Sidang Akhir Siang itu.

“Alyora Kania.” Panggil salah satu dosen yang keluar dari ruangan tempat yang nantinya menjadi saksi kelulusan seorang Ao.

“Ayo semangat o.”

“Lo pasti bisa.”

“Jangan panik okay, tetap tenang.”

Ucapan semangat dari teman-temannya mengukir senyuman dari wajah Ao, walaupun sebenarnya hatinya gundah. Gundah dengan apa yang akan terjadi didalam, selain itu juga gundah memikirkan Roomchat Ten yang daritadi berstatus typing tapi Ao tidak kunjung menerima pesan tersebut.

“Ao, jangan pikirin hal lain dulu, gue tau lo berharap seseorang dateng kan? Tapi please fokus sama diri lo sendiri, kalo dia sayang lo pasti dia tau dan bakalan dateng.” Ucap Aras menenangkan Ao, sembari memegang punggung tangan sahabatnya itu,

Ao mengangguk dan memasuki ruang sidang itu dengan perasaan yang dia sendiri tidak dapat menggambarkannya.

————

Waktu berlalu begitu cepat, suara tepuk tangan dan ucapan selamat mulai bergaung dari dalam ruangan menyelimuti perempuan berparas cantik yang ada didalam sana.

Ao lulus dengan nilai ujian yang memuaskan. Suara riuh menggema disaat Ao menampakkan dirinya keluar dari ruangan. Ucapan selamat dan hadiah berupa bunga menghujani dirinya saat itu.

“Ao akhirnyaa, yay selamatttt” peluk Aras sambil memberikan bucket bunga mawar putih kesukaan Ao

Pelukan dan ucapan selamat silih berganti berdatangan kepada Ao, dari beberapa sahabatnya, abangnya, teman teman abangnyaa dan yang banyak lainnya.

“Senyum dong.” Ucap Taeyong sambil menarik ujung bibir adiknya supaya mengukir senyum diwajah adiknya itu.

Tapi, bukan tersenyum, Ao malah menangis dipelukan abangnya.

“Kok nangis?” Tanya taeyong sambil menenangkan adiknya.

“Kata aras kalo Ten sayang gue dia pasti dateng, tapi dia gak dateng ya? dia dimana? dia udah ga sayang sama gue ya bang?”