through the night
Jaehyun hanya bisa menghela nafas pelan usai membaca pesan yang dikirim oleh Johnny. Matanya mencoba melirik jam pada dinding kamarnya yang telah menunjukan pukul 8 malam, berartinya telah 10 jam berlalu sejak Johnny mengirim pesan tersebut.
Jaehyun meletakkan handuk kompres yang sedaritadi ia genggam. Awalnya ia sedikit terkejut merasakan sesuatu yang basah melintang pada dahinya, namun rasa penasarannya kini telah terjawab begitu membaca pesan Johnny.
Pasti udah pulang, batin Jaehyun lalu meletakan kembali ponselnya.
Kepala Jaehyun masih terasa sangat pusing, kaos yang ia kenakan bahkan masih meninggalkan jejak sisa keringatnya sendiri karena terlalu lama meringkuk di balik selimut tebal.
Sejujurnya, laki-laki itu merasa sangat lapar. Namun, tubuhnya terasa begitu lemah hingga akhirnya memilih untuk membaringkan diri dan kembali tidur, berharap rasa laparnya hilang dengan sendiri.
Berulang kali Jaehyun membalikan badannya gelisah, mencoba mencari posisi ternyaman agar ia dapat memejamkan matanya yang terasa sangat berat dengan tenang.
Menyerah, desahan frustrasi lolos dari mulut Jaehyun. Dengan langkah gontai yang belum seimbang, ia mencoba berjalan keluar kamar menuju dapur untuk mengambil air minum karena tenggorokannya terasa begitu haus.
Jaehyun menyalakan lampu di ruang tengah, kemudian tanpa ia sadari, ia mencoba mengamati sekitar, dalam hati berharap menemukan sosok Risa masih di sini.
Sayangnya, Jaehyun tak dapat menemukan siapapun selain dirinya sendiri. Fakta itu membuat Jaehyun nyaris menertawakan dirinya sendiri.
Kenapa juga Risa mau berlama-lama di tempat atasannya yang menyebalkannya hanya karena ia sakit?
Jaehyun meraih gelas kosong di atas meja kemudian menuang segelas penuh air putih dan meneguk habis isinya.
Tepat saat laki-laki itu berbalik, kepalanya mendadak terasa begitu pusing. Ada suara nyaring yang menusuk telingnya hingga membuat Jaehyun nyaris oleng jika tak buru-buru menggapai kursi sebagai pegangan.
Sambil memejamkan matanya erat, Jaehyun menggeleng berulang kali. Mencoba menyingkirkan deringan nyaring yang terasa sedikit menyakiti kepalanya.
Jaehyun bahkan tak dapat mendengar apapun selain deringan itu. Sampai tiba-tiba ia merasakan tangan seseorang mengguncang pelan pundaknya.
Jeff? Jeff kenapa? Jeffrey!
Mata Jaehyun mencoba mengenali sosok yang kini ikut meringkuh di depannya ketika laki-laki itu ambruk. Namun, sorot lampu di belakangnya membuat Jaehyun sulit untuk mengenali siapa itu.
Sebelum, sempat mengetahui siapa orangnya, pandangan Jaehyun lebih dulu kabur. Perlahan semua terlihat gelap, sebelum akhirnya ia benar-benar kehilangan kesadarannya.
40°
Risa dengan cepat mengganti handuk kompres pada dahi Jaehyun usai menempelkan termometer pada telinga Jaehyun.
Bagaimana tidak pingsan? Suhu tubuh Jaehyun terlalu tinggi dan dia justru bisa-bisanya berdiri ketika harusnya untuk membuka mata saja sulit.
Bibir Jaehyun telihat sangat pucat dan kering.
Padahal biasanya laki-laki itu selalu terlihat menawan dengan bibir plumnya yang nampak begitu sehat.
Risa memangku wajahnya, menatap lamat-lamat setiap inci wajah pria yang kini tengah tertidur dengan deru nafas yang sedikit tak beraturan.
Setelah Risa pikir-pikir lagi, wajah Jaehyun tidak terlalu banyak berubah. Mungkin ia terlihat sangat berbeda karena kecamata, gaya rambut, dan proporsi badannya yang jauh lebih terbentuk dibanding dulu.
Ponsel Risa berdering. Menampilkan satu panggilan masuk dari Johnny.
“Lo serius panasnya jadi 40! ?” suara Johnny di ujung sana terdengar sedikit panik.
“Iya, tadi dia bahkan sempet pingsan”
Risa bisa mendengar helaan nafas milik Johnny.
“Gue telfon dokter aja deh, suruh kesana”
“Iya, dokter aja. Takutnya dia kenapa-napa”
“Btw, lo ngapain masih di sana, Sa? Gak balik?”
Risa melirik ke arah jam di samping tempat tidur milik Jaehyun.
kenapa waktu harus terasa begitu cepat hari ini?
** 02 A.M **
Jaehyun tersenyum kecil. Tangannya mulai terasa sedikit kebas, namun ia masih betah berlama-lama memandangi wajah Risa yang masih terlelap dan enggan mengubah posisinya saat ini.
Sempat terlintas di benaknya jika ia hanya berhalusinasi ketika melihat Risa yang tengah tertidur di sisi kasurnya dengan tangan sebagai tumpuan untuk kepalanya.
Berulang kali Jaehyun mengucek matanya, namun Risa masih tetap ada di sana.
Bukan mimpi ternyata batin Jaehyun tersenyum lega.
Pelan-pelan, Jaehyun merangkak turun. Berusaha tak menimbulkan banyak suara agar tidak membangunkan Risa yang kelihatan letih.
Setelah berhasil membaringkan Risa di atas kasurnya, Jaehyun menyelimuti badan Risa dengan lembut. Tepat ketika laki-laki itu hendak beranjak dari kasur, Risa membalikan badannya sendiri hingga membuat gadis itu nyaris terjatuh dari kasur jika Jaehyun tidak segera merangkup kepalanya.
Jarak wajah keduanya begitu dekat, bahkan Jaehyun dapat merasakan hembusan nafas Risa yang menerpa wajahnya terasa begitu hangat. Rupanya gadis itu benar-benar tertidur sangat pulas.
Boleh tidak waktu berhenti barang sebentar saja? Jaehyun masih ingin berlama-lama bisa memandangi pemilik wajah yang ada di hadapannya ini.
Ia masih ingin bisa merengkuh gadis itu sebelum esok harus kembali menyakiti hatinya.
Ia masih ingin mendengar degup jantung Risa yang terdengar seperti lullaby
Malam ini saja. Jaehyun ingin bisa menunjukkan perasaannya yang sebenarnya, meskipun ia sendiri juga tau jika Risa nggak akan pernah tau betapa ia masih sangat menyayanginya,
Seperti 12 tahun lalu.
orentciz