us?

warn : personal preference, mau dianggap MPREG atau ADOPTION terserah, its all up to you.


rui menyambangi silas pada lantai dasar rumahnya sesaat setelah lelaki manis itu selesai dengan urusan membersihkan diri.

mengenakan sweatshirt berwarna baby blue menjadikannya sosok paling manis yang selalu dinanti oleh sang pasangan “eh calonnya mas, sini coba” panggil silas dengan nada ramah.

papa dan mama yang mendengar itu mengemban senyum lebar saat tahu bahwa sebentar lagi anak mereka akan menjadi milik orang lain, orang yang telah mereka percayai mampu menjaga rui sepanjang kisah mereka berjalan.

“aduh aduh, mantu sama anakku manisnyaa. cepet cepet punya dede bayi ya dek? jangan ditunda. katanya silas tadi mau nunda dulu?”

rui seketika menjamkan sorotan matanya kepada silas yang hanya mampu menyengir lebar karena ketahuan telah mempersuasi calon ibu mertua secara diam diam, “belum mah, nanti dulu. adek masih sibuk kuliah. belum ada waktu cukup untuk ngasuh anak” katanya cuek.

mama yang mendengar pernyataan mutlak putra semata wayangnya tersenyum tipis, ia paham bahwa anaknya belum cukup matang untuk mengemban urusan rumah tangga.

namun apa daya? dirinya dan sang suami kesepian, mereka membutuhkan jiwa baru yang akan hidup berdampingan sebagai anggota keluarga baru nantinya.

“yaudah. tapi jangan nunda terlalu lama ya? mama sama papa udah nggak muda lagi, udah pengen banget gendong cucu.”

sekali lagi, rui memaksakan seutas senyum kepada kedua orang tuanya, “iyaa mah, diusahain nggak terlalu lama nunda” tutur rui tak yakin.

dengan jawaban rui yang terkesan sudah agak memuaskan, maka mama dan papa pun memutuskan untuk mangkir dari sana, menyisakan kedua calon mempelai yang sibuk dengan kegiatan masing masing.

silas yang mendengar semua percakapan sang calon suami bersama kedua calon mertua itu lalu mengeratkan pelukannya pada pinggang ramping rui sembari mengelus perut rampingnya perlahan, “lagi apa? kok serius banget? mas nya sampe dianggurin loh?” pungkas silas main main saat melihat calon suami mungilnya hanya sibuk dengan telepon genggam yang ia gunakan dari tadi.

rui balas tersenyum sambil mengadahkan kepalanya kepada silas karena perbedaan tinggi mereka, “nggak ngapa ngapain, ini lagi balesin pertanyaan di grup panitia. iya lebih jelasnya lagi semangatin calon pacar yang besok tanding” yang ini dilanjutkan rui di dalam hati.

silas hanya mengangguk, memeluk kembali pinggang ramping kesayangannya tak lupa membubuhkan kecupan halus pada surai lembut yang terkasih.