write.as

JooWan's day ** "Aku bukanlah orang yang paling hebat di dunia ini, tapi aku akan selalu berusaha menjaga kamu dengan sepenuh hatiku. Bae Joohyun, dengan cincin ini aku mengikat janjiku padamu dan mulai detik ini, kamu tunanganku." Seungwan menyematkan sebuah cincin emas di jari manis Joohyun sebelum mencium kedua tangannya dengan lembut. Di sisi lain, Joohyun yang sudah berusaha menahan tangisnya sedari tadi, kini mulai terisak saat memandang Seungwan yang sedang menatapnya dengan lembut. "Umm, ka. Cincinnya mau dipasang apa ngga nih?" Bisik adik Joohyun yang bertugas sebagai ring bearer. Joohyun segera mengangguk dan mengucapkan janjinya, "Kamu memang bukan orang terhebat di dunia ini tapi kamu yang terhebat untuk aku." "Awhhh." (Geng Kosan MbakYu dibuat kelepek-kelepek dengan kata-kata manis mereka). "Son Seungwan, dengan cincin ini, aku memilihmu sebagai tunanganku." Dengan tangan sedikit gemetar, dia menyematkan cincin yang sama di jari manis Seungwan. Joohyun kemudian segera memeluk tunangannya itu, diiringi dengan tepuk tangan yang riuh dari para tamu undangan. Joohyun dan Seungwan, kini telah resmi bertunangan. ** "Om, tissue-nya, Om" ucap Minjeong sembari menawarkan selembar tissue kepada Om Jae, ayahnya Joohyun. "Makasi ya.. nama kamu siapa tadi? Cindy?" "Minjeong om." Jauh amat dari Minjeong ke Cindy, batin Minjeong. Om Jae mengangguk lalu menunjuk ke arah Karina yang sedang mengobrol dengan Yeri, "Itu pacar kamu ya?" "Hehe iya om. Cantik kan?" "Cantik. Semoga langgeng ya." "Amin. Makasi om." Minjeong tersipu malu sambil menggaruk kepalanya, "Oh ya Om, suatu hari nanti kalo kak Hyun nikah kan bakalan tinggal di Bali tuh. Beda pulau dong, Om? Mata Om Jae mulai berkaca-kaca lagi sehingga Minjeong menjadi sedikit merasa bersalah karena menanyakan hal itu. (Nah loh, Minjeong bikin bapak orang nangis.) "Apa boleh buat, Joohyun pasti ikut Wan kemana pun dia pergi. Om gapapa kok meskipun jauh. Toh ada pesawat," ucap Om Jae lirih dan mulai sesenggukkan, "Om gapapa." Namun, air mata mulai mengalir di pipi lelaki itu sembari menatap punggung putrinya yang sedang bercakap-cakap dengan para tamu undangan. "Aduh Om, cup-cup, ini tissue-nya lagi." Minjeong dengan cepat menawarkan tissue lagi sambil berusaha menenangkan ayahnya Joohyun. Ka Wan mana sih ini?? Ini camer-nya nangis bombay huhu, batin Minjeong dengan mulai panik. ** After dinner. Lokasi: pool side table. Kedua calon ibu besan tampak akrab dan mengobrol satu sama lain dengan antusias. Mungkin mereka tengah mendiskusikan nama anak Joohyun dan Seungwan di masa depan, ya mereka memang berpikir jauh ke depan meskipun anak-anak mereka belum menikah. Di sisi lain, Minjeong dan Yeri berebut spot foto di pinggir kolam, sedangkan Joy dan Seulgi masih betah mengobrol (makan) di samping meja barbecue, malam ini menunya kambing guling. Sementara itu, Karina dan Yoona tampak berbincang dengan Tiffany dan Soojung (sonfamily PA). Sembari bersandar satu sama lain di depan mini stage, Giselle dan Ningning tampak tidak peduli dengan keriuhan acara dan tetap fokus pada vokalis band penghibur di hadapan mereka. Sesekali mereka menjerit saat sang vokalis mengedipkan mata ke arah mereka. ** Di balkon. Seungwan sengaja menarik joohyun kembali ke ballroom dan mengajaknya menuju ke balkon saat semua orang berkumpul dan menikmati pool side party. "Ga nyangka ya, kita bisa sampai di tahap ini?" tanya Wan sembari tersenyum, "Rasanya baru kemarin aku nembak kamu, Hyun." "Iya," Joohyun mengangguk setuju, "Waktu aku nerima kamu jadi pacar aku, aku mikirnya kita langsung nikah." Seungwan tertawa, "Kamu mikirnya kejauhan, Yangg." "Mungkin karena sejak pertama kali kita ketemu, aku yakin kamu yang terbaik buat aku. Jadi, buat apa nunggu lama-lama?" Degg. Jantung Wan rasanya mau copot mendengar kata-katanya yang polos dan penuh harapan itu. "Kamu ada rasa kecewa karena kita tunangan dulu?" tanya Wan hati-hati, karena bagaimanapun juga dia yang bersikeras agar mereka tidak buru-buru menikah. "Ngga, Wan, bukan itu maksud aku," Joohyun menarik napas sebelum mendekatkan diri untuk menyandarkan kepalanya di pundak Wan, "Aku bahagia kok, cuma ... rasanya 2 tahun itu lama." Wan membelai rambut Joohyun dengan lembut. Sore ini, pemandangan matahari terbenam tampak cantik dari balkon. Sungguh pemandangan yang istimewa di hari yang istimewa ini. "Ngga akan terasa lama kalau kita mengisinya dengan momen-momen bahagia. Sebenarnya, aku punya banyak rencana buat kita, salah satunya aku ingin eksplore Indonesia sama kamu, sekalian nyicil foto dan video pre-wedding." Joohyun tampak terkejut sebelum mendongakkan kepalanya untuk melihat tunangannya dengan mata berbinar. "Beneran? Kalau begitu aku mau ke Raja Ampat!" Seungwan pun tersenyum melihat antusiasme tunangannya, "Alright. Setelah itu kita ke Toraja." "Konsep foto di tiap lokasi, boleh aku yang atur, Yangg?" "Boleh, aku serahin semua sama kamu," jawab Wan sembari mengangkat dagu Joohyun dan mendaratkan ciuman singkat di bibir Joohyun. Sedikit khawatir jika ada yang melihat mereka (lagi). Joohyun membuka matanya dan terlihat tidak puas. Dia sedikit cemberut sehingga Seungwan berusaha membujuk dengan membelai pipinya. "Ga enak Hyun kalau dilihatin orang-orang lagi." Bisik Wan pelan. Sedikit malu karena teman-temannya memergoki mereka sebelumnya, padahal dia sudah sengaja memilih tempat yang sepi dan di jam yang tidak lazim (baca: subuh). "Enaklah, kapan lagi bisa lihat orang ciuman live di balkon." Ucap gadis itu sembari memutar bola matanya. Seungwan tertawa tapi kemudian berhenti saat melihat tatapan serius tunangannya itu. "Aku cukup bersabar karena kamu minta aku nunggu 2 tahun dan aku juga masih bersabar karena kamu mau 'take it slow' sama aku dan keep hubungan kita PG-13, tapi untuk yang satu ini aku ga bisa. Kalau orang mau lihat, silakan. Lihat sepuasnya!" Ucap Joohyun panjang lebar sebelum melingkarkan tangannya di leher Wan dan menariknya untuk mendekat. "Wait, wait Hyun ... hmphh." Dibandingkan saat mereka baru pacaran dulu, Joohyun kini jauh lebih berani dan lebih ahli dalam *ehem* beradu bibir. Terlihat Seungwan kewalahan untuk mengimbangi tunangannya itu, karena dia khawatir sekaligus terlena saat itu. Dan dua orang 'beruntung' yang melihat mereka adalah Minjeong dan Ayahnya Joohyun. Lagi-lagi mereka berpapasan saat akan ke toilet. Sebelum mencapai toilet mereka tidak sengaja menatap ke arah pintu balkon yang terbuka. "Astaga, Joohyun... " Om Jae terkejut dan kembali meneteskan air matanya, putri kecilnya yang keras kepala itu tetap saja keras kepala, apalagi saat sedang dimabuk cinta. Om Jae merasa takjub dan sejujurnya tidak terlalu kaget melihat putrinya bisa seagresif itu. Beliau sudah kenyang dengan tingkah Joohyun kecil yang berani memanjat berbagai jenis pohon. Pohon saja dipanjat apalagi pacar ... "Joohyun.. " "Cup-cup, Om." Ucap Minjeong pelan sembari menepuk pundak Om Jae, lalu menarik lelaki itu pergi sebelum dia menyaksikan hal yang lebih menghebohkan lagi, misalnya, Joohyun yang perlahan mendorong tubuh Seungwan ke dinding balkon. 😏 **