Donghyuck menghela nafasnya dan membuka diamnya, “Waktu kita gak banyak lagi.”

“I know.” Jaemin menjawab singkat.

Mereka berdua kembali terdiam, larut dalam pikiran masing-masing.

Jaemin menarik Donghyuck lebih dalam ke pelukannya, melingkarkan kedua tangannya dengan erat di sekitar pinggang yang selalu ia puja.

Mereka berdua sedang berlari, berpacu dengan waktu.

Berharap bahwa waktu bisa berhenti mengejar mereka berdua karena sungguh, mereka tidak rela semua ini berakhir.

Donghyuck dan Jaemin, mereka berdua tidak siap kehabisan waktu.

Namun sayang, waktu tak mengenal kata berhenti sebelum dunia ini berakhir.

“Donghyuck,” Jaemin membuka mulutnya untuk berbicara, suaranya serak karena terlalu lama bungkam.

“You do know that you are the right person for me, right? Aku tahu aku gak pernah secara langsung bilang that you are the right person for me, but you do know that right? If you don't then I'm telling you this right now. Kamu, Lee Donghyuck, adalah orang yang tepat buat aku, Na Jaemin.”

Donghyuck menganggukkan kepalanya pelan, matanya berkaca-kaca, jelas ia sedang berusaha menahan air matanya untuk tidak tumpah.

“It's cruel how we only find and know each other for a while, but it's also a blessing for me. Aku bahagia bisa bersamamu, walau harus sambil berpacu dengan waktu dan juga dunia ini.” Jaemin menyelesaikan perkataannya dengan seulas senyum lembut yang mengembang di wajahnya

Donghyuck terisak pelan, tangisnya pecah juga pada akhirnya. Namun Donghyuck tahu, ia tidak punya banyak waktu.

Ia tahu sebentar lagi semua ini akan berakhir. Ia tahu dengan jelas bahwa ia hanya memiliki kurang dari 5 menit sebelum dunia ini berakhir dan waktu berhenti.

“Na Jaemin,” Ucap Donghyuck dengan suaranya yang serak dan parau akibat menangis, “Aku tahu. Aku tahu dengan jelas karena kamu juga orang yang tepat buat aku. You are the right person for me in this life.”

Mata Jaemin yang sendu terpaku pada Donghyuck yang sedang menangis di dalam pelukannya sambil mendengarkan kata tiap kata, kalimat tiap kalimat, yang keluar dari mulut lelaki tersebut.

Udara di sekitar mereka berdua semakin lama semakin membuat mereka sesak dan sulit untuk bernafas. Suhu di sekitar mereka juga terus menerus mengalami peningkatan.

Donghyuck dan Jaemin saling menatap satu sama lain.

The time has come.

Keduanya beringsut maju dan mendekat ke satu sama lain, ujung hidung mereka menempel dan mereka tersenyum tipis.

Donghyuck berbisik lembut sambil menutup kedua matanya.

“In this life time, you are the right person for me but sadly the time is not enough.”

Jaemin memagut lembut bibir Donghyuck dan menutup kedua matanya sambil berbisik.

“You will always be the right person for me in every life time, Donghyuck. I will find you in the next one and we will have plenty of time within our hands to be spent, together.”