Jangan marah lagi.

Sesuai jadwalnya, hari ini mereka berkumpul di cafe yang sudah dibooking oleh haikal dan kina semalam.

Walaupun kejadian setelah booking cafe kurang mengenakkan, tapi sudah terlanjur menetapkan jadwal mereka harus tetap profesional.

“Lah teh kina kok naik gojek? A haikal mana?” Tanya salah satu staff mereka yang sudah sampai ditempat melihat kina membayar gojeknya.

“tau deh coba chat aja tanyain dia dimana.” ucap kina santai.

“udah jangan diganggu win, lagi mode senggol bacok kalo ngomongin a ekal.” jawab sungchan atas pertanyaan tersebut.

Tak berapa lama, haikal dengan motornya tiba ditempat, disusul dengan beberapa staff lain. Suasana seperti biasa, kina yang sibuk mengobrol dengan staff staff serta kadivnya. Tapi tak biasa bagi staff dan kadivnya melihat haikal dan kina diem dieman.

“teh kina sama a haikal ngomong dong, kaya orang pacaran lagi ngambekan aja. Atau jangan jangan udah pacaran?” Celetuk salah satu staff mereka

“Apaan engga kok!” Ucap kina dan haikal serempak, sukses membuat anak anaknya sibuk mengejek mereka.

———- Setelah pembahasan rapat departemen selesai, malam itu ditutup dengan suasana riang gembira, walaupun ada 2 manusia yang hatinya gundah gulana gelisah.

Setelah mereka mengumpulkan uang untuk membayar, mereka pun bergegas untuk pulang, ada yang sibuk memesan gojek, sibuk meminta tebengan, tak terkecuali kina.

“Sungchan, nebeng gue.” Ucap kina, membuat haikal menoleh.

“kaga ah, gak searah.” Jawab sungchan

“dosa lo gak mau nebengin sekde—“

“Sama gue aja kin.” Potong haikal.

“Noh sama a haikal aja, dah ya babay teteh, babay a, kita duluan ya.” Ucap anak anak itu berbarengan sambil meninggalkan mereka berdua yang masih berdiri mematung saling berhadapan.

“Maaf.” Satu kata yang keluar dari mulut haikal.

“Ngapain minta maaf sih? Udah ayo gue mau pulang.” Ucap kina hendak meninggalkan tempat itu.

Namun dengan cepat tangannya ditarik oleh haikal.

“Maaf udah ninggalin lo lama, lila baru putus sama pacarnya kemarin, dia nangis didepan gue, gak mungkin kan gue ninggalin dia sendirian malem itu? Tapi gue ngaku gue salah gak ngabarin lo dulu dan buat lo nunggu disana sendirian. maafin gue ya kin?”

Kina hanya diam, dia merasa dirinya egois malam itu.

“Jawab dulu, baru gue anterin lo pulang.”

“Iya gue maafin, udah ayo cepet pulang.” Ucap kina.

Haikal langsung tersenyum mendengar jawaban kalau ia dimaafkan.

“Kin...”

“Apalagi sih lo mau diem disi—“

Haika mendekatkan tubuhnya ke arah kina, membuat kina harus mundur beberapa langkah.

“Jangan marah marah ya, gue gak bisa liat lo diemin gue, bener deh gak bisa. Lo senyum lebih cantik daripada marah marah.” Ucap haikal sambil menarik ujung bibir kina dengan tangannya untuk tersenyum.