Permintaan Lila.

Hari ini, sesuai janji lila & haikal, mereka bertemu di salah satu cafe yang ada di Kota itu. Cafe yang biasanya emang dipakai mahsiswa disana untuk rapat ataupun sekedar hangout dengan suasana tenang.

Lila telah tiba 5 menit sebelum jam yang telah ditentukan. Dia memesan 2 minuman, 1 latte dan 1 ice americano, kesukaan haikal.

Setelah menunggu beberapa saat, haikal muncul dari balik pintu dengan kemeja flannel + kaos hitamnya dan beanie yang bertengger di kepalanya. Haikal masuk kemudian meghampiri lila yang melambai kearahnya.

“Hai!” Sapa lila dengan penuh senyum.

“Hi, sorry ya gue telat, agak macet tadi.” Balas haikal.

“Iya gapapa kok kal, btw ini barusan aja sampe, aku mesenin kamu ice americano, kamu suka kan?” Tanya Lila.

panggilan “aku—kamu” membuat haikal mengerutkan dahinya, ada apa gerangan lila memanggilnya dengan kata itu.

“Eh sorry tapi gue lagi ngga minum es—“ tolak haikal halus.

Raut muka lila sedikit berubah kearah kecewa, namun bukan lila namanya kalo menyerah.

“Eh yaudah aku pesenin yang lain mau?” Tanya Lila.

Haikal menggeleng dengan cepat, apa kata orang orang kalo dia menolak wanita didepannya dan menyuruh untuk memesankan ulang.

“Eh—gausah, gapapa deh gue sekali aja minum ini, lain kali gausah dipesenin lil, gue bisa mesen sendiri.” Ucap haikal yang membuat senym lila kembali merekah.

—— Setelah mereka menyelesaikan apa yang menjadi tujuan pertemuan sore itu, mereka pun membereskan peralatan yang berserakan di meja cafe tersebut.

“Udah kan? ini apa lagi yang belom? Biar diselesaiin sekalian.” Tanya haikal

“Eh udah kok udah semua kal, nanti gue kirimin ke email benpelnya.”

Haikal mengangguk, kemudian hendak beranjak dari kursinya, dan mengajak lila pulang.

Namun, tangan haikal dengan cepat ditarik oleh lila.

“Kenapa?” Haikal menoleh.

“Ah—itu, tadi kan aku bilang ada yang mau aku omongin.” Ucap lila terbata-bata.

“Oh iya, yaudah apa lil?” Tanya haikal yang kembali duduk di kursinya.

Lila menarik nafas yang dalam, berusaha menetralkan jantungnya saat ini.

“Itu—kal, anu—sebenernya gue, gue suka sama lo.” Ucap Lila lantang.

Haikal yang sedang mengaduk ngaduk dan memakan es batu dari gelas ice americano nya tadi hampir saja tersedak saat mendengar apa yang dikatakan lila.

“Hah?”

“Iya kal, gue suka sama lo, aku suka sama kamu kal, udah lama, aku pikir lebih baik aku nyatain sekarang biar kamu tau apa yang aku rasain sekarang.” Ucap lila.

Haikal masih diam, masih mencerna perkataan, maksud dan tujuan lila menyatakan perasaannya.

“Gue makasih banget lo udah suka sama gue, cuma gue bingung, maksud dan tujuan lo nyatain ini emang pengen nyatain aja atau ada maksud lain?” Tanya haikal.

“Ayo pacaran kal, gue nyatain karena emang pengen pacaran sama lo.”

2x haikal hampir tersedak es batu.

“Gue nyatain supaya lo mau jadi pacar gue, biar lo tau kalo gue suka lo udah lama, gue udah gabisa nunggu lo buat nyatain perasaan duluan, jadi mending gue aja yang mul—“

Perkataan lila di stop oleh haikal, membuat lila menatap haikal dengan penuh harap.

“Sekali lagi, gue makasih banget lo udah bisa nyatain perasaan lo dengan jujur ke gue kalo lo suka sama gue, tapi kalo tujuan lo buat kita pacaran, maaf lil, gue gabisa, gue gak bisa bohongin perasaan gue sendiri, ada orang lain yang gue sayang lil, dan itu bukan lo, gue minta maaf ya? ayo kita pulang aja, gue tunggu di mobil ya lil.” Ucap Haikal sambil beranjak dari kursinya meninggalkan lila yang masih mematung akibat jawaban haikal.