LOST (BeomTae)

Sebagai mahasiswa biasa Taehyun terkadang memang membutuhkan uang lebih untuk keperluan tiba-tiba, apalagi ditambah jika dia tinggal jauh dari rumah. Dan karena sahabatnya yang hits dan luar biasa kaya, Kai, akan mengadakan pesta ulang tahun ke 20 nya dengan mewah, Taehyun tidak bisa tidur nyenyak.

Bayang-bayang sisa uang direkening yang tempo hari ia lihat setelah membayar biaya semester membuatnya takut memegang kartu kredit. Dia tak punya cukup uang untuk membelikan Kai hadiah—meski sahabatnya itu bilang jika tak perlu hadiah. Ia tahu Kai menginginkan sebuah jaket sialan berharga sama dengan uang saku Taehyun selama 3 bulan.

Akhirnya mengorbankan waktu bersantainya, Taehyun mengajukan lamaran ke sebuah tempat wisata klasik dikota tempatnya tinggal

***

TXT BeomTae FanFiction

LOST By Nyonyabang

Selamat Ulang Tahun Erry, iya ini hadiah nya telat 9 hari… maklum PPKM jadi distribusi kurir terhalang.

Pokok intinya SELAMAT BERTAMBAH USIA BESTIE :***

Awas : Ini sok serius

***

CORN MAZE

Ya... Labirin jagung

Dia memanfaatkan ingatannya yang bagus sebagai pengawas tower dan regu penyelamat. Beruntung pekerjaan ini hanya memakan waktu akhir pekannya. Bekerja ditempat itu sudah Taehyun anggap sebagai pengisi weekend yang cocok—lagipula boss nya setuju untuk memberinya gaji per minggu

So, everything perfect

Ia juga mendapat banyak pengalaman baru disana, seperti memarahi pengunjung yang menerabas dinding labirin, menyelamatkan sekumpulan anak-anak labil yang menangis kebingungan ditengah labirin, hingga membantu pengunjung yang kehilangan temannya.

Hingga suatu hari ... ia mengalami hal yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya.

Akhir pekan itu adalah pekan ke-4 nya bekerja, ia sudah menerima gaji per-minggunya dan kurang 1 pekan sebelum uangnya cukup untuk membeli hadiah.

Siang itu ia baru saja tiba dan bersiap di pos jaga barat. Di sini ia hanya harus mengamati pengunjung yang baru saja masuk. Hingga 2 jam setelahnya, tak ada kejadian berarti. Hanya ada sekitar 10 pengunjung yang masuk siang ini, dan yang paling Taehyun ingat adalah seorang pemuda seusianya dengan fashion hitz seperti Kai. Dari atas kepala sampai yang diinjak kaki semua branded. Pemuda itu mulai memainkan ponselnya setelah berbelok 25 tikungan dan membentur 2 jalan buntu.

“Taehyun, bisa kau gantikan aku di pos timur ?”

Suara handy-talkie membuatnya kaget, ia segera menyahut, “Kak Soobin? Baiklah tunggu sebentar aku akan memberitahu Kak Yuju ...”

Taehyun segera menuju stall manager diluar pos jaganya. “ Kak Yuju , Kak Soobin memintaku menggantikannya. Siapa yang akan jaga disini ?” tanyanya. Kak Yuju mengangguk paham, “Iya, barusan dia juga menghubungiku. Tak masalah, Jisung bisa menggantikanmu sementara sampai Donghyuk datang. Kau bisa ke pos timur sekarang.”

Pos timur dimanageri Pak Gikwang, pria itu menyapa Taehyun sambil membrikan satu botol isotonik dan 2 camilan. Taehyun menyempatkan untuk bertanya, “Pak Gikwang , kenapa Kak Soobin tiba-tiba minta digantikan ?”

Pak Gikwang tertawa keras sambil menunjuk mesin minuman otomatis, “Dia sakit perut karena salah minum. Dia tak biasanya minum jus manga”, Taehyun menggigit bibir menahan tawa, “Ah baiklah, aku akan segera berjaga.”

Pos Timur adalah pintu keluar, pekerjaan disini sedikit lebih sibuk dibanding pos barat. Kebanyakan operator disini harus mengarahkan pengunjung yang sudah panik tak bisa keluar. Radius 200 m dari pintu keluar bisa terasa jauh karena terlalu lelah dan kebingungan melihat dinding jagung labirin.

Tak banyak yang terjadi, Taehyun tadi hanya mengarahkan 3 gadis pengunjung dan selain itu semua baik-baik saja.

Jam dinding dipos jaganya menunjuk pukul 08.24 pm, Pak Gikwang masuk dan memberitahunya jika pukul 08.45 pm semua pengunjung harus sudah keluar.

“Kita tutup lebih awal. Sepertinya Pak Doojoon akan mengumpulkan semua pekerja untuk acara khusus.”

Taehyun mengangguk paham, menit selanjutnya ia melihat sepasang kekasih bisa keluar dari labirin itu dengan selamat sentausa. Ia segera menyampaikan pemberitahuan.

“Selamat malam para pengunjung. Saya penjaga Taehyun dari Pos Timur akan menyampaikan pengumuman. Hari ini kami akan tutup lebih awal, sehingga pengunjung semua diharapkan keluar pada pukul 08.45. pm. Jika anda mengalami kesulitan segera tembakan pistol warna yang diberikan di pintu masuk. Penjaga kami akan segera menemui anda dan membantu untuk keluar. Sekian pengumuman dari kami. Terima kasih.”

Pak Gikwang mengetuk pintu masuk pos saat Taehyun baru saja menjauh dari microphone.

“Hyunie, kau akan jadi koordinator utama hari ini. Kak Yuju sudah pulang lebih dahulu. Jadi semua cctv akan menyambung ke komputer mu. Kau bisa mengarahkan penjaga dari pos lain untuk membantu pengunjung. Ku serahkan semua padamu.”

Mulut Taehyun menganga,

Tunggu... Ini pertama kalinya Taehyun menjadi Koordinator. Biasanya jika bukan Kak Yuju , ada Kak Jisoo atau Kak Jinhwan yang menjadi Koordinator.

Dor !

Dor !

Tembakan warna 2 kali terdengar ditempat berbeda, Taehyun segera kembali fokus dan memperhatikan 3 layar LCD didepannya.

“Baiklah, untuk 2 pengunjung yang barusan menembakan pistol warna. Mohon jangan berpindah dari tempat anda sekarang. Penjaga kami akan segera menuju tempat anda masing-masing. Terima kasih.” Taehyun mematikan Microphone dan berbicara diHT nya,

“Pos Selatan ! Untuk penjaga pos selatan, mohon mengirim 2 penjaga untuk 2 pengunjung yang ada diradius pos. Pengunjung pertama, ada di titik 3,4R ditikungan. 3 gadis dengan celana jeans dan jersey baseball. Pengunjung 2, 4 anak sekolah menengah dengan ransel di titik 3,8E dijalur lurus. Mohon segera turun membantu mereka.”

Taehyun mengklik 2 tampilan CCTV untuk memantau 2 pengunjung barusan, HT nya kembali berbunyi,

“Disini Jun di pos selatan. Aku dan Minho akan sudah turun dari pos. Kami segera menemui pengunjung. Thanks Taehyun.”

Tak lama Taehyun bisa melihat jika Minho sudah bersama dengan Pengunjung ke-2. Taehyun baru saja akan menghela nafas lega saat menatap jam dinding yang menunjuk pukul 08.36 pm.

“Ah, aku harus mengecek untuk yang terakhir sebelum tutup.”

3 menit ia habiskan untuk memeriksa CCTV, dan ia mendapati 2 penjaga dan 7 pengunjung sudah ada diradius Pos Timur untuk keluar. Taehyun hampir mematikan HT nya dan berkemas saat ia mendapati seseorang berpindah dari satu CCTV ke CCTV lain—dengan kata lain orang itu berlarian dilabirin.

Astaga ya tuhan !

Taehyun baru sadar, sejak tadi ia melihat para pengunjung keluar ia tak melihat pemuda kekinian yang menggunakan snapback tadi.

Ia melihat lebih teliti kelakuan pemuda itu.

Pemuda tinggi itu tampak berbelok serampangan dan berjalan tak tentu arah didalam sana. Berita buruknya ia berada ditengah labirin, dan sialnya ia terlalu fokus pada smartphone.

“Dasar sialan...” umpat Taehyun. Ia segera menyalakan microphone, “Hoi ! Kau yang memakai snapback dan berjaket hijau-hitam ! ! Diam ditempatmu atau aku dan tempat ini tak akan peduli jika kau tak bisa keluar semalaman !” umpat Taehyun kasar.

Tampak di CCTV anak itu berhenti dan mendongak melihat sekeliling kebingungan. Tak lama ia segera berbalik dan berlari—sayangnya bukan kearah timur. Taehyun sebal luar biasa. Ia segera menyambar ponselnya, jaket jaga, dan tongkat pemukul untuk berjaga. Pengunjung sialan itu benar-benar membuatnya sebal, Taehyun ingin segera pulang sekarang !

Dipintu keluar ia berpapasan dengan Jun, Minho dan 7 pengunjung tadi.

“Oh Taehyun, kau mau kemana ? Bukannya waktunya tutup—OI ! ! Kenapa kau membawa pemukul ?!” pekikan Minho diabaikan.

Terima kasih atas ingatannya yang tajam dan otaknya yang pintar, Taehyun berlari secara lancar melewati setiap tikungan dan tiba ditengah labirin. Ia membuka ponselnya dan mengklik aplikasi gps khusus dari perusahaannya. Aplikasi ini akan menunjukan ada tidaknya pengunjung didalam labirin.

Taehyun bersyukur pengunjung itu hanya berjarak 200m darinya. Ia segera melewati beberapa belokan—

“ARGH ! ! Sialan !”

Suara teriakan sukses membuat Taehyun panik setengah mati.

Bagaimana jika terjadi sesuatu pada pengunjung itu ?

Mau semarah apapun Taehyun, ia tetap harus memprioritaskan keselamatan pengunjung.

“Hey ! Kau baik-baik saja ?!?!” teriak Taehyun. Suara angin menelan teriakannya, gemirisik daun jagung hanya menambah panik Taehyun.

Ia segera berlari sesuai jalan—

BRUKK ! !

—hanya untuk menabrak sebuah tubuh tegap. Sialannya ia terhuyung dan terpeleset daun jagung yang lepas.

Hasilnya, ia sukses terjerembab.

“Aduh!!” pekiknya.

Orang yang tabrak—pengunjung yang sejak tadi dicarinya langsung berjongkok dan melepas satu earphone ditelinganya.

“Hey maaf, kau baik-baik saja ?” Taehyun meringis sambil menyentuh pergelangan kakinya, namun ia masih bisa menjawab jelas.

“Tak masalah, mungkin terkilir sedikit. Yang penting sekarang kita harus keluar dari sini sebelum semua lampu mati dan kita terjebak.” Ucap Taehyun sambil berdiri.

Sayangnya, ia lagi-lagi terhuyung. Bedanya, kini si pemuda siap siaga menerima tubuhnya sebelum menyentuh tanah.

“Hey hey, easy pretty boy.... kau terkilir, dan yang terpenting sekarang adalah kita menangani itu dulu. Jangan bergerak !”

Si pemuda mendudukan Taehyun, dan menyibakan jeans yang Taehyun pakai hingga betis. Ia menurunkan kaos kaki dan bahkan melepaskan sepatu Taehyun.

“Hey ! Apa yang kau—“

“Diamlah, aku tidak akan melakukan hal yang buruk. Akan coba ku pijat, semoga membaik.”

Benar saja, pemuda itu memijat pelan pergelangan kaki Taehyun. Setelah beberapa saat, tiba-tiba lampu yang terpasang diatas hamparan labirin jagung itu mati.

ASTAGA BAGAIMANA BISA TAEHYUN LUPA JIKA LAMPU DISINI DI SET OTOMATIS ?!

Pasti Pak Doojoon sudah mengaturnya.

“Sialan, sepertinya kita harus keluar sekarang.” Pemuda tadi langsung berjongkok dan membelakangi Taehyun.

“Cepat naik kepunggungku. Akan lebih cepat jika aku membawamu lari.”

Kenapa kesan nya seperti dia akan menculik Taehyun sih ?

Karena terdesak perasaan takut gelap dan takut kena marah manager, akhirnya Taehyun menaiki punggung itu dengan cepat.

“Baiklah dipersimpangan depan, kita harus belok k—“

“Diam aku tahu. Pegangan yang erat dan nyalakan senternya kedepan, aku akan berlari.”

Taehyun dibuat takjub bukan main karena pemuda itu sudah lebih dari sekedar hafal akan jalan dilabirin.

Lalu ... kenapa tadi dia berlarian seperti orang kehilangan arah ?

“Tahan sebentar ya, 2 menit lagi kita sampai.” Nafas pemuda itu jelas terdengar terengah, namun ia tetap menggendong Taehyun dan berlari.

Taehyun melonggarkan sedikit pelukannya dileher pemuda itu, ingin memberi spasi untuk bernafas, namun tanganya ditahan.

“Tetap pegangan... aku tak mau kau jatuh.” Bisiknya pelan. Taehyun sukses merona.

Ia menyembunyikan muka dibahu si pemuda.

Astaga pemuda ini keren sekali, bau parfumnya juga—

Tanpa sadar Taehyun merapatkan muka keleher si pemuda, terbuai dan merasa jika kelelahannya hari ini lenyap seketika.

“Oh itu Beomgyu ! ! Hoi !! Dasar menyusahkan !!”

Taehyun langsung mendongak kaget dan membuat pemuda yang menggendongnya kehilangan keseimbangan. Beruntung ia segera mendekat kedinding gerbang pintu keluar.

Pemuda itu berjongkok, memberi kode jika Taehyun bisa turun.

“Baiklah, kau baik-baik saja kan ?” tanyanya sambil kembali memeriksa kaki Taehyun.

“Tak masalah... yang penting...” Taehyun mengalihkan pandangan ke Kak Yuju dan Jun yang berdiri tak jauh dari sana.

“Maaf Kak Yuju, tadi aku menjemput pengunjung ini dan jatuh—“

“Maaf kak Yuju, tadi aku memakai earphone. Jadi tidak mendengar pemberitahuan.”

Nada kasual si pemuda pada Yuju membuat Taehyun kaget, ia menatap 2 orang itu bingung. Yuju yang sadar langsung menjelaskan,

“Ah Taehyun maaf, anak bodoh ini adalah keponakan Pak Doojoon. Lain kali jika dia datang biarkan saja—anggap saja tak terlihat. Ngomong-ngomong , bagaimana lukamu ? kau butuh tumpangan untuk pulang ke asrama ?”

Taehyun semakin mengernyit, “Tunggu... dia... keponakan Pak Doojoon? Dia sangat hafal—“

“Tentu saja, aku yang membantu desain labirin ini...” sahut si pemuda. Taehyun masih dalam ketidak percayaannya. Yuju langsung memutuskan sepihak,

“Baiklah, Jun kau bisa pulang sekarang. Biar Taehyun pulang bersama Beomgyu. Maaf membuatmu tertahan disini...”

Jun melempar satu pandangan pensaran ke Taehyun sebelum segera berlari menjauh.

“Aku juga akan pergi sekarang. Beomgyu, pastikan Taehyun pulang dan lukanya terawat. Awas kau akan ku adukan pada Paman mu !”

Dan dengan itu Yuju lenyap bersama mobil merahnya, meninggalkan Taehyun yang melongo.

“Eum, jadi... aku akan mengantarmu dan merawat kakimu... ngomong-ngomong...” pemuda itu menghadap Taehyun dan menyodorkan tangan.

“Kenalkan, aku Beomgyu. Maaf jika aku merepotkanmu hari ini...” ucapnya sambil tersenyum minta maaf. Taehyun membalas jabatan tangan itu,

“Aku Taehyun. Tak masalah, aku juga minta maaf karena membuatmu harus mengantarku pulang...”

Beomgyu tersenyum lebar, tanpa aba-aba ia mengangkat tubuh Taehyun dari tanah.

Mendapati dirinya digendong secara bridal jelas membuat merona. Taehyun berbisik,

“Astaga... a-aku bisa berjalan hingga mobilmu...”

Beomgyu menggeleng keras, “Tidak ! Aku tak mau kakimu semakin bengkak...”

Taehyun menunggu lanjutan kalimat itu dengan hati berdebar. Namun hingga mereka sampai dimobil Beomgyu hanya tersenyum saja.

Pintu penumpang depan dibuka , Taehyun didudukan rapi. Beomgyu tersenyum makin tampan, ia mengecup hidung Taehyun cepat,

“Aku tak pernah keberatan jika diminta untuk menggendong laki-laki menawan sepertimu”

Dan sepanjang perjalanan, Taehyun hanya bisa meringkuk didekat jendela sambil tersenyum malu.

FIN

***

OMAKE

“Ngomong-ngomong Beomgyu, jika kau sehafal itu... kenapa tadi kau berlarian tak jelas dilabirin ?”

“Oh itu, aku sedang memainkan Pokemon Go. Biasanya aku bisa dapat 4 monster—Awww ! ! Astaga Taehyun jangan menjambakku ! Oii ! ! aku sedang menyetir ! !”

OMAKE END