Biar Gue aja.

Ten menancapkan gas nya dengan kecepatan tinggi menuju ke klinik yang ada di deket kampus. Benar saja, hanya butuh waktu 5 menit Ten sudah sampai ditempat tujuan.

Dia kemudian berlari, mencari dimana keberadaan ao saat ini.

“Duh gue gak tau lagi temen temennya yang mana, eh bentar itu bukannya pacarnya ya.” Gumam Ten saat melihat seseorang yang pernah dirinya temui di kosan waktu itu.

“Mas, mas pacarnya ao kan ya? Si ao dimana? Ini mau langsung dibawa ke rs?” Ucap Ten cepat.

Juna yang diberhentikan Ten langsung menoleh kaget saat kata kata “pacar ao” keluar dari mulut Ten, bagaimana bisa? Seorang juna yang tau bobrok bobroknya ao pacaran sama tuh orang.

Kemudian juna mengingat alasan kenapa dia dipanggil pacar ao, dan kemudian dia tertawa sendiri kaya orang sinting.

“Mas? Sumpah? Lo sama ao sama sama gila apa gimana?” Tanya Ten bingung sesaat setelah Juna tertawa kecil.

“Mas percaya kalau saya pacar ao?” Tanya Juna Balik

“Lah orangnya yang bilang begitu kan waktu itu?”

Belum sempat juna menjawab, Jaehyun datang menghampiri mereka dan kemudian mengajak Ten masuk kedalam bilik tempat Ao berbaring.

Jangan tanya keadaan ao sekarang, dibilang parah banget ya engga, parah kecil ya gak kecil juga.

Celana yang dia pakai robek, kemeja dibagian sikunya robek, pipinya sedikit merah dan berdarah.

“Lo gapapa?” Tanya Ten sesaat tiba didalam bilik tersebut.

Semuanya menoleh kesana, termasuk ao, siapa yang mengira ini orang rela-relain dateng kesini buat melihat keadaan ao.

“Gapapa— lagian ngapain kesini deh?”

“Gue ditelfon, gausah geer, gue bukan khawatir.” Celetuk Ten pedas

Cih, padahal gaada yang nyenggol soal khawatir, kenapa dibawa bawa.

Ao memasang muka masamnya, bahkan keadaan sedang sakit begini saja dia sempat sempatnya kesel dengan pemilik kosannya tersebut.

“Ini jadi mau dibawa ke rs buat rontgen? Soalnya pergelangan kaki kanannya agak sedikit bengkak, mungkin kalau di rontgen bisa lebih pasti hasilnya, Kalau iya saya bisa buat surat rujukannya supaya dapat langsung ditangani.” Ucap salah satu perawat klinik tersebut.

“Iya sus, langsung aja buat, biar cepet ditangani.” Ucap laki-laki yang berdiri disebelah ranjang dengan muka dinginnya, siapa lagi kalau bukan Ten.

————

Setelah surat rujukan jadi, Mereka mulai membereskan barang-barang yang ao pakai tadi, dan mereka semua pun bergegas menuju ke rumah sakit.

“Maaf, kebetulan kursi rodanya sedang digunakan semua, jadi kemungkinan mbak alyora-nya di gendong saja ke mobil apakah tidak apa apa?” Ucap perawat disana

Juna dan jaehyun langsung memalingkan arah, karena disini kalau tidak mereka berdua siapa lagi yang mau menggendong ao. Tapi ya kalau disuruh ya mau gimana lagi, daripada sahabat bawel mereka kesakitan kan.

“Gapapa sus, saya masih bisa jal—“

“Gue gendong aja ayo biar cepet.”

Semua orang menoleh kearah sumber suara tersebut, dia adalah Ten, orang yang langsung berjongkok disamping ranjang rumah sakit.

“Ayo? Nunggu apalagi? Biar cepet.”

“Tapi gue berat, gausah gue bisa jalan sambil dipapah yang lain kok.” Jawab Ao.

Ten kemudian menarik tangan ao dan melingkarkan tangan itu dilehernya. Sehingga ia bisa menggendong ao dengan di punggungnya.

“Ayo nungguin apa lagi, ini kunci mobil gue, tolong bukain pintu mobilnya ya nanti.” Ucap Ten berdiri dari sikap jongkoknya dan kemudian jalan sambil menggendong ao yang sudah ada dipunggungnya.

Teman temannya dibelakang hanya bisa mengiyakan perintah Ten, sambil memasang senyum jahil di wajah masing-masing.

“Lucu banget mereka.” Bisik Aras pelan kepada Jaehyun.

“Bang, gue bukan pacar ao kok, yang lo liat waktu dikosan itu salah sangka, ao mah jomblo, kalau mau deketin, deketin aja, dia available kok.” Teriak Juna dari belakang Ten tanpa mendapat jawaban dari orang tersebut.

”Juna Sialan!” geram ao saat mendengar perkataan Juna. Kalau saja dia tidak sakit, bisa bisa Juna bakalan ditimpuk Ao pake batu.

*ilustrasi Ten & Ao.