Baru juga pacar.

Sore itu, suasana cerah menemani mereka, setelah berfoto-foto mereka berdua kemudian mengupload foto di twitter masing-masing.

Maklum, sudah lama mereka jarang menghabiskan waktu bersama. Apalagi setelah abim memiliki kesibukan yang tidak diketahui alsa saat ini.

“Itu ada cotton candy kamu mau?” Tanya Abim

“Mau.”

“Yaudah tunggu sini aku beliin ya?”

Selagi alsa menunggu Abim, alsa melihat twitternya dan twitter Abim yang saling memposting foto mereka. Lucu.

Tapi ada hal aneh yang menganggu pikiran alsa, setelah melihat komenan salah satu temannya abim.

”jangan lupa latihan bro, jangan pacaran mulu.”

Alsa niatnya hendak membalas, tapi gagal, reply-an itu sudah tidak tersedia, alias di hapus.

Latihan? Apa dugaan alsa selama ini bener? Ntah lah, dia malas berspekulasi yang tidak tidak. Dia tidak mau menghancurkan hari ini, hari yang udah lama dia nanti dari kemarin, bisa baik baik sama abim.

— Setelah Abim kembali, mereka berdua kembali melanjutkan jalan jalan sorenya. Menikmati cotton candy yang sengaja dipesan berukuran besar agar bisa makan berdua.

Lebay? Alay? Terlalu pamer kalo pacaran? Biarin. Prinsip abim & Alsa, bodo amat yang penting kita bahagia.

“Tau gak sih bim, udah lama tau pengen jalan begini lagi, jarang banget kan ya sekarang?” Celetuk Alsa

“Iya, aku juga pengen banget dari kemarin, spend more time with u

“Iya abisnya kamu sibuk sih.”

“Aku ga sibuk, Alsa.”

“Terus apa? Kamu akhir akhir ini selalu bilanh ada urusan urusan urusan, tapi aku gatau urusan apa. Aku gak suka kalo kamu bohong loh bim? Tau kan?”

“Iyaa, aku bukan mau rahasiain dari kamu, cuma..”

Tiba-tiba omongan abim terpotong disaat ada seseorang teriak memanggil namanya dan melambaikan tangannya ke Abim.

“Abim!!” Ucap Orang itu sambil menghampiri abim & Alsa disana.

“Eh—“

“Siapa bim?” Tanya Alsa.

“Oh kenalin, gue Sean. Coach basketnya Abim.”

Alsa langsung melirik ke arah Abim.

Abim langsung berusaha melepaskan tangan Alsa dan berusaha menjauhkan coachnya.

“Btw, lo pacarnya Abim ya? Mau kasih saran boleh gak sih? Bolehin abim basketan ya? Dia itu jago dan berpotensi ikut lomba, Masa baru pacarnya udah ngelarang-larang si—“

“Bim?” Tanya Alsa memotong ucapan coach itu.

“Sa bentar— coach, udah yuk jangan disini kita ngobrol bentar.” Ucap Abim meninggalkan Alsa yang clueless sendirian.

Jangan tanya perasaan Alsa saat dibilang begitu, segitu egoiskah dia menjadi pacar hanya karena melarang Abim dengan alasan yang jelas?