Tunggu disitu.

Setelah berkeliling mencari tempat untuk rapat besok, haikal dan kina memutuskan untuk mampir ke angkirangan pinggir jalan.

“disini gapapa?” Tanya haikal sambil memarkirkan motornya di pinggir angkringan.

“Boleh deh, udah laper banget nih gue.”

Suasana angkringan malam itu cukup ramai, ya seperti biasa banyak mahasiswa yang lebih memilih makan diangkringan daripada di restoran mewah. Setelah mencari tempat duduk, mereka bergegas memesan makanan, mereka pun duduk sambil sesekali mengobrol mengenai proker-proker yang bakal mereka jalanin selama 1 tahun nanti.

“lo kalo sakit bilang ya kin, gaada boleh rahasia rahasiaan sama gue selama satu tahun ini. Kalo capek bilang ya kin?” Ucap Haikal

“Iya haikal astaga berapa kali sih gue bilang kalo gue gapapa.”

Haikal hanya mengangguk pahamz

————

Tak berapa lama makanan mereka datang, dengan cepat mereka melahap pesanan tersebut.

Setelah selesai dan kenyang, mereka langsung bersiap untuk membayar dan pulang ke kosan masing-masing.

Namun, saat berjalan ke arah mobil, kina melihat seseorang yang tidak asing sedang duduk ditepi jalan sambil menangis.

“Itu..bukannya lila?” Tanya kina ke haikal.

Haikal menoleh, kemudian mengajak kina untuk menghampiri wanita tersebut. Saat sampai disana, orang yang mereka curigai menoleh kearah mereka

“Lila, ngapain lo disini nangis nangis?” Tanya haikal

“Ah..haikal..kina..ah gue gapapa.”

“Kalo gapapa gak mungkin nangis, lo sendirian?” Tanya kina.

Lila kemudian mulai menangis lagi, ntah apa alasannya kina dan haikal tidak tahu. Karena kina tidak ingin orang orang berspekulasi yang tidak tidak kepada mereka, maka dari itu kina langsung bergegas menyuruh haikal mengantarkan lila pulang.

“Kal, anterin gih.” Ucap kina

“Lah kan gue bawa motor, terus lo?” Tanya haikal

“Anter dulu nanti kesini lagi.”

“Ga ah, masa gue ninggalin lo disini?” Tolak haikal

Kina memasang tatapan yang menyuruh haikal untuk segera mengantarkan lila. Dia tidak apa disini sendirian daripada harus mendapatkan tatapan sinis dari orang-orang yang tidak tahu apa apa.

“Oke, gue anterin, lo tunggu sini. Jangan kemana mana ya kina, diem disini. Ayo lil.” Ucap haikal sambil mengajak lila untuk pergi dari sana.

“Iya jangan lupa jemput gue aja ya.” Jawab kina.

Lila langsung beranjak dari tempat duduknya, kemudian memeluk kina

“Kina, gue pinjem haikalnya dulu ya.”

Kina yang merasa panas langsung melepaskan pelukan tersebut.

“haha apaan dah bahasa lu pinjem pinjem, haikal bukan barang kali, dah sana tuh orangnya udah di motor, hati hati ya.” Ucap kina sambil tersenyum.

Lila mengangguk mengerti.

“makasih ya kin.” Ucapnya kemudian meninggalkan kina dengan tatapan yang ntah kina pun tak tau maksudnya, tapi kina yakin ada yang tidak beres dengan sikap lila malam itu.

“KINA TUNGGU DISITU YA JANGAN KEMANA MANA.” Teriak haikal sesaat sebelum ia pergi bersama lila, malam itu.