Jisung is ok ...” jawab hybrid itu sambil terisak, dia menahan wajah Minho tepat diatas wajahnya.

“Jisung tahu jika ini Minho-ssi, Jisung tahu jika Minho-ssi yang menyentuh Jisung. Jisung hafal sentuhan Minho-ssi, tangan Minho-ssi, aroma tubuh Minho-ssi, detakan jantung Minho-ssi. Semuanya Jisung tahu. Jisung tidak apa-apa....”

Jemari Jisung mengusap pipi Minho, “Jisung tidak apa-apa karena tahu jika Minho-ssi lah yang menyentuh Jisung—bukan orang lain.”

Minho menangkap tangan Jisung yang memegang pipinya, dikecupnya pergelangan dan telapak tangan Jisung.

“ok then. I’ll give you some pleasures dear.” Bisik Minho ditelinga Jisung sebelum mengulumnya pelan.

Jisung melenguh pelan, ekornya bergerak cepat karena rangsangan ditelinganya.

“A-ahh~”

Minho tersenyum, kini dia mengecupi leher Jisung—menggigit dan meninggalkan beberapa bekas. Jisung menggesekkan pahanya ke paha Minho, lalu dia lingkarkan kaki panjangnya ke pinggang Minho.

“Minhouhh’ Jisung mendesah lagi saat Minho mengecupi dadanya, tangan si tuan meremas dadanya yang lain—membuat Jisung membusungkan dada dan memudahkan Minho untuk menyedot puas puting lain Jisung.

“Iyaah—ahh !!” Jisung mencengkeram pinggang Minho saat dia mulai menggesekkan bagian selakangannya keselakangan Minho.

‘Ahhh ahhh—iiyaahhh gih—lagiihh”

Minho tersenyum kecil sebelum membawa badan Jisung lebih nyaman diatas ranjang,

“Naik Ji, taruh kepalamu dibantal.’

Si Arsitek tampan itu menatakan 2 bantal disisi kanan dan kiri Jisung hingga membuat hybrid itu terlihat semakin fluffy dengan bantal dan selimut disekeliling badannya.

“Lepas kausmu ok?” Minho bertanya lembut, Jisung hanya bisa menganguk dan mengangkat tangannya agar Minho bisa melepaskan kain itu dari badan Jisung.

“AHH !! Ahh Minho-ahh~” Jisung menggeliat saat lidah Minho menyuduri leher hingga ke dadanya, lidahnya menjilat kulit Jisung seperti kucing.

“Ahh~~” Jisung mendesah lega saat mulut Minho mengulum lagi putingnya, menyedotnya seperti bayi.

“Ji ? Kau ingat saat sakit ?” tanya Minho sementara tangannya meremas kedua dada Jisung—membuat dada itu memerah dan sedikit bengkak. Jemarinya memainkan puting Jisung, diputar dan sesekali dicubit.

“Ahh-iyah—Ahh~~” Jisung menjawab tanpa fokus yang kuat, dia menikmati bagaimana dadanya diremas dan dicubiti terus-terusan.

“Kau selalu menyusu padaku. Seperti ini...”

Minho menunduk dan kembali meraup sebelah dada Jisung. Menyesap puting itu seperti bayi—bahkan hingga menimbulkan suara kecapan erotis.

“Ahhh~ !! aahh-uuhh—miinh-ssi ~~ ahhng” Jisung membusungkan dada, tangannya menekan rengkuk Minho—meminta si Tuan menikmati dadanya terus-terusan.

“Ahhh ahh ahhh !!” dia mendesah keras saat sebelah tangan Minho mencubit putingnya yang lain, dicubit dan dipelintir pelan.

“Mnghhnn~ nghnn” Minho memejamkan mata nikmat merasakan kenyal puting Jisung dimulutnya, dia menyesap dan menyedot terus tanpa peduli liurnya menetes dan mengaliri perut Jisung.

Disisi lain Jisung selain menikmati Minho yang menyusu padanya, dia juga menikmati bagaimana penisnya yang terbungkus panties bergesekan dengan paha Minho. Dia menaik turunkan selangkangannya semakin cepat, menggesekannya pada paha Minho.

Minho melepaskan kulumannya untuk mengecup bibir Jisung yang terbuka,

“Enjoy the pleasure sweetheart. I love you.” Ucapnya lalu kembali turun ke dada Jisung. Mulutnya mendekati dada Jisung yang masih kering—

“Achk!! Ahh~ ngh—“ Jisung memekik saat Minho menggigit putingnya, menariknya dengan gigi dan memainkan ujung puting didalam mulutnya dengan lidah.

“Unghhnn ~ aahh~” gerakan pinggang Jisung semakin cepat, tangannya bergerak pelan memasuki pantiesnya—ingin memainkan penisnya yang sudah tegang hingga kepalanya menyembul diatas panties hitam berendanya.

Smack !

Minho menggeram, dia menyedot puting Jisung keras sambil menyabet tangan Jisung yang akan mengocok penisnya sendiri.

“Ahh—s-sakit ~ Jisung sakit” ucap hybrid itu sambil menggeliat tak nyaman karena Minho semakin menekannya ke ranjang.

Tangan Minho yang semula diam disisi kanan kepala Jisung mulai bergerak kebawah, mengelus sensual disepanjang lekuk badan Jisung.

“Ahhh~~ anghh!” hybrid itu mendesah keras saat pangkal ekornya diusap lalu dicengkeram erat—tangan Minho menelusup pelan dibelakang pinggang Jisung, lalu memainkan ekor itu.

“Nghhmn—hgnmm” Minho terlihat menikmati acara menyusunya, dia tetap memejamkan mata dan terus memainkan puting Jisung didalam mulutnya meski nyatanya benda itu sudha sangat tegang dan bengkak.

“Nghh, su-suka ? ho-ssi—ahh~ suka ?” tanya Jisung sambil tersengal karena tangan Minho mengelusi paha telanjangnya, mengangkat kakin kanannya agar tersampir rapi dibahu Minho.

‘nghmm” Minho mengangguk, dia menyedot puting Jisung keras sebagai tambahan jawaban.

“Ahh—i-iyaah ~ i-itu milik hh~minh-ssiinggh” Jisung menekan kepala Minho, namun jemarinya juga mengelus tengkuk Minho.

“S-sedot terus—ahh~~” Minho menuruti Jisung, dia semakin semangat menyusu dan menjilati puting keras Jisung dimulutnya.

Tangannya bergerak pelan ke bagian belakang pantat Jisung, meremasnya keras meski tak semua bisa tertangkup tangannya.

Dan entah kenapa hal itu malah membuat Minho semakain panas dan horny.

Tapi dia harus tetap menjaga kontrol dirinya.

“aahh ~~” Jisung melengkungkan badan saat lubang basahnya dielus jari Minho dari luar panties.

“Ahh ~” Minho mengangkat kepalanya, membiarkan satu benang saliva terbentuk diantara bibir nya dan puting Jisung.

‘Kau basah sekali sayang” ucap Minho sambil kembali mengarahkan jari telunjuknya ke lubang Minho.

Kain panties berenda itu sangat tipis—jari Minho bisa merasakan pelumas alami Jisung mulai keluar dan membasahi lubang itu.

“Ahh—i-iyahh ~bbasah—untuk ho-ssi~nghh!!” Jisung memajukan pinggulnya, menyambut tusukan jari Minho dari luar panties.

Minho mengamati wajah Jisung.

Memerah dan berkeringat.

Sangat sexy.

Belum lagi penampilan dada Jisung yang sedikit montok dan basah.

Minho merasa bangga.

“Ahhh ~~” Jisung mendongakan kepala sambil mencengkeram selimut disisi tubuhnya, jemari Minho memasuki pantiesnya—menggoda kepala penisnya.

“feels good babe ?” tanya Minho sambil menggigit perut Jisung, pelan namun cukup meninggalkan satu bekas memerah.

“Ye-yeshh~” Jisung memajukan pinggulnya lagi—menghentaknya keras hingga penisnya yang masih tertutup panties menggesek leher Minho.

“Haruskah aku melepas ini sayang ?” Minho tersenyum sambil mengelus renda panties Jisung, sesekali tangannya mencengkeram pinggul itu dan mempertemukannya dengan selangkangannya.

“Y-yaahh~ p-pleaseeh” Jisung mengikuti gerakan naik turun pinggul Minho sehingga penis mereka yang masih sama-sama tertutupi kain bergesekan.

Minho menurunkan kain berenda itu hanya sampai paha Jisung—membiarkan kain itu jadi sebuah lilitan yang mengganjal bola Jisung.

Dia bergerak berpindah ke samping wajah Jisung sembari melepaskan celananya hingga bagian bawahnya telanjang bebas, memperlihatkan penis tegangnya.

“Dear, bisa memberiku blowjobs ?”

Minho mengurut penisnya, menggesekkan kepala penisnya ke bibir Jisung. Hybrid itu mengerang dan meraih penis Minho yang terasa panas ditangannya.

“Yaaa~ ahhh Ji—mauu~”

Minho berpindah lagi untuk bersandar ke kepala ranjangnya, tangannya mengelus pipi gembil Jisung yang memerah.

“Menungging sayang, telan penisku pelan-pelan saja.” Ucap Minho melihat Jisung menjilati penisnya.

“Hnmgg, langsung saja bagaimana ? semua nyaa~” Jisung bertanya manja, bibirnya lalu mengulum kepala penis Minho semangat.

“No, pelan-pelan saja sayang. Kita punya banyak waktu.” Jemari Minho menyisir poni lepek Jisung kebelakang.

Akhirnya hybrid itu mengangguk patuh, ia masukan kepala penis itu pelan ke mulutnya—hingga separuh dana dia mendesah nikmat sambil memejamkan mata.

“Ngghmmn ~”

“Ahhggnghh!! Go-good baby ~ you’re doing good!! Ahh”

Minho mengerang sambil mendongakan kepala, mulut Jisung yang lembab itu mengulum penisnya pelan dan sensual—tidak terburu-buru sama sekali.

Jilatan kecil dia rasaskan, dan Minho melarikan kedua tangannya ke arah pantat Jisung yang memantul menggoda karena Jisung sengaja menggoda Minho.

Hybrid itu sengaja menggodanya dengan memaju-mundurkan seluruh badannya—meski padahal dia hanya perlu menggerakkan kepalanya.

“Nghnhh!!! Mnhhgnhhh!!!” Jisung mendesah keras—mmulutnya bergetar dan memberi rangsangan hebat ke penis Minho. Dia melepaskan sebentar penis Minho untuk mendesah panjang.

“Aahhhh ~~ iyaahh aahhh”

Minho meremas dan menguleni pantatnya pelan dan keras, Jisung mengabaikan liurnya yang tumpah ke penis Minho karena dia terus membuka mulut untuk mendesah.

“Back to your work honey...” ucap Minho sambil menggerakan pinggulnya keatas hingga penisnya menggesek leher Jisung.

Tanpa bantahan hybrid itu kembali menunduk dan mengulum penis Minho, sesekali dia akan menggoyangkan pantat bulatnya.

“Such a nice ass honey. Cant wait to fuck it.” Erang Minho sambil meremas-remas pantat Jisung. Menguleninya dengan dua tangan seolah itu adonan kue, menikmati halusnya pantat itu ditelapaknya.

Lalu jarinya bergerak lebih dalam—membuka belahan sempit itu hingga bertemu satu lubang yang masih tertutup rapat namun permukaannya sudah semakin basah.

“Damn honey, you’re flooding down here. Nice slick for my cock later hm ?” Minho menggoda pelan dengan memajukan pinggulnya, Jisung hanya bisa mengangguk dan menikmati penis Minho dimulutnya sebagaimana tadi Minho menikmati puting susunya.

Jemari Minho mengelus lubang itu berkali-kali, lalu menangkup dan memainkan bola kembar Jisung. Lalu kembali ke lubangnya, dielus sampai cairan alami Jisung keluar semakin banyak.

“Ngghnnmn~~ hnmmnn!!”

Jisung mendorong pantatnya kebelakang saat jari telinjuk Minho mengelus lubangnya, ingin jari itu masuk dan mengoyaknya kasar.

But, Minho is being vanilla today and just humming.

“No dear. Aku hanya akan bermain sedikit ok ?” saut Minho yang ditanggapi gigitan dibatang penisnya.

“Aww !! calm down there honey. Aku punya sesuatu yang lain untukmu.”

Minho menyelesaikan permainannya di pantat Jisung dan berganti mengangkat wajah memerah itu agar menjauh dari selangkangannya.

“Why ? Minho-ssi itunya masih keras.” Tanya Jisung. Minho menggeleng pelan, dia tersenyum dan meraih selimut untuk mengusap peluh Jisung.

“My Jisung already do sooo well. Good boy ~ my baby is good and obedient” gumam Minho sambil memangku Jisung dan menciumi mukanya. Hybrid itu beberapa kali menggeliat tak nyaman.

“You ok dear ?”

Jisung menggeleng, “A-ayo cepat lakukan saja Minho-ssi... J-Jisung malu kalau lama-lama tidak pakai baju...” jawab Jisung sambil menarik selimut untuk menutupinya—dan sebagian tubuh Minho.

“Why ? Kamu seksi—“

“Jelek Gendut... Jisung semakin gendut.” Jawab Jisung sambil menunduk. Minho tersenyum lalu menangkup pipi Jisung, memperlihatkan wajah polosnya—berbeda dengan wajah nakal tadi.

“Dear, berbaringlah...” ucap Minho, dia menurunkan Jisung dari pankuannya. Hybrid itu berbaring diranjang, wajahnya memerah lagi saat Minho mengambil posisi diatasnya.

“Mana yang jelek ?”tanya Minho, dia mengusap tahi lalat dibawah mata kanan Jisung.

“Ini cantik...” mulainya—mencium sudut mata kanan Jisung pelan. Lalu turun ke sepasang pipi gembil Jisung.

“Ini lucu. Gemuk ? no... ini chubby.” Ucapnya lalu menciumi pipi Jisung.

Bibirnya turun ke dada Jisung, lalu ke perut.

“Ini fluffy, empuk—menggemaskan.” Lanjut Minho, bibirnya menggigiti kulit perut Jisung dibeberapa tempat—hingga dagu nya sering menyenggol kepala penis Jisung.

“Nghm~~” Jisung mendesah tertahan, Minho menjauhkan wajahnya dari badan Jisung.

“Berbalik sweety.” Perintahnya pelan, tangannya mengusap lengan Jisung yang bergetar.

Hybrid itu kini menampilkan pemandangan bagian belakang tubuhnya—sekali lagi—untuk Minho. Bibir Minho segera mengecap tengkuk Jisung, membuat jalur ciuman tanpa putus hingga ke balik bahu lebar itu.

“Aku suka bahumu sayang. tegap, hangat, dan menenangkan. Aku suka memeluk bahu lebar ini saat kelelahan.” Bisik Minho, Jisung memberi respon berupa desahan panjang.

“Nghh~ ahh..”

Bibir Minho turun hingga sepanjang tulang belakang Jisung, terkadang dia naik lagi untuk menjilat tulang belikat Jisung.

“Ahhh ~ nghh~minhh-ssiihngh~”

Jisung menggeliat, meliukan badannya yang membuat Minho malah semakin semangat menciumi seluruh badan hybrid nya itu.

“Punggungmu sexy sayang, cantik—menggoda dan hangat. Semua orang pasti tergiur untuk bersandar dipunggungmu.” Minho bergumam karena dia masih asik menguleni kulit punggung Jisung, namun hybrid itu bisa mendengarnya dengan jelas.

“Lengan ini....hm, kuat dan bisa diandalkan. Aku akan tenang seumur hidupku jika lengan ini terus memelukku.” Bibir Minho naik dan mencium siku Jisung, menggigiti kecil hingga lengan atasnya.

“Tak ada yang lebih menenangkan daripada tidur dipelukanmu Ji. Kau yang terbaik...” bisik Minho saat wajahnya berada dibahu Jisung, dia mampir sebentar untuk mengecup bibir itu sebelum kembali menjejakan bibir disetiap sudut badan Jisung.

“Ahh paha ini. Paha kesukaanku.”

Jisung mengeram kecil dan semakin menempelkan badannya ke ranjang, bibir Minho menciumi samar dari bulatan pantatnya hingga ke balik lututnya. Gigi Minho mengigit kulit disana dan meninggalkan jejak merah, sebelum kembali ke pahaa Jisung dan melakukan hal serupa.

Jisung mencoba menoleh kebelakang, melihat Minho menikmati ciuman-ciumannya dipaha Jisung dan menggesekan hidung bangirnya dipantat Jisung.

“Mnhhhm~ hoohh-ssii~~” Jisung merengek, setengah geli setengah needy. Dia menggigit bibir saat Minho menatapnya dari bawah sana—bulu mata lentik cantik milik sang tuan bergerak kecil, menambah kesan cantik matanya.

“Hm?” tanya Minho sambil kembali menciumi dua paha Jisung.

“Paha ini... I’d like to riding it all night....”

Jisung merasa meremang, apalagi saat Minho menunduk kearah pantatnya sambil menjilat bibir.

“But i like it better in my hips, or better in my shoulder. So i can...”—bibir Minho mencium lama belahan pantat Jisung—“..fuck this beautifull ass in high air.”

‘Nghh !! Ahhh ~~ ahh-nooo~”

Jisung menggeliat saat Minho tiba-tiba menarik pinggangnya keatas, membuat pantat nya menjadi full display khusus untuk mata lapar Minho.

“Minho—AHHHHH ~~ !! ANGHH~” Jisung lagi-lagi meliukkan punggungnya, kini karena Minho menjilat lubangnya—menelan cairan alami yang sedikit meluber dari dalam lubangnya.

“nghh~~ y-yaahh~~ aahh~”

Minho memegang erat pinggang Jisung, lalu semakin menenggelamkan wajah tampannya ke pantat sintal itu.

Lidahnya terjulur menggoda lubang Jisung, menjilatinya rakus seakan pria itu butuh air dari dalam sana.

“NGHHH AAHHHH ~” Jisung mendesah keras.

Lidah Minho masuk.

Lidah Tuannya masuk kebagian tubuh ter-intim nya.

Sejenak ada rasa malu luar biasa yang ia rasakan.

“Mnghhmn~~” Minho menggeram nikmat, Jisung mendesah kecil saat merasakan ujung lidah Minho menjilati dinding lubangnya.

“Nghnnmm, ahhh—ahh~”

Jisung menunduk, dahinya bertumpu dibantal dan dia memundurkan pantatnya dengan sengaja. “Ahhh lagih~”

Minho tersenyum dalam hati, needy Jisung adalah yang paling menggemaskan sekaligus berbahaya.

“Hngmnn” Minho mendesah tertahan, dia membuka dua bulatan empuk itu lebih lebar lagi—agar memudahkannya menusukkan lidah kedalam lubang Jisung.

Liang itu semakin basah dan memerah. Pelumas alaminya bercampur liur Minho mulai meluber keluar, menuruni paha Jisung.

“Ahhhh ~~ ahhh !! Ngh—miinh-ssi ~~” Jisung mencengkeram bantalnya, dia mengusap cepat dagunya yang terkena liur.

Slurpp!

“Slurhppngmm~”

Jisung menggelengkan kepalanya, dia mendesah panjang.

“Ahhhh~~ aahhh ahhh ngmnhhh!! Aah~ wuuhh-ssihh~”

Matanya memejam erat, ekornya sudah berdiri tegang sejak tadi—beberapa kali jemari Minho meremas pangkalnya dan Jisung merasa penisnya bisa meledak—

“Hmn~ enak sayang. Bahkan bagian terdalammu enak, cairanmu enak.”

Jisung menyembunyikan wajah malunya kebantal. Minho tertawa kecil, lalu ia menyejajarkan badannya dan Jisung, menjejakan lutut disamping pinggang Jisung sehingga kepala penisnya menusuk pantat itu beberapa kali.

“Ngngghhm~” Jisung mendesah pelan saat dia sengaja menggesekan pantatnya kepenis Minho yang mengacung tegak.

“Sayang, kau bisa tetap menungging kan ?”

Jisung segera mengangguk dan langsung menggesekkannya lagi ke penis Minho—bahkan kepala penis itu beberapa kali menelusup tepat dibelahan pantat Jisung.

“Damn sweetheart.” Desis Minho, dia kembali menepuk dan meremas pantat itu. Jemarinya membuka dua daging kenyal itu dan menyelipkan penis kakunya disana.

“Aaaaaahhh~ ~~ ahhh!! “

Jisung mendesah panjang, rasa berdenyut penis Minho membuatnya pening. Dia mendongak, matanya terpejam, mulutnya terus terbuka dan menumpahkan liur.

“Ahhh~~ nghhnnnhhh~”

Minho yang melihat Jisung meliukkan badan dan mendesah se needy itu merasa bangga. Penisnya bahkan belum bergerak, namun benda tegang itu bisa membuat Jisung jadi se slutty ini.

“Kau ingin aku bergerak sayang?” tanya Minho menggoda, dia menempelkan dadanya ke punggung Danie. Bibirnya menggigiti telinga anjing Jisung, sementara satu tangannya yang tidak digunakan untuk menumpu badan lari ke dada Jisung—mencubiti puting susu yang masih memerah itu.

“Yaaahh~ iyaahh~”

“Kau ingin penisku mengotori punggung dan pantatmu dengan sperma?”

“Yahhh ~ nghhnhh aaahh pleaseehh~”

“Kau ingin pantatmu digesek dan disodok terus manis ?”

“Ahhh~~ ahh iyaaahhh~~ ahhh cepaatnghmm”

Jisung merasa tak sabaran, karena itu kedua tangannya lari kebelakang—membiarkan tubuhnya bertumpu ke kepalanya dikasur—menekan kedua belahan pantatnya agar menjepit penis Minho.

“AAHHHh~~ aahhh aahhh aahhh”

Alhasil dialah yang mendesah keras sendiri, rasa panas dan berkedut penis itu terassa nyata dipipi pantatnya. Dia segera menggerakan badannya mundur,

“Aahhh!!”

Kepala panis Minho menggesek lubangnya—rasa basah dilubangnya bertemu panasnya kepala keras itu membuat Jisung ingin klimaks sekarang juga.

“Oh dear sweetheart. Looks at you.... like dog in heat. Needy and desperate for my cock.” Bisik Minho, jemari yang tadi diputing Jisung turun hingga menggenggam penis yang sejak tadi dia abaikan.

“Hmm, you got hard in down here baby. Wanna cum ?”

Jisung mengangguk,”Yes—AAHHHH AAHHHHH AHH”

Minho tanpa aba-aba memajukan pinggulnya cepat—berkali-kali, “Ahh here it is hon—ahh~ damn!”

Minho mengalah dan kembali menegakan punggungnya, dia dengan konstan menusukan penisnya ke belahan pantat Jisung, sesekali sengaja menggesekan kepala penisnya di lubang Jisung.

“Ngghh !! ahahhh haahhh!! Ce-cepaaat~ lagihhh~~”

Minho menjilat bibir melihat pantat si hybrid mulai memerah, tangannya yang tadi menumpu kini sudah mencengkeram pinggul Jisung—gerakan pinggulnya tak semakin cepat, mengabaikan permintaan Jisung.

Gerakan tajam—pelan namun selalu bisa menggesekan seluruh batangnya dibelahan basah itu.

“AAHH!!!” Jisung menjerit saat penisnya diremas, lalu dikocok cepat.

“Ahhh ahhhh iyaahhh aahhh~”

Ranjang mereka berbunyi saat Jisung menggerakkan pantatnya berlawanan dengan Minho.

“Come on baby, cum~~ cum for me~” ucap Minho, jemarinya memainkan ujung penis Jisung, lalu dia sesekali menggigit ekor Jisung yang menjuntai dan menegang didepan mukanya.

“Ahhh—uuhh~MINHOUUu-SSII” Jisung menjerit lagi, kini dibarengi cairan panas keluar dari penisnya—mengotori tangan Minho dan spreinya.

“Ahhhh aahh~” Jisung mendesah pelan lagi pasca orgasmenya, ia merinding merasakan penis Minho masih keras dan panas dipantatnya.

“Mhhnghh~ s-sedikit lagi sayang~” desah SMinho pelan, Jisung menoleh dan mendapati visual menggoda dari sang Tuan.

Wajah tampan itu basah keringat, telinga nya memerah, dan poninya lepek—mata itu terpejam dan kepala itu mendongak nikmat.

“Ahhh~~ sayang—nghh!”

Belum lagi desahan penuh kepuasan itu.

Dan pantat Jisunglah penyebabnya—

Jisung feels so proud.

Maka dari itu dia kembali menggerakkan pantatnya berlawan arah, lalu tangannya juga menangkup belahan pantatnya. Diapun sengaja mengeluarkan desahan erotis—spesial treat for his beloved man.

“Ahhh~` aahhh iyaahhh~ aahhh be-besaar~”

Minho membuka matanya cepat, pemandangan yang tersuguh benar-benar membuatnya panas.

Jisung menjulurkan lidahnya, menoleh kebelakang, mata polos itu mengerjap antusias melihat bagaimana penis Minho maju mundur menggesek belahan pantat Jisung.

Dan apa-apan kata-kata nya barusan ?!¬

“Ahhh~~ ayohhh~ ayohhh geraaakk~ aahhh ahahhh~ besarrrr ahhh jijiii suukaaa”

Damn, this is Minho’s limit.

“AAAH JI !!” Minho mendorong pinggungnya—bahkan badan Jisung ikut terdorong kedepan. Semburan sperma menghiasi punggung Jisung—lagi-lagi rasa hangat sperma itupun membuat Jisung mendesah manja.

“Ahhh~~ nghmn~~ aah”

Minho mengecup ekor Jisung hingga pangkalnya, lalu naik menjilati spermanya dipunggung Jisung.

“Ahh ~~ noo.. nanti Jisung mau mandii sajjaaa~” rengek hybrid itu sambil mengambil nafas.

Minho mengalah dan memindahkan badan kesamping Jisung, ia mengusap wajah berpeluh itu.

“So good. My Jisung feels so good.” Bisiknya lalu mencium pipi dan bibir Jisung.

Jisung sendiri hanya tersenyum, memutar badan agar lebih gampang menerima ciuman si Tuan. Badan berkeringatnya dibawa keatas dada si Tuan, mendusel manja sambil sesekali terkikik karena jemari Minho memainkan ujung ekornya.

“Ugh—tidak enak..” ucapnya tiba-tiba, Minho menatapnya keheranan.

“Apanya sayang ?”

Jisung menaiki pangkuannya, membawa badan besarnya diatas Minho. Pantatnya ia goyangkan pelan.

Minho menatap wajah yang memelas itu bingung, Jisung menyebik kecil.

“Tidak enak...lepaskan pantiesnya Jisung ~~”

Tangan Minho diarahkan kearah kain hitam tipis yang masih menghiasi paha Jisung.

“Lepaskan pantiesnya... Jisung mau mandi..”

Damn this lil tease.

.

.

END