Si Caper!

Tidak seperti biasanya yang keluar kelas dengan rombongannya, tapi kali ini dia keluar kelas dengan geng geng centil fakultasnya, karena kebetulan sore ini dia dan geng centil itu sekelas. Tapi untungnya, dia bersama dengan aras, jadi gak stress stress banget lah ngadepin geng centil yang masuk kedalam jajaran atas fans dari jahe & juna.

“Ao!” Teriak seseorang yang membuat semua mata tertuju pada suara itu, termasuk Aras dan geng centil tersebut.

“Aduh mampus kenapa manggil gue sih.” Gumam ao dalam hati

Aras pun menyenggol lengannya, “itu? Ten ten itu kan? Lo pulang sama dia?” ucapnya dengan suara pelan.

“iya..duh pake dipanggil lagi, bisa bisa hp gue malem ini rame sama si geng cen—“

Belum selesai perkataannya kepada aras, dugaan dan perkiraannya pun terjadi. Salah satu geng centil itu kepo dan nanyain ke Ao.

“Eh ao, siapa tuh yang manggil lo? Cakep banget, kenalin dong ke gue.”

“Gue juga”

“Gue juga mau.” Ucap mereka bertiga secara bersautan.

Ao langsung memasang kode kepada aras, kode bahwa dia harus segera pergi dari sini sebelum nih geng centil makin banyak nanya.

“Eh—duh sorry gue buru buru, nanti lagi ya.” Ucap Ao meninggalkan aras dan geng centil itu, dan berlari menuju Ten untuk menyuruhnya segera masuk ke dalam mobil.

———

“Masuk masuk masuk!” Ucap Ao sambil menyuruh Ten masuk kedalam mobilnya

“Apaansih dorong dorong.” Gerutu Ten, tapi tetap mengikuti arahan Ao.

Setelah mereka berdua berada di dalam mobil, ao pun menyeka keringatnya dengan tangannya karena berlari menghindari pertanyaan geng centil itu.

“Nih pake tisu, jorok.” Ucap Ten sambil menyodorkan kotak tisu ke arah Ao.

“Lagian ngapain pake lari-lari.”

“ya lo ngapain pake keluar mobil?mau caper ya?” Tanya Ao balik

“ya kan biar keliatan sih, kenapa emang kalo gue caper? Suka suka gue dong. Jangan jangan lo suka ya sama gue makanya gak suka gue caper ke orang.” Tanya Ten dengan nada sedikit mengejek

BRUUK

“Mamam tuh bantal, suka suka pala lo peyang.” Decak Ao sambil melempar bantal yang ada di mobil Ten kearah muka laki-laki itu.

——- Setelah cekcok kecil didalam mobil, suasana kembali hening. bahkan mereka berdua sama sama diam, jarang kan liat Ao sama Ten diem? ya sekarang lah fasenya.

“Terus mau kemana?” tanya Ao buka suara

“terserah” jawab Ten

“Kaya cewe”

“Kan lo yang minta gue traktir.”

“Ya tapi harusnya lo yang nentuin”

“Kok gue?”

“Karena lo cowo, lo juga yang bayarin, lo yang bawa mobil, lo yang jemput gue lo yang—“

Suara Ao terhenti, karena mulutnya ditutup oleh bantal yang tadi ia lemparkan ke Ten,

“Diem, lo ikut gue aja ya berarti, terserah gue bawa kemana.” Ucap Ten kemudian melepaskan bantal yang ada di mulut Ao dan menjalankan mobilnya menuju tempat tujuan.

“Tapi gue jangan dibawa ke tempat aneh aneh!”

“Siapa juga yang mau bawa lo ke tempat aneh aneh, lo tuh nyusahin!”

“Nyenyenye, nyebelin, untung ganteng, jadi sayang mau gue timpuk.” Guman ao dalam hati.

;bonus (Ao selama perjalanan)