Kejadian.

Hari ini adalah hari rutinan rapat bph mereka. Karena mereka sedang mengerjakan project ulang tahun himpunan, maka hari ini rapat dikhususkan untuk membicarakan hal itu.

Hari ini benar benar hari yang berat bagi haikal dan kina, mereka hari ini sekelas, tapi tidak saling bertegur sapa satu sama lain.

Bahkan, kina menghindar dari haikal disaat haikal mendekat ke dirinya.

Seperti biasa, mereka rapat di sekret, duduk sesuai dengan divisinya masing-masing. Hal itu juga membuat kina semakin sebal karena ngeliat lila malah nempel-nempel sama haikal.

—— Setelah rapatnya dimulai dan penyampaian dari beberapa divisi, tibalah saatnya penyampaian divisi haikal dan lila yaitu divisi acara.

“Oke, selamat malam semuanya, disini gue sama haikal mau nyampein tentang progress divisi acara.” Ucap lila

“Jadi, hari ini kita mau nyampein buat guest starnya, disini kan kita ada ngadain seminar gitu kan, nah rencananya gue sama haikal mau ngundang influencer nih.”

“Cuma ya budgetnya lumayan sih, tapi dia cocok banget buat ngisi acara kita.”

Kina sebagai bendahara pelaksana dari kegiatan ini kemudian menoleh menatap lila, diikuti dengan dia yang ikut ditatap haikal.

“berapa emang budgetnya?” Tanya Kina.

“Sekitaran 8 jutaan sih udah include semua ya, bisalah ya.” Ucap lila santai

Renjun, jaemin, jeno, arin dan ryu yang tadi hanya diam langsung membelalakkan matanya saat mendengar fee dari influencer yang akan mengisi acara mereka.

“Hah? 8 juta? Duit dari mana lil? Anggaran yang di acc aja cuma 10 juta, gimana bisa lo cuma mau ngundang 1 influencer dengan biaya segitu? Terus yang lainnya pake apa? Daun?” Tanya kina

“Ya bisa lah kin, nah apa gunanya divisi danus buat nyari uang, pokoknya gue sama haikal udah fix sih mau itu soalnya udah cocok banget sama konsepnya.”

Kina kembali membelalakkan matanya, bagaimana bisa mereka sudah memfix-kan semua tanpa memberitahu yang lainnya?

“Lo gila ya? Dikira nyari duit dari danus itu gampang?”

“Kok lo ngatain gue gila sih?ya kan bener? Buat apa dari dulu diciptain divisi danus kalo ngga bisa nyari duit?” teriak lila, yang mulai meninggikan suaranya.

“Ya biasa aja dong gausah ngegas, yaudah sekarang lo gantiin itu anak danus jualan biar bisa terpenuhi ekspetasi lo.” Jawab Kina.

Suasana makin memanas, suara teriakan lila dan jawaban balasan dari kina memenuhi ruangan, beberapa dari mereka mencoba menenangkan keduanya.

“Eh kin, harusnya lo sebagai benpel ikut mikirin gimana caranya cari duit, gue sama haikal udah susah susah nyari konsep, nyari pemateri ini itu, lo malah ngatain gue gila, waras lo ngomong gitu?” Tanya lila.

“Ya lo mikir lah gimana, 8 juta lo pikir dikit, terus panggung dll mau pake apa lil, mik—aw!”

Suara kina terpotong saat 1 penghapus papan tulis melayang ke dahinya, ya itu dilempar oleh lila.

Lila yang sudah diambang amarah melemparkan penghapus papan tulis itu kearah kina, berharap agar kina diam dan menerima kalau dia sama haikal sudah susah susah memikirkan itu semua.

“Kina! lo apa apaan sih lil?” Teriak arin dan ryu menghampiri kina yang merintih kesakitan.

“Ya dia sih, banyak nuntut, udah susah susah gue mikirin itu.” Ucap lila tanpa merasa bersalah.

Haikal menatap nanar kina, dia berusaha hendak bangkit, tapi tangannya ditahan oleh lila.

“Lo mau kemana, lo harusnya bela gue sebagai acara, kita udah mikir ini lama kal.” Ucap lila kepada haikal

“Eh berdarah berdarah, ayo temenin gue ke sekret bem, mereka ada p3k kita minta dulu, itu obatin dulu.” Teriak Jeno saat melihat dahi kina sedikit berdarah.

Kina masih berharap haikal akan bangkit dari tempat duduknya dan melihat kondisinya dari dekat.

Namun nyatanya nihil, dia hanya menunduk di tempat duduknya sekarang.

“Ayo kin, kita ke sekret bem, numpang obatin luka lo dulu.” Ajak Jaemin.

“Gausah, gue pulang aja, kepala gue pusing.” Ucap Kina

“Yaudah kita anter ya?” tanya jeno ke kina.

“gue aja yang an—“

“Haikal, rapat kita belom selesai! Lo disini, sama gue.” Ucap Lila menahan hakal agar tidak pergi mengantar kina.