one last time, I lost that sparks – isaiah

warn : lowercase.

usai bertukar pesan bersama ibu dan kakaknya, bungsu dari keluarga davin dan caroline itu kemudian hendak beranjak untuk memenuhi panggilan makan malam sebelum langkahnya ia urungkan karena mendengar desisan singkat dari seseorang yang sedang menempati tempat tidurnya,

isa...isa...i want isa, isaiah…”gumamnya gelisah sembari membaringkan tubuh dengan posisi tak pasti, keringat yang membanjiri permukaan wajahnya sudah cukup mencerminkan secemas apa lelaki ini dalam mimpinya.

melihat itu sosok kemanusiaan isaiah jelas bangkit, meronta agar ia dengan cepat membantu sang lawan debat beberapa waktu lalu yang langsung terjatuh pingsan saat isaiah memeluknya, “ssshh, I'm here, I'm here” bujuk isa halus. jemari kekarnya ia gunakan untuk mengusap keringat yang bercucuran dari tubuh yang lebih mungil.

ia bahkan menurunkan suhu ruangan agar sang pemimpi tidak tercekik oleh panasnya tempat tidur tersebut.

lama memandangi rui yang sudah kembali tertidur pulas, isaiah dengan inisiatif entah darimana menyingkirkan poni halus yang menutupi permukaan dahi rui sembari meniupnya perlahan agar rui semakin terlelap dalam tidurnya.

saat dirasa yang dilayani sejak tadi sudah tertidur pulas, isaiah memberanikan diri untuk mengecup puncak kepala rui nara dalam dalam, penuh perasaan, perasaan rindu yang kian mencekik padahal mereka tidak sedang dipisahkan oleh jarak yang berarti,

“let me kiss your foreahead for the last time na, cause I don't know if I can kiss this beautiful spot of you again, or not. I love you na, but I'm letting go.” katanya pelan.

pada akhirnya, isaiah bukanlah siapa siapa dalam kehidupan rui. ia hanya pendatang bukan? kebahagiaan semu tidak akan pernah berarti apa apa jika nantinya sang pemilik cerita tersadar bahwa ia sedang berada dalam bilik cerita orang lain.