pshnblue

jungwon khawatir, sangat khawatir jika kakak kelasnya itu kenapa-kenapa setelah melihat tweet yang sunoo kirim.

kini dia tengah mengemudikan motornya dengan kecepatan sedang menuju rumah sunoo, tidak peduli dengan langit yang mulai menurunkan rintikan hujan.

saat telah tiba di perkarangan rumah sunoo dia langsung melepas helm dan turun dari motornya dan segera masuk ke dalam rumah.

rumah sunoo gelap, seperti tidak ada siapapun di dalamnya. mungkin orang tua sunoo belum pulang dan kakaknya sedang tidak di rumah.

“KAK SUN!” teriaknya sembari menaiki tangga ke lantai dua tempat kamar sunoo berada.

tok tok tok

jungwon mengetuk pintu kamar sunoo pelan, “kak sun lo di dalem?”

tok tok tok

sekali lagi namun tidak ada jawaban apapun dari dalam, hingga jungwon terpaksa membuka pintunya tanpa ijin dari sang pemilik kamar.

“kak sun—” ucapannya terpotong dengan sunoo yang langsung memeluknya erat.

tangannya yang masih mengambang di udara membalas pelukan yang lebih tua, badan sunoo bergetar karena menangis.

dia mengelus punggung sunoo pelan, lalu melangkahkan kakinya menuju kasur dengan sunoo di pelukannya.

setelah sampai di pinggir kasur jungwon berusaha melepaskan pelukan sunoo, “kak lepas dulu, kalo gini gue ga bisa liat muka lo.”

sunoo menggeleng cepat lalu berujar lirih, “gamau, gue lagi jelek.”

“ya udah nangisnya diselesain dulu biar ga sesek. gue temenin sambil gue puk puk,” kata jungwon sambil menepuk-nepuk kepala sunoo pelan.

“ngapain ke sini sih lo? mana nyuruh ngusir jake lagi.” keluh sunoo saat sunghoon tiba di UKS.

sunghoon mendorong kepala sunoo pelan, “halah lo gue suruh juga mau.”

sunoo mencibir, padahalkan dia cuma tidak mau kalo temannya itu marah lagi kepadanya.

lalu dia mendudukan dirinya dan duduk menghadap sunghoon yang sedang mencari obat di kotak obat yang menempel di dinding UKS.

“lo udah minum obat belom?” tanyanya.

“belom sih, tadi jake nemenin ngobrol doang sambil nungguin lo.” jawab sunoo sambil mengayunkan kakinya.

“nih minum, gue mau ke kantin dulu beli susu coklat. mau nitip yang lain ga?”

kebiasaan sunoo meminum susu coklat setelah meminum obat yang pahit, sebagai penawar katanya.

setelah meminum obat dia kembali berbaring dan mengambil handphonenya, “sekalian nitip choki-choki deh.”

“ya udah lo jangan kemana-mana.” peringatnya lalu berlari ke kantin.

“siapa juga yang mau kemana-mana, enakan juga tiduran di UKS.” cibirnya lalu kembali bermain dengan handphonenya.

Betapa sialnya Kim Sunoo yang sudah terlambat dihari pertamanya sekolah, alasannya cukup klasik; bangun kesiangan.

Itupun karena dia lupa menyetel alarmnya, malas lebih tepatnya. Dan sekarang dia sedang berlari dari arah gerbang menuju lapangan upacara.

Tanpa mengamati keadaan dimana upacara yang sudah dimulai, Sunoo dengan santainya bergabung ke dalam barisan.

Awalnya baik-baik saja hingga dia mendengar,

“BAGI SISWA YANG TELAT BISA BERBARIS DI SISI KANAN BARISAN!”

Ah sisi kanan barisan adalah satu-satunya sisi yang terpapar matahari, dan Sunoo tidak bisa terlalu lama berada di bawah sinar matahari.

Dengan ragu Sunoo berkata “Kak, anu hehe saya ga ikut ga papa kan? say-”

“Gak, mana bisa kamu bersantai disaat kamu telat dan temanmu yang lain dihukum?” potong kakak kelas yang menjadi salah satu panitia MPLS.

“Tapi kak ak-”

“Cepat berbaris di sisi kanan barisan.”

Mau tak mau sunoo menurutinya walaupun sejujurnya dia khawatir akan pingsan ditengah-tengah upacara.


Terbukti, setelah setengah jam lebih Sunoo sudah mulai merasa pusing, wajahnya pucat, bahkan tangannya gemetar.

Teman di sebelahnya yang menyadari itu khawatir, “Sunoo lo gapapa? Lo pucet banget anjir.”

“Gapapa lah, masih aku masih ku-” sebelum selesai berbicara Sunoo sudah pingsan lebih dulu.

“SUNOO!”

Melihat ada yang pingsan salah satu panitia datang dan menggendong Sunoo ke UKS, sebenarnya cukup dipapah saja tidak apa-apa tapi ya sudahlah.


“Aduh kepala gue pusing banget.” Sunoo yang baru tersadar dari pingsannya merasakan kepalanya yang sakit.

“Dek, udah bangun?”

Mendengar pertanyaan klise tersebut Sunoo lantas menatap orang tersebut dengan sinis.

“Aneh banget sih ni orang, ga liat apa aku udah bang-” batinnya terhenti saat matanya beradu tatap dengan mata orang tersebut.

“Ganteng banget.” demi apapun ini pertama kali bagi dirinya melihat lelaki setampan orang di depannya.

“Dek? Kamu ga papa? Tadi kakak udah beli roti sama teh anget, kali aja kamu belum sarapan. Terus ju-”

“Kakak ganteng banget,”

Lelaki tersebut terkejut, belum pernah dia bertemu orang sejujur dirinya.

“Gimana dek?”

“Kenalin kak aku Sunoo.” perkenalnya tiba-tiba.

“E-eh nama kakak Sunghoon.” jawabnya bingung.

“Kak Sunghoon ganteng banget apa ga mau jadi pacar aku?” tanyanya tiba-tiba, lelaki tersebut atau yang namanya Sunghoon terkejut untuk kedua kalinya.

Lantas dia tertawa, lelaki manis di depannya ini sungguh menggemaskan. Terlalu jujur hingga rasanya dia ingin memiliki dan melindunginya.

Dengan jahil dia menjawab, “Haha emang mau?”

“MAU! MAU!” jawab Sunoo riang.

Dan setelah hari itu keduanya menjalin hubungan, semudah itu memang. Bahkan keduanya baru saling mengenal.

Namun bukankah hal tersebut lebih baik, ketimbang harus tarik ulur perasaan dan berakhir tidak pernah bersatu?

sunoo kini sedang membantu jungwon mengantarkan pesanan, cafe sedang ramai hari ini sehingga sunoo tidak ada waktu untuk beristirahat.

jungwon yang melihat itu menghampiri sunoo, temannya itu terlihat sedikit pucat.

“noo, istirahat dulu. lu udah pucet begitu.” bujuknya.

sunoo menggeleng, “gapapa won, aku masih kuat kok. lagian bentar lagi tutup kan, kasian kamu cafe lagi rame.”

walaupun ada benarnya namun jungwon kepalang khawatir dengan temannya itu.

“iya sih, yaudah ntar kalo lu udah ga kuat langsung istirahat ya?”

“siap.”


semakin malam cafe semakin ramai, sunoo pun tidak menyangka akan seramai ini. tubuhnya sudah lemas, dia belum istirahat sejak sore tadi.

dan sekarang dia sedang mengantarkan pesanan seorang wanita yang sedang duduk di ujung cafe dengan langkah yang lemah.

hingga tiba-tiba dia tersandung kaki milik salah satu pelanggan dan membuat pesanan yang dia bawa mengenai wanita tersebut.

“aduh maaf kak aku ga sengaja maaf banget.” maafnya cepat, wanita yang sebentar lagi akan memakinya itu lantas terdiam.

“e—eh gapapa kok, lagian cuman kena celana.” kata wanita tersebut sambil tersenyum ramah.

jungwon yang melihat keributan tersebut menghampiri sunoo, cukup terkejut sebenarnya melihat siapa wanita tersebut.

“noo lu gapapa, lu mending istirahat dulu ya. biar ini gue yang beresin.” bujuk jungwon sambil memapah sunoo untuk bangun.

“makasih ya won, sorry ngerepotin.” maaf sunoo merasa tak enak.

“iya ah, sono buru.” usirnya.

jungwon menghampiri wanita tersebut sambil berkata,

“sorry ya yun, tadi temen gue lagi ga fokus.”

“iya gapapa kok, santai aja lagi.” yuna tersenyum ceria.

“yaudah gue balik lagi ya cafe lagi rame, ntar karyawan gue yang beresin.” pamit jungwom dibalas senyuman lagi oleh yuna.

setelah jungwon pergi yuna tersenyum lebar,

“kim sunoo, i found you.”

karena kepalang malu kim sunoo berakhir tidak membalas pesan dari jay, dia memilih untuk mandi karena nanti malam keluarga jay datang untuk membahas perjodohan mereka—

TUNGGU, DIA DIJODOHKAN OLEH JAY!? KENAPA DIA BARU SADAR SEKARANG!?

oke maaf, terkesan hiperbola tapi siapa orang yang bisa beraktivitas dengan tenang saat tahu beberapa jam kemudian jalan hidupnya akan berubah 180°.

sunoo tidak bisa dikatakan nakal karena dia anak yang patuh, ya walaupun setiap hari ada saja tingkah jahilnya. tapi hei, bahkan prinsip hidupnya masih:

“ga ada yang boleh marahin, nyuruh, bahkan ngatur-ngatur gue kecuali mama.”

tapi mari kita kesampingkan pikiran tersebut, yang terpenting adalah dari pertama kali melihat saja sudah terlihat kalau jay ini tipe yang bertanggung jawab.

jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan bukan? iya kan?

“SUNOO!” panggil mamanya kencang.

“IYA MA!?” jawabnya, terdengar dari bagaimana mamanya itu memanggil sepertinya dia akan diomeli.

“KOK BELUM MANDI!?”

“kan masih sore ma.”

“KOK BISA SANTAI BEGITU, ACARANYA MULAI SORE SUNOO.”

“IH MAMA GA BILANG, SUNOO KIRA KAN MALEM GIMANA SIH.” dia lantas langsung bergegas menuju kamar mandi, mandi dengan cepat dan berganti baju dengan setelan jas yang digantung mamanya di depan pintu.

melihat tampilannya yang sempurna dia tampak sangat percaya diri, tapi tunggu. kenapa keluarga park menjodohkan anaknya dengan sunoo?

kenapa tidak beomgyu? setidaknya kakaknya itu lebih dewasa dari dirinya. tapi ya sudahlah mungkin jay suka dengan yang lebih muda.


kini dia sedang duduk tegap sedikit merasa canggung, yah sebenarnya acara makan malam berlangsung lancar dan penuh canda tawa.

namun hal yang sedang dibicarakan yang membuatnya merasa canggung, mau tau? yap betul tanggal pernikahan antara dirinya dan jay.

HANYA KARENA MEREKA BERDUA MENYETUJUINYA BUKAN BERARTI TANGGAL PERNIKAHAN BISA LANGSUNG DITENTUKAN.

“maunya kapan nih jeng?” tanya ibunya jay dengan senyum ramah.

“lebih cepat lebih baik ya ga sih?” goda mama sunoo, sedangkan sang anak sudah memelototi mama kesayangannya itu.

sunoo pasrah, yang penting orangtuanya bahagia dan hidupnya juga bahagia. ya, pasti bahagia.

“gimana kalau 1 bulan lagi?” tanya ayahnya jay tiba-tiba, dan membuat ruang makan penuh dengan tawa orangtua masing-masing. tapi yang lebih lucu adalah orangtua sunoo menyetujuinya.

baiklah sepertinya ini sudah melewati batas, sunoo bahkan baru mengenal jay kemarin malam. dan dalam waktu sebulan dia akan menikah dengan jay? wah scenario hidup yang hebat.

“gimana jay sunoo, mau ya?” tanya mamanya sunoo dengan tatapan berharap, dan mau tidak mereka harus menyetujuinya juga.

dan kisah hubungan sunoo dan jay akhirnya dimulai. semoga semuanya baik-baik saja.