hehe.

”Iya diterima.”

Satu bubble chat berisi pesan itu sontak membuat Ten loncat dari kasurnya.

Sudah selama itu dia tidak pernah merasakan rasa seperti ini.

Ten langsung buru-buru beranjak dari kasur dan berdiri didepan kaca merapihkan rambutnya yang masih basah karena kehujanan tadi.

Dia kemudian mengambil jaketnya yang berada dibelakang pintu, kemudian berlari keluar.

Ya, kemana lagi kalau bukan ke kamar Ao.

”buka pintu lo”gue didepan kamar lo

2 bubble chat di send Ten ke contact si anak kost yang sekarang resmi menjadi pacarnya.

Sekarang dia berdiri sambil menatap penuh harap dibalik pintu Kamar nomor 10 itu.

Klek

Suara knop pintu dibuka, menampilkan perempuan dengan rambut panjangnya.

“Ngapain?” Tanya Ao

“Gapapa.”

“Gajelas, gue tutup ya udah malem mau tidur.” Ucap Ao sambil berbalik badan untuk masuk kembali ke kamarnya.

Namun, dengan cepat Ten menarik tangan perempuan yang ada didepannya.

“Jangan masuk dulu kenapa, baru juga jadian.” Ucap Ten dengan pelan.

Ao benar-benar terkejut, apalagi disaat Ten mengatakan “baru jadian.” Dia jamin mukanya sudah merah sekarang.

“Apasih ah udah jangan gitu, udah ah mau masu—“

Belum selesai ao menyelesaikan kalimatnya, tubuhnya tiba-tiba dipeluk oleh lelaki yang ada didepannya dengan erat.

Awalnya ao hanya terdiam, tidak membalas pelukan itu sama sekali, badannya terasa kaku, faktor kaget juga mungkin.

dia sangat tidak menyangka orang yang biasanya selalu menjadi teman cekcoknya setiap hari, orang yang dia anggap bapak-bapak selama ini sudah berganti status menjadi pacarnya.

“Makasih ya.” Ucap Ten pelan disaat memeluk tubuh ao, sesekali kepala ao pun dielus oleh dirinya.

Ao lagi-lagi tidak menjawab, namun dia tersenyum, dia kemudian menggerakkan tangannya untuk membalas pelukan laki-laki-laki.

Suasana dinginnya malam membuat keduanya semakin mengeratkan pelukannya, rasa nyaman dirasakan satu sama lain dari mereka.

“gue gak nyangka gue bakalan ngom—“

Kalimat Ten terpotong, tatkala terdengar teriakan laki-laki mencari dirinya

“BANG TEN LO DIMANA SIH? GUE DATENG KE KAMAR LO KOK LO GAK—astaga bang ngapai—“

Suara teriakan dan kemunculan sosok manusia penganggu mencari Ten sukses membuat mereka berdua melepas pelukannya.

keduanya langsung menjaga jarak, saat melihat seorang laki laki dengan jad hujannya berdiri di depan mereka.

“M-mark lo ngapain sih datang kesini?” Tanya Ten.

“Harusnya gue yang nanya, lo ngapain peluk pelukan sih?!”