S I R E N – The Dead Melody.

Bagian 1.


DSRT = deep sea rescue team.

Loosely based on Megalondon (2018) dan freeform! Siren (dimana penulis melakukan modifikasi pada makhluk Siren)

TW // pendiskripsian kekerasan dan luka secara eksplisit, makhluk fantasy, pembunuhan, kekerasan, animal abuse.

CW // kekerasan, kata-kata kasar, kecelakaan, pendiskripsian tentang kekerasan pada hewan.


“Minho-hyung tolong bicaralah pada temanmu itu. Aku benar-benar pusing dan tak sanggup lagi bicara padanya.”

Minho yang sedang mengawasi Radar menoleh pada si Ahli Kelautan yang baru saja bersuara.

“Ada apa lagi Jisung-ah?”

“Team Beta dari Departemen Kelautan yang melakukan investigasi dilaut perbatasan Jepang dan Korea meminta bantuan kita. Mereka meminta secara tidak resmi untuk meminjam beberapa orang dari DSRT kita.”

“Investigasi apa ?”

Jisung memutar mata, “Hyung, kau tahukan soal berita hilangnya 20 pelaut selama 2 minggu belakangan ?”

Minho mengernyit, “ Lalu ?”

“Ada beberapa ahli kelautan diluar negeri berasumsi para orang yang hilang sudah terkena ombak bawah laut dan sejenisnya. Ada yang bilang mereka hilang karena hal tidak logis lainnya…” Jisung mengambil nafas.

“Buruknya, baru saja… Perdana Menteri mengirimkan email padaku, meminta bantuan Tim Alpha kita untuk menyelam sebagai DSRT. Beberapa Team dari Amerika dan Eropa sudah turun tangan juga, mereka menyebar disepanjang perbatasan dan laut lepas di sekitar pulau hokaido dan yang berbatasan langsung dengan samudra pasifik.”

Minho mendengar Jisung dengan seksama saat seorang gadis masuk dengan secangkir kopi.

“Ada apa dengan wajah kalian berdua ? Kalian akan bercerai ?”

Jisung melirik sengit, “Jaga mulutmu Lucy.”

Minho menghela nafas, “Kau sendiri sudah menganalisa apa kira-kira penyebab hilangnya pelaut-pelaut itu ?”

Lucy berputar ditempat duduknya—putri bungsu penguasa pelabuhan Busan itu memainkan bolpoint sambil menyerobot pembicaraan.

“Kasus itu sudah dinaikan menjadi bencana internasional karena baru saja ku dengar 4 penyelam profesional dari inggris dan manhattan hilang saat melakukan investigasi. Channel Berita TV sudah menyiarkannya dengan bebas.”

“Karena badai laut ? atau mungkin seperti kasus Segitiga bermuda yang mengeluarkan gas tertentu yang berbahaya ?” Minho mencoba memberi masukan.

Jisung menggeleng, “Ombak dilaut sebelah barat Samudra Pasifik terhitung tidak besar karena ada banyak daratan disekitarnya.”

Belum sampai Minho kembali bicara, seorang pria masuk kesana dengan wajah masam.

“Jisung. Ku peringatkan kau. Jika sekali lagi kau ikut campur dan memasukan ku lagi ke daftar Team Alpha. Maka akan ku pastikan kau menyesal.”

Minho menahan badan si pria—

“Changbin...”

“Berapa kali aku harus bilang jika aku tidak mau menyelamatkan orang-orang bodoh itu?”

Jisung merasakan telinganya memanas, “Berhenti menyebut sesamamu bodoh sialan !!”

“Cih, aku tak sudi disamakan dengan makhluk kejam dan tak berhati seperti mereka !!”

Lucy berdiri dan menahan Changbin, “Changb—“

“Kau !! Ahli kelautan bodoh ! Kau selalu menyombongkan diri dengan pengetahuan, teori anatomi hiu, ikan dan dasar laut! Tapi apa gunanya semua kepintaranmu hah ?!!?!”

Jisung mengepalkan tangan, ucapan Changbin selanjutnya tak membuatnya lebih baik.

“Kau bahkan diam saat kita menemukan setumpuk bangkai hiu tanpa sirip di segala sudut laut !! APA KAU BAHKAN PERNAH BERPIKIR SIAPA SEBENARNYA YANG MENJADI PREDATOR DISINI HAH ?!?! KITA !! MANUSIA KEJAM DAN TAK BEROTAK LAH PREDATOR TERTINGGI DI BUMI INI !!!”

Lucy menelan ludah, tak bisa menampik fakta yang Changbin sampaikan. Dia hanya berusaha menahan Changbin agar tak maju mendekat ke Jisung.

“Kau bilang Hiu predator yang paling menakutkan di laut ? Cih, teori sampah! NELAYAN SIALAN ITU MENANGKAP HIU LALU MENGIRIS SIRIP MEREKA DAN DENGAN KEJINYA MEREKA MELEPASKAN LAGI HIU TAK BERSIRIP ITU DILAUT !!! MEREKA PIKIR SIRIP HIU BISA TUMBUH LAGI SEPERTI DAHAN POHON ?!!”

Jisung dititik ini terdiam, genggaman erat Minho ditangannya membuatnya sedikit tenang ditengah kemarahan Changbin.

“lalu kau !! Sulung Menteri Kelautan menyuruhku untuk turun ke laut menyelamatkan makhluk tak berhati seperti mereka ?! Maaf saja Han Jisung, aku lebih memilih meminum soda diatas tebing dan menikmati teriakan minta tolong mereka saat tenggelam.”

“Changbin cukup.”

Ke-empatnya menoleh. Suyeon dan Soyeon—si kembar tak identik—memasuki ruang kontrol itu dengan raut serius.

“Sekejam apapun, kita tetap punya kewajiban untuk memenuhi perintah Perdana Menteri. Changbin, aku akan menemani—“

“Lakukan sana, jadilah Ketua Team Alpha, Suyeon. Aku mundur.” Changbin menepis tangan Suyeon dan berjalan keluar.

“Jisung, kau seharusnya bisa lebih menjaganya…” Suyeon mengeluh melihat keadaan. Disisi lain Jisung hanya diam dan kembali kekursinya—mengawasi monitornya.

“Jika Changbin memang tidak mau turun tangan, biar aku dan Suyeon saja.” Soyeon berujar santai sambil mengamati monitor yang menampilkan gambar yang diambil kamera bawah laut mereka.

“Kalau begitu ajak Seungmin bersama kalian.” Ujar Jisung tiba-tiba. Minho menoleh cepat,

“Jisung, jangan—“

“Aku tidak mau tahu. Changbin harus tetap turun ke bawah sana. Itu sudah tugasnya. Aku akan memberitahu Seungmin sekarang.”

Minho menahan ucapannya diujung lidah, dia merasa jika ini akan benar-benar jadi masalah besar.

***

“V, bisa kau memperbesar volumenya ? aku tidak bisa mendengar suara kalian dengan jelas.”

Ruang kontrol kini berisi banyak orang.

Lucy, V, Joy, Minho, dan tentu saja Jisung sebagai pengawas akan membuat keputusan jika ada kejadian diluar rencana—dimana kali ini semua yang ada diruangan itu berharap Jisung sedang sakit dan tak bisa bicara.

Di layar utama menampilkan banyak indikator vital beserta jarak kapal selam dari menara utama. Wajah cantik dan fokus Suyeon, Soyeon, dan Seungmin mendominasi layar datar itu.

“3 mil dari permukaan.” Soyeon memberitahukan. Dia menurunkan kapal dengan kecepatan konstan. Seungmin dibelakang sana sedang mengawasi keadaan teknis—meski biasanya dia juga ada dibelakang kemudi kapal.

“Seungmin, mulai aktifkan radar dan sensor panas kalian.” Jisung memberi perintah.

“Apa? Lucy ? Jisung ? Kau bicara sesuatu? V, naikan volumenya.” Suyeon mengernyit bingung, dia berkali-kali menekan earsetnya—berusaha mendengar perintah dengan lebih baik.

“Halo? Halo Suyeon ? Kau mendengarku ? Ini volume tertinggi, akan berbahaya bagi telinga kalian untuk mendapat getaran audio dalam tingkat tinggi sementara kalian ada diwilayah dengan tekanan udara tinggi.” V memperingati, dia tampak berusaha merubah frekuensi demi menjaga jalur komunikasi dengan awak kapal.

“AHKK !! HEI SIALAN SUARA APA BARUSAN ??!!!” Soyeon memekik tiba-tiba sambil melepas earsetnya. Dia mengusap telinganya—dan tak lama ia mimisan.

“Detak jantung Soyeon meningkat. Aktifitas otaknya juga. Dia panik. Suhu badannya tinggi” Joy sebagai Dokter melapor dan tampak mengetuk microphonenya.

“Ini Joy, Seungmin tolong kompres tengkuk Soyeon dengan alkohol beku agar suhu tubuhnya turun. Pastikan juga mimisannya segera berhenti.” Perintahnya. Seungmin dilayar tampak mengernyit namun segera meraih kotak obat mereka.

“Suyeon, apa yang terjadi disana ? Apa yang Soyeon dengar ?” Jisung bicara di microphone V.

“Entahlah Ji, kami tak mendengar apapun.” Suyeon memegang kendali penuh kapan, Seungmin merawat Soyeon dengan telaten.

“Maaf, Jisung-ssi... sepertinya Soyeon-ssi tidak kuat berada dikemudi. Dia harus ditarik kebelakang.” Ucap pemuda itu pelan. Jisung melempar pandangan ke Joy.

“Sialan Jisung, Seungmin tidak berbohong atau sok tahu. Soyeon harus mundur. Biarkan Seungmin menggantikannya.” Joy menghardik kesal mengetahui arti pandangan Jisung barusan.

Minho melihat itu dengan kesal, Jisung benar-benar harus berhenti seperti ini. Masalahnya dengan Seungmin dan Changbin harus segera diselesaikan.

“Lucy, bisakah kau memeriksa keadaan mesin 2 ? aku mendengar usara gemuruh. Tapi sepertinya bukan dari luar.” Suyeon menurunkan kecepatan, ia tampak menatap keluar kapal mini itu—kaca tebal tembus pandang itu membuatnya sedikit merinding karena panorama gelap lautan benar-benar terlihat didepan wajahnya.

“3 mil dari permukaan.” Seungmin melaporkan, dia tampak membagi fokus ke monitor control dan untuk mengecek Soyeon dibelakang sana.

“Suyeon, apa kau merasa ada yang aneh dengan badanmu ?” Joy bicara dengan nada bingung terselip.

Suyeon dilayar tampak mengernyit, “Tidak. Aku baik-baik saja. Kenapa memangnya ?”

“Oh, baguslah. Tetap fokus dan segera temukan orang-orang itu.”

Joy melambaikan tangan ke Jisung agar mendekat ke meja kerjanya, dia menunjukan layar monitornya. Grafik vital Suyeon yang tampil disana menunjukan jika denyut jantung Suyeon melemah secara konstan—sangat kontras dengan penampian Suyeon dilayar yang menunjukan jika Suyeon masih fit dan fokus.

Tit!

Tit!

Tit!

Minho berjengit kaget, meja didepannya menunjukan sebuah objek mendekat dengan cepat dan berada dalam jalur sama dengan kapal Suyeon.

“SUYEON PERHATIKAN !! ADA SESUATU MENDEKAT KE ARAHMU DENGAN CEPAT !!” V memekik, dia mencoba mengecek melalui kamera-kamera yang sudah mereka turunkan disana sebagai pengawas jalur.

“TIDAK ADA APAPUN DIRADAR KAMI !!!” Suyeon memekik panik—saat itulah Seungmin memekik keras.

“TELINGAMU SUYEON !! TELINGAA !!” Seungmin menyambar kertas atau apapun didekatnya untuk mengusap lelehan darah dari telinga Suyeon.

“Aku tidak merasakan apapun !!”

“SUYEON ARAHKAN KAPALMU KE KANAN !! KELUAR DARI JALUR TABRAKAN !!” V memerintah cepat. Jisung menekan microphone pemuda itu untuk disambungkan ke earsetnya. Ia mendekat kearah Minho untuk mengawasi keadaan.

“SUYEON BERBELOK KE ARAH JAM 2 !! BERBALIK LAH DAN AMBIL JALUR LAIN !!”

Minho dan V terkejut, “Jisung/Jisung-ssi !!!”

V mengusap wajah kasar, “Tidak bisa begitu. Kamera bawah laut kita sudah diatur. Jika kita keluar jalur maka pengawasannya tidak akan bisa berjalan!”

Tit !! Titt!

1 objek lain muncul, sama-sama berkecepatan tinggi dan menuju kapal Suyeon.

“OH!! Bukankah itu semua kapal selam kita juga ?!” Lucy yang mengawasi kamera bawah laut melihat bagaimana kapal yang diisi team Beta 2 menekan kecepatan penuh.

“V, sambungkan ke Kapal Tim Beta 2!” Jisung kembali ke bridge ruang kontrol dimana V berada. Dia menatap penuh kebingungan semua kejadian aneh ini.

“Tersambung ke Kapal A32-OF. Yang ada disana Chungha, Sungjae dan Hoseok.” V merubah tampilan layar dikirinya—dan terlihatlah keadaan dalam kapal itu.

“SUNGJAE !!!” Joy memekik keras dan berdiri dari kursinya. Rautnya terkejut sama seperti seisi tempat itu.

Penuh darah.

Tubuh Chungha tercabik dan berserakan diatas kursi kemudi. Dibelakang sana tergantung badan hoseok yang memucat bak kehabisan darah, lalu ... Sang Ketua—Sungjae Yook dengan obeng ditangannya baru saja menusuk lehernya sendiri. Tepat saat kamera tersambung.

Jeritan wanita terdengar disana sebelum sambungan komunikasi terputus.

Joy terjatuh dilantai kantor, pandangannya kosong dan badannya bergetar hebat. Lucy segera memeluknya. Mencoba menarik fokus Joy karena wanita itu sangat pucat dan mengeluarkan keringat dingin.

“A-aku akan mencoba menghubungkan dengan kapal A34-AD. Disana ada Jungwoo, Hyungwoo dan Wooseok—ARGHH !!” V tiba-tiba melepas earphonenya dan melempar benda itu menjauh.

“Sialan !!” V mengusap telinganya, Minho berpindah dari posisinya—mengambil earphone V dan memakainya.

Haaaa~

Suara lembut wanita dengan volume sedang terdengar dari sana.

“ARGHH!!!” Pekikan keras Wooseok terdengar—sebagai menu pembuka adegan keji dilayar besar disana.

Jungwoo—si manis dari Team Beta 2 itu tampak dingin dengan mata yang entah sejak kapan berwarna biru terang.

“JUNGWOO !! JUNGWOO KAU MENDENGARKU—“

Crash !

Gunting yang dibawanya sukses menembus mata Wooseok yang tersisa—yang kanan sudah lebih dulu mengalirkan darah.

Lucy memeluk Joy dan menyembunyikan muka wanita itu didadanya.

Semua terdiam karena tahu suara mereka tak sampai ke sana—mereka diam mengamati bagaimana Jungwoo tanpa takut mencabik Woo Seok dan HyunWoo.

“Jungwoo...” V memanggilnya pelan. Tak lama terdengar suara wanita lembut—seperti sedang berbisik.

Semua terkejut mendengarnya karena demi apapun—dilayar sana terlihat jika Jungwoo lah yang menggerakan bibirnya, bukan wanita manapun.

“Su-suara siapa itu ?” Lucy bergidik takut.

Suara lembut bak angin berdesau itu kembali terdengar, kini dibarengi dengan Jungwoo yang mendekat ke kamera yang terhubung dengan Kantor Pengawas.

“Pergilah...” suara Jungwoo bercampur suara pelan wanita itu terdengar jelas.

CRASHH !!

Lalu Jungwoo melakukan hal yang sama dengan Sungjae. Menusuk lehernya sendiri.

Syyut!

Layar itu mati. Tulisan CONNECTION ERROR dan sederet pemberitahuan jika sumber koneksi terputus membuat nafas seisi ruangan tercekat.

“A-aku akan panggilkan Changbin.” Minho segera melepas earphone V dan berlari keluar ruangan.

Jisung berdiri mematung tanpa bicara, lalu saat ia sadar ia segera bergegas memerintah V kembali.

“Sambungkan lagi ke kapal Seungmin !!! Cepat !!” Jisung kini menggeser kursi Joy, ia menatap lekat bagaimana grafik Vital Suyeon, Soyeon, dan Seungmin masih terdeteksi.

Keadaan Suyeon dan Soyeon melemah. Namun Seungmin masih dalam keadaan fit.

“Jisung-ssi !! Aku tidak bisa menemukan saluran mereka. Ada sesuatu yang memblock frekuensi kita!” V tampak panik juga, jangankan terhubung dengan suara, kamera yang ada di kapal Seungmin pun tak bisa diakses oleh V.

“Kita tidak bisa tersambung sama sekali. Entah itu visual ataupun audio.” V mengusak rambutnya.

Jisung mengigit bibir gugup—ia sesekali melirik pintu masuk.

Ah ya, tadi Minho-hyung bilang dia akan memanggil Changbin ?!

“OH!!! SEUNGMIN MENGIRIM PESAN DARURAT ! Dia bilang dia melepaskan Rookie !!” V kembali mengotak-atik panel kontrol didepannya. Jisung mendekat, sedikit senyum muncul diwajahnya.

“Bagus. Sekarang akses Rookie. Buat dia mengikuti dan mengawasi tempat sekitar. Aktifkan sensor panasnya.”

V mengangguk paham. Tak lama suara gemerisik terdengar lalu layar menampilkan gambar dari sebuah kamera robot berbentuk seperti gurita.

“Sensor Rookie tak menangkap panas tubuh manusia. Tapi sensor suaranya menangkap frekuensi aneh. Aku tidak tahu jenis gelombang ini.” V mengernyit. Dia mencoba mengendalikan Rookie dan membuatnya mengikuti jalur kapal Seungmin.

BRAAAK !!

“JISUNG BRENGSEK !!”

BUG !!

Jisung tidak siap saat Changbin memberinya satu tonjokan keras. Ia terhuyung hingga tersudut ke meja V.

“Kau tahu ada yang aneh di laut itu... DAN KAU MASIH MENGIRIM SEUNGMIN KESANA ?! MESKIPUN DIA SUDAH DALAM STATUS NON-AKTIF ?!?! APA KAU SEBEGINI BENCI NYA PADAKU HAH ?!”

BUG !!

Satu pukulan kembali diberikan. Jisung diam tak berani bicara apapun.

“Kau sengaja kan ?” Suara Changbin lebih lirih. Jisung meliriknya, jemarinya mengusap darah disudut bibir.

“Kau sengaja mengirimnya agar aku juga ikut turunkan ?” Changbin mencengkeram bahu Jisung erat. Mata Changbin bersiap menumpahkan air—Jisung membuang muka.

“Ya. Aku memang sengaja.”

BRAK !!

Changbin mendorong Jisung keras hingga menabrak kursi Joy dan berakhir terbaring dilantai.

“Baiklah kalau begitu. Teruslah awasi aku lewat monitor kesayanganmu. Jangan sampai kau melewatkan bagaimana aku tercabik dibawah sana.”

Changbin berbalik, sebelum keluar dia sempat mengucapkan hal lain.

“Wajar saja Seungmin sangat ketakutan padamu. Dia pasti tahu jika kakak tirinya yang dielukan seluruh Keluarga itu sebenarnya berdarah dingin. Wajar jika dia menyukaiku lebih daripada menyukai mu.”

BRAK !

Pintu tertutup keras, Minho menatap kepergian Changbin sejenak—lalu melirik Jisung. Pria itu menghela nafas, lalu mengejar Changbin.

“Jisung…” Lucy yang selesai menenangkan Joy kini beralih membantu Jisung berdiri. Dia mendudukan pengawas itu ke kursi Joy.

“Jisung…Jisung-ssi !! Dengarkan ini !!” V memekik panik, dia segera memutar rekaman suara yang berhasil ia gandakan dari data Kapal milik Sungjae.

Suara wanita lembut mengalun. Jisung Lucy , dan V sempat merinding mendengarnya.

“Sinnielle? Miae ?”

Suara datar perempuan terdengar lirih disela suara adlibs lembut tadi.

“Kau sembunyikan Sinielle?”

Jisung menekan button pause.

“Cukup, aku tak sanggup mendengarnya lagi. Suara wanita itu mengerikan!” kesalnya.

“Sepertinya makhluk yang membuat ulah ini mencari kawan mereka...” Lucy yang masih memakai earset meneruskan rekaman itu.

“Namanya Sinielle dan Miae ?” Lucy bermonolog.

“V, kirimkan semua rekaman audionya ke komputerku. Akan ku analisa.” Lucy melepaskan earsetnya dan bergegas kembali ke meja kerjanya.

Jisung hanya bergidik, ia bersandar ke meja sambil memijat pelipis. Dia selalu percaya bahwa Tidak ada makhluk aneh yang tidak bisa dilihat...semuanya nyata. makhluk seperti itu tidak ada.

Tit!!

Tit!!

“Jisung-ssi...” V memanggil pelan.

Jisung mendekat, “Ya?”

Pemuda itu menunjuk ke sebuah tampilan—kali ini rekaman video dari kapal Sungjae.

“Sepertinya... masalah kali ini benar-benar aneh...”

Jisung tertegun, dia menatap layar itu tanpa berkedip.

“Ini tertangkap kamera saat kapal baru saja memasuki laut. Sepertinya makhluk ini mengikuti kapal kita. Rookie pun sekelebat menangkap bayangan berbentuk seperti ini...”

Jisung masih belum sanggup bicara. Dia mengernyit heran.

dark mermaid

“Makhluk ini...bukan dongeng?”

TBC!

n y o n y a b a n g