Tentang Siapa Ceilla Sebenarnya
Hallo namaku Clarrisa, sejak kecil aku jarang bermain dengan teman-teman seusiaku. Alasannya karena dulu aku tinggal di Kota besar bersama kedua orang tuaku. Ayahku adalah seorang pemilik salah satu perusahaan sedangkan ibuku adalah seorang dokter ahli psikologi. Sejak kecil aku sudah dituntut untuk menjadi anak yang mandiri dan tidak banyak bergantung dengan orang lain. Hingga pada suatu hari aku bertemu dengan teman kecilku.
Dia gadis kecil yang sepertinya usianya tidak jauh berbeda denganku. Namanya Ciella, wajahnya cantik dan mungil, memiliki kulit yang putih, rambutnya yang panjang dan pirang, serta memiliki warna mata yang coklat dan indah. Ciella sangat baik kepadaku, dia bilang baru kemarin pindah ke samping rumahku. Setiap papa dan mamaku kerja aku selalu bermain bersama dengan Ciella, menghabiskan waktu dengan bermain bersama di halaman belakang rumahku. Setiap pagi aku juga selalu berangkat ke sekolah bersama dengan Ciella karena jarak dari rumah dan sekolahku yang tidak terlalu jauh, maka kami memutuskan untuk berangkat ke sekolah dengan berjalan kaki.
Aku tak banyak menghabiskan waktu dengan teman-teman lain selama di sekolah karena menurutku teman-teman sekolahku hanya sedikit yang bersifat ramah dan baik terhadapku. Tak sedikit dari mereka bahkan yang menganggapku aneh karena sering menyendiri saat di kelas. Padahal aku tidak pernah sendiri, aku selalu bermain bersama dengan Ciella saat sedang di kelas. Aku sering bermain di taman dan banyak bercerita dengan Ciella. Dimanapun ada aku pasti disitu ada Ciella, kami berdua sudah seperti anak kembar yang kemana-mana selalu bersama.
Sampai pada suatu hari mama datang ke padaku dan berniat untuk mengajak ku berbicara. Mama bertanya kepadaku mengapa aku sering terlihat berbicara sendiri saat sedang di rumah maupun di sekolah. Aku cukup terkejut mendengar pertanyaan dari mamaku. Selama ini apa mamaku tidak menyadari kalau aku sering bermain dengan Ceilla. Bahkan dua hari yang lalu aku sempat mengajak Ceilla bermain di halaman depan rumahku dan saat itu pula aku yakin bahwa mamaku melihatku sedang asik bermain.
Jujur Ceilla adalah anak yang sangat baik. Dia bahkan bisa tahu mana orang yang benar-benar baik dan mana orang yang memiliki hati buruk. Ceilla juga memiliki kemampuan bisa melihat apa yang akan terjadi hari esoknya. Aku sangat senang memiliki teman seperti Ceilla, dia selalu ada disaat aku sedang merasa kesepian dan butuh seorang teman.
Pernah suatu kejadian papa dan mamaku berniat mengajakku untuk berkonsultasi dengan seorang psikolog teman dekat mamaku saat di rumah sakit. Mama bilang aku memiliki tingkah yang cukup aneh karena sering menyebut dan bercerita tentang Ceilla. Sampai-sampai aku dianggap mengalami gangguan psikis dan mental karena mama dan papaku sama sekali tidak percaya bahwa selama ini aku memang memiliki teman baik yang bernama Ceilla.
Sampai di suatu malam Ceilla datang ke kamarku dengan raut wajah yang tampak lemas dan sangat pucat. Ceilla berjalan gontai ke arahku dengan tatapan kosong. Sesekali dia tersenyum singkat ke arahku. Dia menceritakan satu kisah hidupnya yang menurutku terdengar aneh dan sangat mengejutkan. Ceilla berkata “apa kamu tahu Clarrisa, sebenarnya aku tidak sama denganmu”. Aku mengernyitkan dahi dan bingung atas perkataannya tadi. Lalu aku menjawab “maksud kamu apa?”. Selang beberapa detik Ceilla menoleh ke arahku dan dia tersenyum lebar, sangat lebar. Mulutnya yang lebar mulai mengeluarkan banyak darah, pakaiannya berubah menjadi sangat lusuh dan disertai banyak percikan darah di tubuhnya. Sungguh wajah Ceilla berubah menjadi sangat menyeramkan. Wajahnya hancur dan beberapa bagian tubuhnya dipenuhi banyak luka. Bukan, ini bukan Ceilla yang aku kenal . Ini sama sekali bukan Ceilla teman bermainku selama ini. Malam itu Ceilla benar-benar menunjukkan wujud aslinya. Ceilla berubah menjadi makhluk yang paling menyeramkan yang pernah aku temui. Malam itu aku benar-enar terkejut dan berlari kencang menghampiri mamaku. Aku menangis karena takut dan tidak percaya atas apa yang baru saja aku lihat. Malam itu, Ceilla menceritakan semua kejadian bagaimana cara dia meninggal.
Lambat laun aku menemukan satu fakta, Ceilla yang dulu menjadi teman bermainku memang benar bukan seorang manusia. Orang-orang benar selama ini aku terlihat sering berbicara sendiri karena memang hanya aku yang bisa melihat sosok Ceilla. Malam itu aku tahu bahwa Ceilla menunjukkan wujud aslinya tepat seperti saat kondisi dia meninggal. Aku juga menemukan satu kebenaran besar bahwa ternyata Ceilla yang selama ini menjadi teman kecilku adalah kakak kandungku sendiri. Ceilla merupakan kakak kandungku yang dulu sempat meninggal karena tertabrak truk saat sedang bermain di dekat rumah. Selama ini Ceilla sengaja menampakkan wujudnya hanya kepadaku karena Ceilla hanya ingin bermain dengan aku sebagai adik kandungnya. Ceilla tidak ingin melihat aku merasa kesepian. Namun aku masih tetap menyayangi Ceilla kakakku. Sekarang dia sudah tidak pernah lagi menampakkan wujudnya. Aku yakin Ceilla sudah tenang disana.