beautiful beautiful ruinara.

warn : misgendering! lowercase.

backsound ; hampir sempurna – rendy pandugo.

selesai dengan urusan membersihkan diri seusai pertandingan, isaiah dengan tergesa berlari menuju aula tempat dimana rui berada.

ia sangat berterimakasih kepada pria mungil tersebut karena sudah mau menyemangatinya, menunggunya hingga selesai lomba, bahkan membereskan isi tas nya yang sempat berantakan karena mengambil jersey basket tadi pagi.

lima menit kemudian captain basket dari tim teknik sipil itu lalu dengan cepat menemui lelaki manis yang sedari tadi telah sibuk mengiriminya pesan berupa kata kata afirmasi yang sangat menunjang semangatnya.

sedangkan rui yang baru saja membagikan makanan kepada para peserta lomba mading kini telah beralih menuju isaiah yang sudah rapih dengan setelan kemeja putihnya.

hai? udah dateng? ayo makan dulu” pintanya kepada yang lebih muda.

“iya, berdua tapi. masa kamu liatin aku makan doang?“ 

rui mengangguk, tangannya terulur memakaikan ransel yang sedari tadi ia tenteng  pada sang empunya sembari menyerahkan dua nasi kotak kepada isaiah, “pegang dulu. aku bantuin pakai tas”

yang diperlakukan sedemikian rupa hanya terdiam dan menurut, rui sangat manis dan perhatian, begitu batinnya.


beres dengan urusan memakaikan tas sekarang kedua anak adam tersebut sedang duduk berdampingan di pojok aula guna mengisi perut mereka yang sedari pagi sudah meronta minta dipuaskan dengan hidangan apa saja.

“panas banget tadi? kulit mu merah merah tau, habis ini aku pakai kan lotion ya?” yang lebih tua berinisiatif, jari jari lentiknya bahkan bergerak mengusap keringat pada ruam ruam merah yang menodai kulit pucat isaiah.

“kulit aku emang begini kata bunda, memang sensitif.” aku nya pada rui. lelaki mungil itu mengangguk.

tak terasa jam makan siang telah selesai, rui menanyakan pada isa apakah lelaki itu telah selesai dengan makanannya, “udah?” isaiah mengangguk singkat. 

setelah itu rui bangkit dari tempat duduknya, berjalan lima langkah kedepan untuk membuang sisa makanannya bersama sang ehm calon kekasih mungkin?

“siniin muka mu, aku olesin pakai pelembab aloe vera biar dingin, biar nggak iritasi”

yang di pinta hanya menurut. isaiah memajukkan wajahnya sesuai instruksi dari rui. dalam jarak sedekat ini ia bahkan bisa melihat wajah rui yang begitu mulus tanpa noda.

mata berkilaunya, bibir merah merekahnya, hidung mancungnya, pipi tembamnya, semua yang rui miliki rasanya dapat memikat isaiah dengan cepat walaupun mereka baru berkenalan 5 hari yang lalu.

sedangkan yang dipandang sedemikian rupa berusaha untuk memfokuskan pikirannya pada ruam ruam merah yang tercetak jelas pada kulit isaiah, “jangan liatin aku kayak gitu coba, salting nih” guyonnya pada isa.

namun berbeda dengan rui yang tersenyum lebar kala mengatakan itu, isaiah justru mengetapkan bibirnya datar, “kamu indah, terimakasih ya?” ujarnya tulus sembari mengelus pergelangan tangan rui yang masih sibuk mengoleskan pelembab aloe vera pada wajah iritasinya.

“kamu indah, cantik.”