Dibalik positif.

Flashback beberapa hari yang lalu,

Siang itu juga, setelah mendapat arahan dari Wira untuk pulang. Jeffrey yang tadinya berada di kosan Maura, mau tidak mau harus pulang.

“Aku pulang dulu ya, ada urusan dirumah.” Ucapnya sambil mengelus kepala pacarnya.

“Iya pulang gih, pasti mama kamu sama wira nyariin kamu karena ngga pulang semaleman.”

“Mana mungkin haha, yaudah nanti aku kesini lagi kalo urusannya udah kelar, okay?” Ucapnya lagi, sambil memeluk pacarnya sebelum keluar dari kosan Maura.

————

Setibanya dirumah, jeffrey memarkirkan mobilnya.

Namun, ada beberapa perasaan tidak enak didalam hatinya saat melihat mobil berwarna maroon yang dia kenal berada di rumahnya.

Karena tak lain dan tak bukan pemilik mobil maroon itu adalah Gabby.

“Jeff, masuk dulu.” Ucap Gabby

“Apaan? Gue buru buru, mau masuk kerumah.” Jawabnya ketus.

“Ada titipan buat lo.”

Jeffrey akhirnya masuk kedalam mobil tersebut. Duduk di kursi belakang.

“Ini ada titipan dari alya, katanya kado buat lo sama Wira, punya Wira udah gue kasih, ini buat lo.”

“Dari Alya apa dari lo? Kalo dari lo gue ga mau nerima.”

“Dari Alya, Jeff.” Ucap Gabby, yang tentunya berbohong.

Jeffrey kemudian membuka hadiah tersebut, memperlihatkan kumpulan foto jeffrey dari sejak kecil, dia tidak heran kalau Alya mempunyai semua foto ini, karena Alya merupakan Teman semasa kecil Jeffrey dan Wira.

“Udah kan? Gue mau masuk kerumah.”

“Gue ikut.”

“Ngapain?”

“Eng—mau ambil barang ketinggalan.”

———-

“Jeffrey pul—“

PLAK

Satu tamparan melayang di pipi mulus seorang Jeffrey.

“Ma apaan sih? Jeffrey baru pulang kenapa langsunh di tampar?”

Ya, mamanya yang sedang berdiri didepannya itu yang menamparnya. Memang hubungan ibu dan anak ini tidak harmonis semenjak kepergian ayahnya yang isunya disebabkan oleh “mama” nya tersebut.

“Apa apaan kamu jeff?”

“Apasih? Apanya yang apa apaan?” Tanya Jeffrey bingung.

Mamanya kemudian menarik Gabby yang berada tepat dibelakang Jeffrey untuk berdiri disebelahnya.

“Apanya kamu bilang? Liat ini, cewe yang ada disamping mama hamil. Hamil anak kamu!”

Jeffrey membelalakkan matanya tepat setelah mamanya bilang Gabby hamil anaknya.

Mama udah berapa kali bilang supaya kejadian Alya sama Wira ngga terulang jangan terlalu bebas bergaul, sekarang gini kan? Mama ngga mau tau lagi pokoknya, kamu harus tanggung jawab.”

“Hah? Aku bahkan ga pernah ngapa-ngapain dia ma—heh gabby? Lo cuma buat cerita aja kan? Lo pura-pura kan?”

PLAK

Bukan jawaban yang didapat, jeffrey malah mendapat satu tamparan lagi dari mamanya. Jika tidak dicegah Wira, mamanya bisa menghabisi anak laki-lakinya tersebut.

“Ma, udah ma.” Ucap Wira menenangkan.

“Berani banget kamu bentak bentak gabby yang jelas jelas kamu hamilin, nih liat, ini yang kamu bilang pura pura?” Tanya Mamanya sambil melempar beberapa testpack kearah anaknya tersebut.

Jeffrey memungut barang itu, benar saja, disana tertulis tanda “+” yang mengartikan kalau gabby beneran hamil.

“Gak ma, gak— aku bahkan gak pernah pergi sama dia lagi ma, gak mungkin anak aku.”

“Gabby, Bilang ke gue, kapan gue berhubungan sama lo? Lo jangan menyebarkan cerita bohong ke keluarga gue gab! Gue udah punya pacar! Gue gak mungkin nyentuh lo.” Teriaknya

Gabby hanya menunduk disebelah mama jeffrey.

“JAWAB GUE GABBY!”

“Waktu itu, 5 bulan yang lalu, lo mabuk, dan lo ngelakuin itu ke gue di club jeff—“ jawabnya.