write.as

berharap tak berpisah

Hansol bukan tipe orang yang suka clubbing atau dugem, tapi bahkan ia pun tahu kalau lagu ini sudah seperti lagu kebangsaan anak ibukota yang wajib diputar pada event apapun.

Siap? One, two, three, uh...

Bahkan sebelum intronya dimulai, semua orang seakan disetrum energi mendengar suara Reza Artamevia yang menggelegar melalui speaker. Sepertinya mereka lupa bahwa belum sepuluh menit yang lalu duduk di atas karpet dan bertangis-tangisan karena akan berpisah.

Mereka yang tadinya memilih untuk hanya duduk-duduk, sampai tergerak untuk bergabung di lantai dansa, yang sebenarnya hanyalah ruang kosong berlapis karpet di depan meja DJ dan langit-langitnya digantungi bola disko.

Ingatkah 'kan dirimu, yang pernah menyakiti aku...

Meja DJ menjadi penuh sesak kala Seokmin berlari sprint dari meja makan tempat ia awalnya bercengkrama bersama Jeonghan, Jisoo, dan Jihoon untuk bergabung bersama Soonyoung dan Seungkwan. Hansol tidak bisa menahan tawa— Seungkwan biasanya memilih untuk menyoraki dari pinggir tanpa menjadi pusat perhatian, namun kini terlihat riang gembira menyesuaikan ledakan energi heboh kedua kakak tingkatnya, berebut mic karaoke murah yang dibawa oleh Minghao untuk acara ini.

Suara kekasih Hansol itu mengiringi lagu aslinya dengan indah, meskipun kualitas micnya buruk. Hansol ikut menyoraki Seungkwan, tentu tanpa lengah mengawasi keadaan fisiknya, karena kini pacarnya itu semakin pintar menyembunyikan keletihannya agar dapat terus ikut asik-asikan. Tipikal Seungkwan yang FOMO.

Kau kecewakan aku, tapi kumaafkan salahmu... Mmhmm...

Mengikuti Minghao, Junhui, dan Chan yang sedari tadi tanpa lelah menari, kini Mingyu pun buru-buru meletakkan kamera tanpa mau ketinggalan keseruan berjoget.

Kalau menilik liriknya, Hansol rasa lagu ini cocok untuk kegiatan mereka malam ini. Bukan bagian menyakiti dan meninggalkan-nya, tapi bagian satu malam terakhir kali mengenang apa yang telah mereka lalui. Mungkin besok-besok mereka tidak akan bersama lagi, namun malam ini, mereka memiliki kesempatan terakhir bersama-sama.

Kini berganti kisah, ku menyakiti dirimu...

Energi di lantai dansa mulai menaik. Sudah menjadi rahasia umum bahwa Jeonghan adalah orang paling mager di kru ini, tapi ia juga jagonya clubbing, jadi tentu saja tidak diragukan lagi ia beranjak dari tempat duduknya di meja makan dan bergabung di lantai dansa, menarik Seungcheol dari sofa untuk berdiri dan menikmati lagu bersamanya.

Tapi apa yang terjadi, kau meninggalkanku...

Bagian pre-chorus, tersisa Wonwoo dan Jisoo yang masih duduk. Bahkan Jihoon saja, yang biasanya enggan berpartisipasi, ikut menari setelah dirayu Soonyoung. Dengan kegesitan seekor kucing, Junhui akhirnya berhasil menarik Jisoo, yang lalu menarik Wonwoo berdiri.

“TEMEN-TEMEN SEMUANYAAAA, KITA MINTA IZIN!!” teriak Soonyoung ke dalam mic layaknya pemandu bis pariwisata. Menambah antisipasi, Seungkwan dengan sigap menaikkan volume lagu hingga dinding bergetar.

Izinkan aku, untuk terakhir kalinya...

Chorus dimulai, semuanya menggila. Seokmin keluar dari belakang meja DJ meninggalkan Seungkwan dan Soonyoung untuk menari bersama Mingyu, sebuah tarian konyol yang entah bagaimana cocok dengan lagunya. Di tengah lantai dansa, Chan dan Minghao memperlihatkan skill menari yang keren, sementara Jun menyambar piala Best Staff milik kekasihnya dari meja, bergantian dengan Seungcheol serta Hansol bernyanyi keras-keras menggunakan piala yang dijadikan mic bohongan.

Semalam saja bersamamu, mengenang asmara kita...

Jeonghan sang jagonya clubbing bergerak santai mengikuti lagu, dan meskipun ia tidak terang-terangan berjoget seperti yang lainnya, jelas bahwa titel raja dugem memang berhak ia sandang. Tak jauh dari situ Jisoo pun menikmati lagunya dengan kepiawaian seseorang yang terbiasa oleh skena seperti ini.

Dan aku pun berharap, semoga kita tak berpisah... Dan kau maafkan kesalahan yang pernah kubuat...

Lalu tentu saja, dua orang yang hanya memperhatikan dari pinggir, namun tawa terbahak-bahak tidak henti keluar dari mulut mereka.

Wonwoo dan Jihoon menonton sembari Mingyu yang besar dan kikuk tidak sengaja menyikut dada Seungcheol di tengah-tengah tarian konyolnya bersama Seokmin. Seungcheol yang dramatis spontan berseru kesakitan (biarpun Hansol melihat jelas bahwa sikutannya hanya seperti menyenggol), membuat Jeonghan buru-buru menghampiri kekasihnya dengan cemas.

Hansol tidak bisa dengar apa yang diucapkan mereka berdua karena musiknya terlalu keras, tapi bayangkan betapa terkejut setengah matinya Hansol melihat Jeonghan tiba-tiba menangkup pipi Seungcheol dan menciumnya dengan dalam.

“Woy, woy!! Ngapain itu tiba-tiba ciuman!!” Ternyata bukan hanya Hansol yang kaget. Soonyoung menunjuk pasangan yang baru saja berciuman, namun suaranya yang menggelegar pun tetap tidak bisa mengalahkan kerasnya musik tanpa mic, sehingga tidak ada yang lain yang menyadari. Jeonghan akhirnya melepaskan bibirnya dari milik Seungcheol, meninggalkan kekasihnya berdiri terpaku di tempat dengan mulut menganga seperti mereka tidak baru saja berciuman, untuk mengajak Jisoo menari.

Wonwoo dan Jihoon tertawa terbahak-bahak sampai tersedak dan terduduk di lantai.

Tanpa disadari, lagunya sudah mencapai bagian bridge. Seokmin kembali ke belakang meja DJ, kali ini memegang mic dan ikut bernyanyi.

Mengapa kau begitu mudahnya...

“MUDAH NGAPAIN TEMEN-TEMEEEEENNN??!!” Soonyoung menimpali nyanyian Seokmin, melanjutkan perannya sebagai pemandu bis pariwisata.

Berfikir hanya dalam waktu yang sekejap mata...

“Adlib-nya juga dong! Pake adlib!” seru Wonwoo, akhirnya berpartisipasi dalam keriuhan. Segera yang lain mengikuti seruannya, meminta salah satu DJ melakukan adlib untuk bagian bridge lagu ini. Tiba-tiba saja Seungkwan sudah memegang sebuah botol soda, mengiringi Seokmin dengan adlib yang kocak karena dramatisasi.

Kutahu hanya bibirmu yang bicara...

“TAPI APAAAAA??!!”

Tapi hati kecilmu masih mencintaiku...

Suara Seokmin dan Seungkwan masing-masing sangat merdu, dan dua-duanya memiliki power (secara harfiah. Kapasitas paru-paru mereka sangat besar). Namun ketika digabung, diiringi lagu dari speaker bervolume besar dan mic bersuara pecah-pecah, Hansol tidak bisa mendeskripsikan kekuatannya.

Itulah yang terjadi saat adlib nada tinggi sebelum chorus terakhir. Hansol bersumpah bahkan kaca ikut bergetar karena kualitas suara yang buruk dari mic murah semakin pecah-pecah ditambah kerasnya suara Seungkwan dan Seokmin. Inilah puncaknya.

“SEMUANYAAAAA MINTA IZIN!!!”

Hansol tidak tahu harus melakukan yang mana: ikut bernyanyi atau tertawa mendengar Soonyoung dan komentar-komentarnya. Akhirnya ia ikut bernyanyi sambil terbahak, tenggelam dalam hingar bingar dan kebisingan bersama yang lain.

Semua orang seakan meledak. Kali ini, ketigabelasnya berteriak-teriak bernyanyi, bahkan suara asli penyanyi lagunya sudah tidak terdengar lagi, hanya dentuman bass yang mengalir di dinding dan kaca.

Sudah tidak ada lagi joget-joget malu, kini mereka mengikuti adrenalin yang mengalir dalam tubuh dan ajojing, kalau kata Soonyoung.

“SEKALI LAGIIIII YANG TERAKHIIIIR!!”

Hansol yakin besok pagi mereka akan terbangun dengan pengar yang jauh lebih parah dari tadi pagi. Besok adalah hari terakhir mereka, menyudahi kebersamaan yang telah terjalin selama ini. Sejujurnya, Hansol pun tidak ingin berpisah. Mungkin setelah besok, mereka akan melupakan satu sama lain. Atau mungkin mereka akan tetap berteman.

Tapi itu besok. Dan lusa. Dan hari-hari selanjutnya. Malam ini, malam terakhir bersama, mereka akan asyik-asyikan, bersenang-senang, bernyanyi sekeras mungkin, mengenang apa yang mereka miliki untuk terakhir kalinya.

The best way to go out is with a bang, along with a good memory attached to their hearts.