is it true?

Adit yang saat itu sedang menemani serena terkejut kaget saat melihat pesan yang dikirimkan oleh Rayhan.

Bagaimana tidak, rayhan mengirimkan foto dirinya yang artinya Rayhan bisa melihat dirinya bersama Serena saat ini.

“Adit, kenapa?” Tanya serena saat melihat raut wajah Adit yang tiba-tiba kebingungan

“Gapapa ser, gapapa..”

“Ada yang kenalin lo? kan udah gue bilang lo balik aja gausah nungguin gue dis—“

Omongan serena terpotong saat salah satu suster memanggil nama Serena.

“Nama lo dipanggil itu ser, ayo kita masuk.”

———- Setelah control selesai Adit kemudian buru-buru keluar dengan Serena, meninggalkan rumah sakit dengan harapan tidak ada lagi yang mengenal dirinya.

“Ser, kita langsung pulang aja ya?”

Serena mengangguk setuju, kemudian dengan cepat masuk kedalam mobil Adit.

Tanpa sadar, ada seseorang yang mengikuti mereka dari belakang, siapalagi kalau bukan Rayhan yang semakin yakin orang itu adalah Adit setelah melihat keduanya memasuki mobil dengan plat nomor yang sangat ia kenal.

———

Setelah sampai di Apartemen, Adit memarkirkan mobilnya di basement, begitu pula Rayhan. Namun dia sengaja agak menjauh.

Adit & Serena pun bergegas memasuki lift, sedangkan rayhan menggunakan Lift yang ada disebelahnya.

“Gue gak nyangka lo begini dibelakang bila, dit.” gumam rayhan.

Didalam lift yang berisi Adit dan serena, mereka hanya memperhatikan satu sama lain, dengan sesekali berbincang.

“Bayinya sehat dit.”

“Iyaa ser, gue juga liat tadi.” Ucap Adit yang kemudian membuka tutup hoodienya dan maskernya kemudian mengelus pelan perut Serena.

“Sehat-sehat terus ya bayi.” bisik Adit.

Senyum merekah tergambar di raut muka Serena, dia merasa beruntung sekaligus merasa bersalah sekali atas semuanya. Karena hal ini, Adit jadi harus berperan sejauh ini.

ting

Suara Lift terdengar menandakan mereka sudah sampai di lantai tujuan.

“Ayo gue pegangin biar gak sakit jala—“Ucap Adit sambil menuntun pinggang Serena, namun terhenti saat pintu lift terbuka.

Terdapat 1 orang yang sedang memperhatikan mereka disana. Membuat lutut Adit lemas tak karuan.

“A-Adiiit...” suara bergetar itu kemudian keluar dari mulut perempuan yang sedang membawa tas kecil pemberian dirinya.

Serena yang sedang dituntun Adit kemudian dengan cepat melepaskan pegangan tangan Adit yang ada diperutnya tadi dan berjalan keluar dari Lift dan berusaha berbicara namun apa daya mulutnya sama sekali tidak bisa digerakkan.

Tak lama kemudian, lift sebelah juga tiba dan Rayhan keluar dari lift itu, dan melihat kejadiannya secara langsung.

“Bilaa” Panggil Rayhan.

Rayhan tidak menyangka kegiatannya ingin mengikuti Adit bisa sampai separah ini, alias langsung dipertemukan dengan Bila.

Sore itu, menjadi hari yang paling menakutkan bagi Bila, bagaimana tidak, lelaki yang paling dia percaya hari ini terbukti melakukan kebohongan didepan mata kepalanya sendiri.

Kakinya melemas membuat Bila terjatuh dihadapan Adit. Benar benar terjatuh sampai membuat semua orang yang ada disana panik.

“Bil, aku bisa jelasin.” Ucap Adit, dengan nada suara yang bergetar pula, sambil berusaha memegang Bila yang sedang terduduk lemas didepannya, mengeluarkan air mata tanpa suara.

“Lepasin, lepasin gue!”

“Bila, ini semua ngga seperti yang kamu kira, bila..”

Bila kembali menolak, dia berusaha bangkit dari duduknya, walaupun air mata sudah bercucuran dari matanya.

“Bila tunggu bil..” Panggil Adit saat bila berusaha masuk kedalam lift yang kebetulan terbuka.

“Makasih udah nyadarin gue kalau semua laki-laki tuh gaada yang bisa dipercaya dit.” Ucap Bila tegar, kemudian dengan cepat menutup pintu lift yang dia naiki.

Rayhan yang masih ada disana hanya bisa diam, sesekali menatap wajah temannya dan wanita hamil yang ada didepannya.

“Ray—ini bukan kaya lo kira, gue gak ngelakuin itu semua ray, lo percaya temen lo ini kan ray? Bantuin gue ray jelasin ke bila ray.” Rintih Adit, memohon kepada Rayhan untuk membantunya.

“Ray sumpah dia bukan siap—“

Rayhan tidak mendengarkan perkataan Adit, rayhan malah mendekat dan kemudian melayangkan tangannya yang sedari tadi dia kepal.

bugh

Satu pukulan mendarat di pipi Adit, membuat sang empunya pipi serta Serena berteriak kencang.

“Dasar laki-laki brengsek lo dit.” Ucap jaemin kemudian pergi meninggalkan Adit dan Serena disana.