Maaf sekali lagi.

Setelah mendapat pesan terakhir dari Abim, Alsa langsung menyandarkan tubuhnya di sofa.

Beberapa hari ini abim memang rutin menghubunginya, abim juga selalu minta maaf dan minta untuk bertemu. namun alsa masih menolak untuk bertemu dan membicarakan semuanya.

Ada salah satu alasan mengapa Alsa kecewa dan melarang abim, selain karena dia berbohong ya.

Abim adalah laki-laki yang suka banget sama basket sejak dia smp, dia bahkan sudah mewakili sekolahnya kemana mana, bahkan pernah dapat pelatihan secara internasional pula.

Namun, suatu ketika Abim mengikuti lomba, dia cedera parah. Cedera itu bahkan hampir mengambil nyawanya, sampai akhirnya semua orang waktu itu sudah pasrah, termasuk Alsa.

Mereka bahkan baru beberapa bulan pacaran, harus diberikan cobaan dengan Abim yang sekarat.

Setelah mukjizat abim bisa diselamatkan, Abim hampir satu tahun harus bersekolah secara online, karena dia belum bisa untuk pergi sekolah seperti biasa.

Alsa bolak balik untuk merawat Abim saat itu.

Alasan itulah yang menjadi salah satu faktor Abim sangat dilarang keras terjun lagi ke dunia basket.

——————— Beberapa hari ini memang cukup berat buat mereka, karena suatu kebohongan hubungan mereka hanya berisi pertengkaran dan pertengkaran setiap hari.

Kemarin, saat di Tama alsa sempat menceritakan keluh kesahnya, sebagai laki-laki, tama hanya memberikan saran untuk Alsa dan Abim menyelesaikannya berdua dengan cara bicara satu sama lain.

Dikarenakan Alsa masih belum mau, akhirnya Abim hanya rutin mengirimkannya makanan, setiap hari.

“Ini udah makanan ke berapa dia kirimin hari ini.” Celetuk Alsa saat melihat delivery makanan ada didepan pintu unit Apartemennya.

Namun, saat Alsa hendak masuk ke dalam apartnya, tangannya ditarik oleh seseorang.

“Abim?”

“Sa..”

“Ngapain disini, aku lagi gak mau bicara.”

“Dengerin dulu sa.” Ucap Abim mencegah alsa untuk melepaskan tangannya.

“Apa? Kamu udah bohong bim, udah bikin semua orang khawatir, atau cuma aku aja yang gatau kalo kamu bohong?”

“Ngga sa, ngga, mama juga bahkan belom tau kalo aku ikutan lagi sa, maaf sa, aku gak bermaksud bohong, aku cuma gak mau bikin kamu khawatir.” Ucap Abim.

“Tapi dengan kamu bohong sama aja bim kamu bikin aku khawatir, aku gatau kalo kamu baik baik aja atau engga pas latihan, bim coba lah mikir sedikit, kamu hampir kehilangan nyawa bim, nyawa.”

Abim menghela nafasnya, dan mengacak rambutnya, dia frustasi.

“Sa, look, aku gapapa, aku udah baik baik aja, aku bisa jaga diri sa, aku gak mungkin celakain diri aku lagi sa, please, maaf, iya aku salah karena aku bohong, tapi jujur aku udah pengen bilang ke kamu dari kemaren, tapi belom nemu waktu yang pas, hubungan kita lagi ga baik baik aja kemarin, aku gamau ditengah begitu aku bilang dan akhirnua malah makin runyam sa, please aku minta maaf jangan diemin aku kaya begini sa, please...” Ucap Abim yang tak sadar sambil meneteskan air matanya.

Alsa yang melihat orang didepannya menangis hanya bisa diam. Dia tau abim secinta itu dengan Basket, tapi dia cuma mau Abim baik baik aja, gak pergi, gak celaka.

“Sa...please”

“Aku janji buat jaga diri, aku janji gak bakal celaka lagi, tapi kalo emang kamu gak bisa maafin aku karena aku masih pertahanin itu, okay aku bakalan ngundurin diri, yang penting kamu gak marah sama aku ya?”

Mendengar kata-kata itu, membuat Alsa merasa bersalah, tidak seharusnya dia melarang Abim.

Tapi lagi-lagi, otak dan perasaannya tidak berjalan beriringan. Alsa cuma mau Abim gak terluka lagi, itu aja.

“Ya sa? Aku ajuin pengunduran diri aja ya? Please aku gabisa cuma gara-gara ini kita berantem, okay aku yang bodoh, aku yang brengsek karena gak kasih tau kamu, aku salah sa, aku ngaku salah.”

“Yang penting kamu maafin aku dulu ya?”

Abim yang awalnya posisi berdiri, kemudian terjatuh hingga terjongkok didepan Alsa.

Lebay? Iya emang. Tapi Abim beneran gabisa lepas dari Alsa, gabisa.

“Abim, stop it.”

“Jangan begini, ayo berdiri.” Ucap Alsa yang ikutan jongkok untuk meraih tangan Abim.

“Sa...maaf”

“Abim, jangan begini bim please.”

“Aku ngundurin diri aja ya? Yang penting kamu maafin akh ya?” Tanyanya sekali lagi.

Lagi-lagi Alsa merasa menjadi wanita paling egois sekarang.

“No, jangan”

“Kenapa? Kamu gak suka aku ikutan kan? Aku cuma gamau kamu marah sa, gak mau, sa aku sayang banget sama kamu sa..” ucap Abim lirih.

“Lanjutin, aku gak marah, aku maafin, aku maafin kamu abim tapi jangan gini lagi ya? Aku cuma kecewa kamu bohong bim, udah itu aja gak lebih.”

“Aku cuma ngerasa bego, apa yang coach kamu bilang waktu itu emang bener, aku cuma pacar kamu, aku gak berhak ngelarang kamu bim, engga berhak sama sekali.”

“Berhak sa, kamu berhak, aku aja yang bodoh dan bohong sama kamu sa, aku nyesel, aku orang paling bego yang lebih milih hobiku sendiri daripada kekhawatiran orang lain.”

“Engga abim, udah ya, udah sekarang kita masuk, jangan begini lagi ya, kamu harus semangat, aku udah maafin kamu, tapi aku mau minta permintaan, aku mau kamu janji ya?”

“Iya, aku janji, apa sa? Aku pasti tepatin kali ini sa” lirik Abim

“Jangan sampe terluka lagi ya bim? Aku gak mau. Kalo sampe itu kejadian aku—“

Abim langsung merengkuh tubuh pacarnya yang berada didepannya, dengan erat, erat banget.

“Iya aku janji, aku pasti bakalan nepatin itu. Aku janji sa.”