KING – CHANGLIX


Epilog.


Tahun 3CX19 dimana manusia telah berbaur dengan makhluk lain di semesta. Pesawat luar angkasa sudah terdengar lazim layaknya pesawat penumpang komersial.

BRAK !!

DAMNIT FELIX !!!”

Felix membuka matanya sambil terengah, ia meraba dadanya—masih utuh, badan atletisnya utuh tanpa kurang satupun.

Tegap dibalut seragam kuning Starfleet.

Medbay to Bridge!! LEWIS!! CEPAT KESINI SIALAN! KAPTEN BODOHMU SUDAH BANGUN DAN BAWA DIA PERGI DARI MEDBAYKU SEBELUM AKU MENYUNTIKNYA MATI!!”

Bridge. Ini Commander Lewis. Doctor Sam, tolong perhatikan ucapan anda. Sebelum saya melemparkan anda keluar starship—mengingat sekarang kita ada dijalur warp.”

Klik!

Panggilan diputus sepihak.

Felix menatap lekat pria berpakaian putih dan wajah masam itu. Dia berucap pelan.

“Hyunjin ?”

Dokter itu menoleh dan memandangnya judes, “Dude ! Serius ? Kau pingsan selama 30 jam dan tiba-tiba memanggilku dengan nama asia random seperti itu ?”

Sret!

Pintu otomatis Medbay terbuka, suara dalam segera menyapa.

Captain...”

Felix mendapati seorang pria tegap dengan balutan seragam sama sepertinya—hanya saja berwarna biru tua. Sepasang manik gelap bulat milik si pria tegap membuat rasa perih diperut Felix kembali.

“Oh, bagus. Hentikan eye fucking kalian dan pergilah ke kamar. Go fuck like bunnies.”

Dokter itu menggerutu dan meninggalkan Felix bersama si pria berseragam Biru yang nampak sangat datar dan cenderung dingin pada sekitar.

“Saya akan mengajukan komplain ke Akademi tentang sikap Doctor Sam.” ujar pria itu serius. Felix segera menggeleng pelan, “Biarkan saja... dia memang seperti itu sejak dulu.”

Felix sedikit kikuk saat ucapannya tidak dibalas, namun ia terus ditatap lekat. “Captain. Mari saya antar ke kamar.”

Felix menurut-menurut saja. Dia merasa tidak asing dengan keberadaan pria itu, bahkan saat ia membaringkan Felix dengan pelan di ranjang—Felix sungguh merasa ia pernah mengenal pria ini sebelumnya.

“L...Lewis?”

“Ya Captain ?”

Felix memejamkan mata, dan sekelebat wajah yang sama dengan Lewismuncul. Mengenakan pakaian khas berarmor dan memegang pedang.

“Silakan istirahat Captain.” Ucap Lewis pelan. Kaki jenjangnya akan menjauh dari ranjang sang Captain—jika saja ia tak mendengar satu suara pelan.

Naegeumwijang?”

Badan Lewis tiba-tiba merasa panas—namun degup jantungnya tenang. Dia berbalik dan melihat Felix yang terduduk diranjang, telihat bingung dan takut.

Captain. Anda baik-baik saja?”

Lewis mendekat dan duduk disisi ranjang. “Capt—“

Naegeumwijang? Apa artinya?”

Lewis yang mendengar pertanyaan sang Kapten segera dengan sigap meraih sebuah PADD di nakas.

“Itu sebuah bahasa korea. Berarti Komandan atau pemimpin dari Prajurit. Naegeumwi adalah Prajurit khusus yang menjaga raja dimasa Kerajaan Korea.”

Lewis membaca lancar informasi yang ditampilkan. Kini matanya beralih menatap Felix. “Dari mana anda mendengar kata itu Captain?”

Felix menggeleng, “Entahlah... tapi aku...mengingat wajah seseorang yang disebut Naegeumwijang.”

Lewis memicingkan mata tak paham, “Bagaimana bisa? istilah-istilah ini digunakan dalam masa kerajaan lampau Capt.”

Felix merinding, dia merasa ada angin dingin baru saja memeluknya. Melihat sang kapten menggigil, Lewis mendekat. Tangannya menggenggam kedua telapak kecil sang kapten.

Capt, anda baik—”

“Lewis aku takut... wajah naegeumwijang itu sama sepertimu.” ucap pelan Felix dengan wajah tegang.

End of Epilog.