“ANJINGGGGGG!”
DEGH
Tak pernah sekalipun terbayangkan dan terfikirkan oleh Off apabila adik lelaki yang paling ia sayangi itu bisa mengumpat kata kasar kepada nya. Emosi yang ada di kepala Off benar-benar memuncak tapi bukan nya umpatan balik yang ia ucapkan kepada sang adik ia hanya bisa menarik nafas berat dan berkata “Kamu.. Bener-bener keterlaluan.”
Tak lama berselang celotehan Bunda menyadarkan kembali Off, Ah benaar.. Mereka harus mendinginkan kepala dahulu. Bisa-bisa terjadi baku hantam apabila Off dan New tetap kekeuh melanjutkan 'debat' nya. Saat Bunda mendorong New untuk segera naik kekamarnya New sempat berbalik dan menatap Off dengan tatapan marah dan mungkin sedikit kecewa?
“Lu gak kenal temen-temen gue.. Jadi lu gak berhak nilai mereka seenaknya!” dan lalu kembali melenggang naik menuju kamar.
Masih dengan emosi yang menggebu ia kemudian menjatuhkan badan nya kesebuah sofa dan mengusap kasar wajahnya. Bunda duduk disamping nya sambil mengusap pucuk kepala si sulung
“Udah, kamu juga istirahat ya bang. Bunda yakin kamu juga capek kan? Kebut-kebutan deh pasti tadi nyetirnya?” Bunda sudah hapal sekali dengan kelakuan sulung nya apalagi jika itu mengenai adiknya, ia akan melakukan hal apapun untuk memastikan keselamatan adiknya. Pertanyaan Bunda hanya di balas anggukan oleh Off. “Eh, kamu naik mobil siapa? Ayah gimana? Jangan bilang kamu kabur bawa mobil ayah?” Tanya Bunda kembali.
“Hmm, abang di pinjemin mobil sama Om Brata Bun, Ayah besok pulang sama Pak Asep — sopir ayah kok.” Jawabnya.
“Kamu tuh yah, pasti heboh banget ya? sampe Om Brata sampe harus minjemin mobilnya” Off hanya membalas dengan senyuman sambil menggaruk leher nya yang tak gatal, Bunda nya pasti sudah sangat hafal dengan kelakuannya.
“Yaudah, kamu sekarang istirahat dulu sana.” Sambil mencoba mengangkat badan si sulung. “Iya Bun, abang ke atas ya.”
Ini yang paling abang sukai dari Bunda nya, Bunda nya tak memaksa untuk meminta penjelasan tentang apa yang sedang terjadi diantara ia dan adiknya. Bunda lebih suka mendengar penjelasan dari kedua belah pihak saat keduanya sudah dalam suasana hati yang lebih baik.
—
Saat Off memasuki kamar nya tak lama smartphone nya berdering.
”Hallooo, Peng udah dirumah kan?” Suara dibalik panggilan telepon tersebut.
“Iya Peng, udah dirumah kok ini.”
”Syukur atuh, yauda atuh istirahat ya lu. Tapi adek gapapa kan?”
“Iya, thank you Peng. Sorry ya lu jadi ikutan gue repotin nyariin adek. Adek aman kok, cuman kayanya dia minum banyak banget. Alkohol nya sampe kecium sama gue.” Jawab Off lemah.
”Santai ih anying kaya ke siapa aja! geus geus, yang penting adek sehat wal-afiat. Yaudah ya, gue mau tidur.”
“Hmm, iya peng.” Sebari mematikan panggilan dari sahabatnya tersebut. Off berfikir untuk mendinginkan otak nya dahulu dengan mandi sebelum ia mengistirahatkan tubuh nya. Sebelum ia menuju kamar mandi nya, ia mencoba mengecek smartphone nya terlebih dahulu dan saat ia membuka aplikasi chating sudah banyak rentetan chat dari seseorang yang meminta maaf dan mencoba menjelaskan tentang apa yang sebenarnya terjadi,sesaat setelah membaca isi chat tersebut ia hanya bisa menarik nafas berat nya (lagi) dan bergegas menuju kamar mandi, otak nya benar-benar butuh di dinginkan.
FLASHBACK
Jakarta,Sabtu.
Hari ini adalah hari yang panjang dan melelahkan untuk Off, sejak pagi tadi sudah banyak sekali rentetan acara yang ia ikuti untuk menemani ayah nya bersama sang partner bisnis nya tersebut mulai dari sarapan bersama, melakukan konsultasi mengenai rencana pembangunan pabrik yang akan di bangun oleh ayah dan partner nya tersebut, dan masih banyak hal lain nya.
Selain lelah dengan banyak nya rentetan acara tadi Off juga merasa tak enak hati karena sang adik sejak malam hingga siang hari tak kunjung membalas pesan nya bahkan telfon pun tak dihiraukan nya. Hal ini terjadi karena perdebatan mereka tadi malam mengenai pembahasan sang adik yang mulai penasaran dengan hal-hal berbau 'sex', Off masih sangat shock ketika dua sahabatnya memberi tahu bahkan sang adik dengan santai nya mengajak salah satu sahabatnya untuk melakukan hal tersebut! Mendengarnya saja sudah membuat Off stress apalagi jika itu benar-benar terjadi bisa gila fikirnya! Tapi dengan bantuan sang kekasih akhirnya New menghubungi Off terlebih dahulu dan segera berbaikan.
Setelah masalah dengan adiknya selesai dan juga telah memberi kabar kepada sang kekasih, hari ini ia benar-benar tidak memperdulikan handphone nya. Karena selain ayah yang memang meminta Off untuk fokus pada saat menemani nya, Off juga berfikir adik dan kekasihnya sedang sibuk mengerjakan tugas bersama jadi ia tidak perlu terlalu khawatir.
Siang sudah berganti malam dan sekarang ia, ayah nya dan partner bisnis ayah nya tersebut sedang melaksanakan makan malam bersama di sebuah Hotel bintang lima yang berada di daerah Jakarta Selatan. Setelah acara makan malam tersebut selesai maka selesai pula tugas Off dalam menemani sang ayah, dan akhirnya ia bisa langsung beristirahat.
“Bang, kamu mau langsung ke kamar?” Tanya Ayah.
“Iya yah, abang langsung ke kamar aja ya. Gapapa?” Jawab Off.
“Yauda kamu istirahat aja, ayah juga mau ke kamar tapi ntar mau ngopi-ngopi lagi sama Om Brata, kamu mau ikut?”
“Gak deh, abang mau istirahat aja yah.” Di balas anggukan oleh sang ayah, lalu Off beranjak berdiri dan bersiap-siap untuk menuju kamarnya. “Yah, Om saya naik duluan ya?” Izin Off.
“Oh ya silahkan Nak Off, silahkan. Istirahat yaaaa, hari ini kan lumayan padat kegiatan kita.” Ucap Om Brata.
“Mari Om, Yah.” sambil meninggalkan meja dan langsung menuju lantai 22 untuk langsung beristirahat.
Jakarta, 20:45
Saat memasuki kamar nya Off langsung mengecek ponsel nya dan segera bertukar pesan dengan sang kekasih, walau sempat ada perdebatan sedikit karena sang adik dan kekasihnya tiba-tiba meminta izin untuk menginap dirumah Krist dikarenakan tugas yang belum selesai mereka kerjakan, walau dengan berat hati Off tetap mengizinkan karena ia tahu tugas mereka di minggu ini benar-benar banyak dan memang membutuhkan waktu extra untuk menyelesaikan nya. Malam ini Off benar-benar merasa sangat lelah, ia butuh istirahat lebih awal akhirnya ia bergegas membersihkan dirinya agar segera bisa memejamkan mata nya dan mengistirahatkan tubuhnya.
Jakarta, 01:05.
Tiba-tiba Off merasakan haus yang amat sangat sehingga membuatnya harus rela bangun dari tidurnya. Menyesal karena tidak menyimpan air minum di nakas samping kasur, membuatnya kini harus turun dari kasur empuknya untuk mengambil air minum di meja dekat TV. Dengan langkah gontai dan nyawa yang belum berkumpul ia dengan susah payah melangkahkan kaki nya menuju air minum tersebut. Setelah mengisi dahaga nya, ia mengecek handphone nya ah baru jam segini fikirnya saat akan melangkah kaki menuju kasurnya kembali ia membuka aplikasi twitter untuk sekedar mengecek karena hari ini ia sama sekali belum membuka aplikasi tersebut.
Betapa terkejutnya Off saat melihat update an sang adik 30 menit yang lalu yang menampilkan minuman keras? Bukankah mereka harusnya sedang mengerjakan tugas? Sesaat ia berfikir apakah adiknya membohongi nya? Kekasih nya juga? Kantuk yang tadi nya masih menghinggap sirna dengan cepat. Langsung ia melakukan panggilan kepada adiknya, satu kali dua kali tak ada jawaban. Beralih menuju no kekasih nya sama, tak ada jawaban pula.
Fikiran nya langsung kesana-kemari apa yang dilakukan sang adik di tempat seperti itu? Apakah ia datang untuk mencari partner ons? Mengingat adiknya kemarin sebegitu penasaran mengenai ‘sex’? tidak mungkin kan? Gun pasti mencegahnya kan? Ah,tapi nyata nya saat ini saja sang kekasih malah bersekongkol dengan adiknya untuk membohongi nya.
Fikiran Off berkecamuk, khawatir, marah dan mungkin sedikit kecewa? Ia masih terus mencoba menghubungi adiknya kemudian kekasihnya kembali ke adiknya lalu mencoba menghubungi Krist,Win tapi hasilnya sama tak ada yang menjawab. Lalu Off beralih menuju group chat teman-teman nya memohon bantuan untuk setidaknya mencari adiknya, jawaban nya sama nihil. Hey! Ini sudah lewat tengah malam! Ya wajar para sahabatnya tak ada yang bisa di hubungi. Off tidak bisa hanya berdiam diri menunggu kabar dari sang adik maupun kekasihnya, ia harus ke Bandung saat ini juga.
Segera mengganti baju nya sambil terus mencoba peruntungan dengan menghubungi adik,kekasih dan teman-teman nya walaupun masih saja taka da jawaban. Saking paniknya Off lupa kalau Ia tidak membawa mobilnya karena ia pergi ke Jakarta bersama sang ayah dan sopir.
“Ah,shit anjing! Ke Bandung naik apa?! fuck!” umpatnya.
Ayah! Ah benar ayah, Off setidaknya harus meminta izin untuk meminjam mobil ayahnya. Di tekan nya no telepon sang ayah saat panggilan nya di saut
“Assallamualaikum yah, ayah dimana? Abang pinjem mobil ya? Abang mau ke Bandung sekarang.” Jelas Off.
“Wallaikumsalam, ayah di lounge bawah. Ada apa? Ini dini hari abang, ada apa?” Terdengar suara terkejut dari sang ayah.
“Pokonya urgent yah, please abang harus ke Bandung sekarang.” Panik Off.
“Yasudah, kamu turun dulu. Jelaskan sama ayah.” Sesaat setelah mengakhri panggilan nya dengan sang ayah Off langsung berlari menghampiri ayahnya.
Saat Off sampai di lounge tersebut ia segera menghampiri meja ayahnya dan langsung di beri tatapan tajam oleh sang ayah
“kamu pake mobil om Brata aja, tapi sebelum pergi jelaskan dahulu ada apa?” sambil menatap sang anak.
“Adek yah, dia bohong sama abang. Abang telfonin gak di angkat. Abang khawatir.” Jawabnya.
“Bohong? Bohong apa? Hmm.” Ayah menatap curiga.
“Sudah-sudah mungkin Nak Off benar-benar khawatir sampai harus ke Bandung sekarang. Kamu hati-hati ya? Tadi saya sudah confirm ke orang di lobby mobilnya sudah siap sepertinya.” Ujar Om Brata.
“Makasih ya Om, nanti saya balikin langsung kok. Ayah abang jalan ya? Maaf besok gak bisa nemenin ayah.” Sambil mencium tangan Ayah meminta izin.
“Kamu hutang penjelasan ya sama Ayah! Yasudah hati-hati. Kabari kalau sudah sampai dan kabari juga kalau ada kabar dari adek.” Dibalas anggukan oleh Off yang langsung berlari kearah lobby
Ayah hanya bisa tersenyum dan menggeleng melihat kelakuan anak sulungnya itu, dasar anak itu, kalau urusan nya tentang Adek memang paling tidak bisa di ganggu gugat.
Setelah memasuki mobil Off langsung menancapkan gas nya menuju Bandung, keadaan lalu lintas yang sudah sepi semakin membuat nya menambahkan kecepatan, pokoknya ia harus segera sampai ke Bandung dan mencari keberadaan adik dan kekasihnya, tidak lupa juga iya terus mencoba melakukan panggilan kepada adik,kekasih dan teman-teman nya entahlah sudah berapa ratus panggilan yang ia buat tapi tidak ada satupun yang menjawab.
Akhirnya Off berhenti melakukan panggilan dan hanya fokus berkendara, pokonya ia harus secepat mungkin sampai ke Bandung.
Saat ia sedang fokus menyetir tiba-tiba handphone nya berdering dan saat itu juga ia langsung mengangkat panggilan tersebut.
“Peng, sorrytadi gue masih sibuk beresin pagelaran. Gue mau evaluasi dulu bentar nanti gue coba susulin ke club-club yang ada di Bandung.” Suara Tay di balik panggilan tersebut.
“Thank you peng, gue sorry jadi ngerepotin lu. Gue takut dia kenapa-napa. Ini gue juga lagi otw Bandung kok.” Jawab Off, ia sangat bersyukur setidaknya salah satu sahabatnya bisa membantu mencari adiknya sambil menunggu ia sampai.
“Anjing lu lagi otw Bandung?! Bukannya lu besok masih nemenin bokap lu? Ati-ati lu ah nyetirnya!” Ucap Tay khawatir .
“Iya, ini udah di tol sih dari tadi paling sejam kurang lagi sampe. Lu tumben belum tidur? Eh, pagelaraan hari ini ya?” Tanya Off.
“iya hari ini.” Hari ini ukm photography melaksanakan pagelaran dan Tay merupakan mantan ketua ukm tersebut maka mau tidak mau ia ikut sibuk mengurusi acara tersebut.
“Yauda, gue eval dulu ye, udah lu tenang aja. Adek gak akan kenapa-napa. Ntar gue kabarin ya, nyetir yang bener lu.” Ucap Tay.
“Iya, thank you peng. Kabarin terus ya.” Dan langsung mematikan ponsel nya lalu fokus kembali membawa mobilnya.
Bandung, 03:05
Hanya sekitar 1,5 jam waktu yang Off butuhkan untuk sampai ke Bandung. Bisa kalian bayangkan kan berapa kecepatan mobil yang Off kendarai sehingga ia bisa sampai secepat itu? Sesaat ia bingung kemana dahulu ia harus mencari adik dan kekasihnya, club mana yang harus ia datangi terlebih dahulu? Off memilih mendatangi club yang paling terdekat dari posisi nya sesaat setelah keluar dari pintu Tol telepon nya berdering dan terpampang nama salah satu sahabat nya Tawan Vihokratana is calling
“Gimana peng? Gue baru keluar Tol ini.” Ucap Off setelah mengangkat panggilan sahabat nya tersebut.
“Ini gue di club xxx barusan gue nanyain adek ke yang jaga katanya barusan aja dia udah balik.” Jawab Tay di sebrang sana.
“Kok yang jaga nya bisa tau adek?!”
“Kan gue liatin foto nya bego! Katanya barusan udah balik. Katanya 2 orang doang yang mabok berat, tapi bukan adek yang mabok katanya. Udah mending lu balik aja, adek pasti udah balik ke rumah Krist.” Jawab Tay lagi.
“Yaudah, gue langsung kerumah Krist aja.” Sedikit ada rasa lega di hati Off mendengar bahwa adik nya baik-baik saja akan tetapi dia masih tetap emosi dengan apa yang baru saja adik dan kekasihnya lakukan.
“Tay, thank you so much yaaa. Maafin gue ngerepotin lu. Thank you ya”
“Paansih anjinggg, New kan udah kaya adek gue juga. Lu jangan emosi duluaan. Kasih kesempatan New jelasin dulu jangan asal semprot ye.. Gue balik ya?”
“Iya peng, hati-hati ya. Sekali lagi nuhun pisan” lalu memutuskan panggilann tersebut dan langsung berbalik arah menuju kediaman Krist.
Setelah sampai didepan kediaman Krist, Ia langsung turun dan memencet bel rumah tersebut. Tak lama kemudian ada seorang wanita yang membuka kan gerbang nya.
“Krist sudah pulang mbak?” Tanya Off langsung.
“Belum mas, den Krist belum pulang seperti nya sebentar lagi tadi titip pesan kepada saya akan pulang sekitar setengah 4 mas.” Jawab wanita tersebut. “Mau nunggu di dalam mas?” Tanya nya lagi.
“Gak usah mbak, saya tunggu di mobil saja. Mbak masuk lagi aja. Terimakasih mbak.” Yang dibalas anggukan sebari kembali menutup gerbangnya kembali, dan Off memutuskan untuk menunggu di mobil yang tadi ia parkirkan dengan sembarang.
Emosi nya sudah di ujung kepala ia masih tidak menyangka bagaimana adik dan kekasihnya bisa membohongi nya seperti ini. Tak berselang lama Off melihat terdapat mobil hitam yang parkir di depan gerbang rumah Krist, mobil yang ia sangat kenali yaitu mobil kekasihnya Gun. Saat melihat adiknya turun dari kursi pengemudi dan kekasihnya ikut turun sambil memapah Win untuk masuk terlebih dahulu ke rumah, Off hanya bisa menatap mereka dengan tatapan tajam setajam elang. Marah. Ia sangat marah. Sesaat ia turun dan mendekati mobil hitam tersebut terdengar racauan dari Krist tapi Off masih belum mengeluarkan suara apapun, sampai kedua orang yang paling membuat Off bertindak gila malam ini menyadari kehadiran nya.
“Abang! Papii!” Bersamaan.