For the Birthday Girl!

02 November 2021.

Sesuai dengan pesan kedua terakhir yang tertulis dalam google form. Mata Naura sudah tertutup bahkan sebelum masuk kedalam mobil. Tentu saja dengan bantuan beberapa temannya yang telah Akbar ajak kerjasama.

Beragam pertanyaan dilemparkan Naura kepada Akbar, namun Akbar hanya menjawab dengan tertawa, dan kalimat

“Wait and see, tapi maaf kalau misalnya pilihannya ngga sesuai sama apa yang kamu pilih ya? Bahkan aku juga belum liat apa yang kamu pilih. Aku pake insting aja.”

“Tapi aku juga milihnya pake insting.”

“Yaudah berarti kalo sama dan sesuai kita jodoh.” Akbar menjawab dengan singkat, padat dan jelas. Pernyataan itu cukup membuat Naura yang tertutup matanya tersipu malu.

Setelah menempuh perjalanan sekitar 20 menit, Naura dan Akbar tiba di tempat yang telah disiapkan.

Tentu saja, Naura berjalan hati-hati keluar dari mobil karena posisi matanya masih tertutup kain. Tubuhnya di papah menuju tempat yang sebenernya.

“Nau, awas ada parit.”

“AHHH MANA.” Naura menghentikan langkahnya dan berusaha melompat kecil, membuat Akbar rasa rasanya hendak menggigit sangking gemasnya.

“Boongan.”

Naura mendecih, “Nyebelin banget sih, ini kapan sih dibukanya?!”

Bertepatan dengan omelan tersebut, tubuh Naura diberhentikan di satu posisi. Tidak ada suara apapun selain deruan nafasnya yang sedikit terengah-engah.

“Kok sepi sih?” “Aku ngga pilih fine dining loh.” “Lagian apa banget masa fine dining bajunya kemeja gini, astaga.”

Akbar hanya tertawa kecil, sambil tangannya berusaha membuka kaitan yang menutupi mata Naura.

“Udah liat nanti aja, kalau fine dining juga gapapa, biar out of style fine dining pake kemeja sama vest.”

“Udah siap belom liat fine diningnya?” Akbar kembali menjahili Naura.

“Buruan, kepo.”

Dalam hitungan 1, 2, 3. Kaitan yang menutupi mata Naura terbuka, diikuti teriakan ramai yang ada di depannya.

“HAPPY BIRTHDAAAAY NAURAAAA!!!!”

Naura sedikit menerjapkan matanya, dan berusaha menetralkan pandangannya. Setelah berhasil, Naura benar benar terkejut melihat semua teman-temannya berkumpul.

Acara picnic party sesuai dengan apa yang dia pilih tertata rapi, memang beberapa hari yang lalu Naura sempat berkata kalau dia ingin picnic di taman dan benar-benar direalisasikan oleh Akbar.

Diantara teman-temannya yang datang juga terdapat jovi yang hadir, laki-laki yang sudah jarang dia temui itu tersenyum sambil mengacungkan jempolnya disana.

“Bar?” Naura menoleh ke belakang tempat Akbar berdiri, dia tidak boleh lupa akan siapa yang menyiapkan semua hal ini.

Akbar dengan outfit kemeja putih dan short pants hitam benar-benar terlihat sangat cocok. Hal itu lagi-lagi sesuai dengan apa yang dipilih Naura, yaitu outfit pilihannya di tanggal 28 Oktober alias outfit yang Naura bilang sangat cocok digunakan oleh Akbar.

Akbar berdiri tegap sambil tersenyum manis, membuat Naura tak bisa menahan malu dan membuat pipinya semakin merah.

“Kenapa mukanya merah? Hahaha.”

Iringan lagu Fallin for you- The 1975 juga mengalun mengikuti acara tersebut, memang tidak cocok sebenarnya, tapi karena ini adalah lagi terfavorite dari Naura, mau tidak mau Akbar meminta tetap memutarkan lagu tersebut.

“Lagunya HAHAHHA.”

“Kamu bilang kamu suka lagu ini? Yaudah aku puterin aja.”

“Kamu nyatet semua apa yang aku bilang ya?”

“Lebih tepatnya aku pancing supaya kamu bilang.” Ucap Akbar.

“Dan itu.” Akbar menunjuk salah satu tempat, beberapa kado tertumpuk terpampang jelas disana.

“Banyak banget??”

“Dari 10 keranjang shopee teratas kamu, aku beliin.”

“Akbar..”

“Jangan nolak, itu bukan utang, itu pemberian, hadiah, ngga baik tau pemberian hadiah di tolak.”

Naura semakin tersipu malu dibuat oleh Akbar, dirinya kini merasa menjadi ratu sehari.

“Kamu tuh mau apasih sampe niat begini? Sumpah ya kenapasih ngga daridulu kita temenan dikasih begini tiap aku ulang tahun? Kan aku bisa makmur?”

Bukan dapat pelukan atau apa, Naura malah mendapat sentilan pelan ditangannya dari Akbar,

“Tekor aku kalau 3 tahun ngasih ginian mulu, syukur syukur kalo ujung-ujungnya diterima kalau misalnya kemaren ngga diterima gimana? Biayain jodoh orang dong aku?”

“Ya tapi kan nyatanya diterima?”

“Ya kan aku bukan cenayang?” Akbar kembali menjawab pertanyaan Naura dengan pertanyaan lagi.

Semua teman-teman mereka yang ada disana hanya diam memandangi dua sejoli yang meributkan hal yang seharusnya tidak diributkan.

“Kalau pacaran sama temen sendiri tuh gitu yah? Masa suka ngungkit masa lalu pas masih jadi temen? ngapain pacaran dah kalian kalau suka ngungkit ngungkit soal pertemanan? Mending temenan aja ngga sih lama lama daripada pacaran??” Ucap Jovi yang sudah tidak tahan dengan adegan drama yang ditunjukkan oleh dua sejoli ini.

“GAMAAAAAUUUUUU” Ucap Akbar dan Naura secara serentak. Hal tersebut sontak membuat semuanya yang ada disana tertawa karena keduanya seakan-akan tidak mau saling kehilangan