you from far away.

saat hendak mengantarkan makanan kepada isaiah, sebenarnya rui sudah tau kalau pesannya tidak akan di balas karena yang bersangkutan sedang sibuk bersama tim basketnya sejak tadi pagi.

dari sini, dari tribun tinggi yang berjarak sepuluh langkah dari gor basket fakultas mereka, rui memandangi isaiah yang sedang berpacu dengan bola karet tersebut.

terlihat begitu tampan dan mempesona.

isaiah selalu terlihat begitu di matanya. lelaki paling baik yang pernah ia temui, lelaki dengan sejuta pesona dan kesabarannya itu berhasil menjerat ruri terlalu dalam hingga ia tak tau bagaimana caranya berpaling.

sembari menatap isaiah yang sedang mengoper bola kesana kemari, ruri berniat menyambangi lelaki taurus itu langsung dihadapannya, hanya saja ia tau keadaan mereka sedang tidak baik, atau mungkin tidak akan pernah membaik.

gilaaa, yang nomor punggung 23 cakep banget ga sih? kayak bule anjrittt”

“isaiah bukan? anak teksip katanya.”

“adiknya kak malcolm ye? soalnya kadang liat mereka balik bareng. terus marganya juga sama”

“tetep aja isaiah yang paling ganteng, haha”

desas desus berterbangan menilam pendengaran rui hingga ia hanya mampu memejamkan matanya dengan sejuta perasaan yang bergejolak, ia ingin menangis rasanya.

membayangkan bagaimana isaiah begitu di kagumi oleh para kaum adam dan hawa, serta memikirkan bagaimana jika dirinya tak berakhir bersama isaiah membuat rui tak palang meneteskan air mata saat meninggalkan gor basket tersebut