scubepid

piknik

#Piknik

image


Hembusan angin yang lumayan sangat kencang itu tak sengaja mengenai kulit Riki dan Sunoo yang sedang berduduk santai di atas tikar lipat.

Kala itu kedua netra Sunoo sangat terkagum melihat ikon negeri belanda. Apa lagi kalau bukan kincir angin dan bunga tulip.

Hamparan bunga tulip serta di pinggirnya ada kincir angin sangat terasa melengkapi hari dua cucu anak adam yang dimana sedang bersama dibawah sinar matahari disertai hembusan angin.

Walaupun mereka terkadang bisa dibilang pasangan absurd, tetapi jika sudah suasananya seperti ini entah kenapa menimbulkan rasa kesan romantis dengan sendirinya.

Riki menarik lengan Sunoo dengan begitu kencang dan membuat reaksi dari yang ditarik olehnya.

“Apaan sih? Lo ganggu aja orang lagi liatin pemandangan juga.” Cerutu Sunoo sembari mencemberutkan bibirnya.

“Ihh galak banget kea maung. Padahal aku mau rebahan di paha kamu tau!” Riki dengan cepat menidurkan kepalanya pada paha Sunoo dengan paksa.

“Ihh apa sih? Emangnya gacukup cuddle semaleman, hah?” Tanya Sunoo dengan nada judes.

“Nggak” Riki tersenyum sembari melihati wajah Sunoo yang cantik dan indah. Dan jangan lupa angin yang berhembusan di pagi menjelang siang itu menyapu rambut Sunoo dan sedikit menampakkan kening nya.

“Apasih?” Tanya Sunoo lagi dengan nada suara sedikit gelagapan. Sebenarnya ia malu menatap balik ke Riki yang ada di bawahnya. Maka dari itu ia menoleh ke sembarang arah agar degupan jantungnya tidak bertambah kencang.

Riki sudah hafal jika pacarnya sedang salah tingkah, kini ia bangkit dari tidurnya lalu menoleh dan sembari melihat ke Sunoo yang sedang mengalihkan pandangannya.

“Kak coba lihat sini deh bentar” Riki masih menunjukkan senyumnya, berharap Sunoo memandangnya balik.

“Apa?” Sunoo menoleh tepat ke arah Riki dan diikuti oleh tatapan sinis. Sejujurnya dia sangat malas kalau sudah dibikin salah tingkah begini oleh pacarnya.

“Ihh jangan galak galak dong. Coba deh lihat baling baling yang sedang bergerak itu” Riki menunjuk ke arah kincir angin yang sedang menggerakan baling balingnya.

“Kenapa emangnya?” Sunoo mengarahkan pandangannya yang Riki tunjuk.

“Kincir kincir itu berputar dan membuat angin berhembusan mengenai kulit kita, begitu pun dengan cintaku kepadamu.” Riki tersenyum lebar sembari menoleh menatap sang kekasih yang memasang wajah kebingungan.

“Maksudnya?” Tanya Sunoo yang masih tidak mengerti imbuhan yang dituturkan oleh Riki.

Riki terkekeh mendengar itu. “Cinta ku kepadamu bagaikan angin, love. Begini, cinta ku berhembusan merasuki hati mu yang ada di dalam.“Jelasnya sambil menaruh jari telunjuk kanannya pada dada Sunoo.

Mendengar hal itu kedua pipi Sunoo mulai memerah. Dirinya lagi lagi dibikin salah tingkah oleh pacarnya itu. Spontan ia menenggelamkan wajahnya pada pundak Riki.

“Rikii.. aku malu ihh.” Tutur Sunoo sambil melingkarkan kedua tangannya di pinggang Riki.

“Kenapa kamu suka buat aku salting sih? Aku kan gakuat..” Sambung Sunoo dengan nada suara rendah dan sedikit bergetar. Sepertinya dia sangat dibuat pusing oleh sikap bucin pacarnya itu sendiri.

“Anything for you, babe. Aku kan begini cuma ke kamu doang, aku beneran sayang sama kamu, love.” Ucap Riki sembari merengkuh pinggang Sunoo.

“Ki.. mending kita pulang yuk? Aku udah gakuat salting di tempat umum begini.. Malu diliatin banyak orang.” Sunoo mengembungkan kedua pipinya sembari melihati sang pacar.

“Ciee yang di dalem perutnya ada banyak kupu kupu” Setelah mengutarakan hal itu, tawa Riki pecah karena baginya melihat Sunoo malu dibuatnya adalah hal yang sangat tergemas.

“Rikiii.. Aku nangis nih?”

Hampir saja air mata Sunoo terjatuh, Riki langsung mengusap pipi Sunoo dengan lembut.

“Jangan nangis, ayo kita balik ke apartemen.”

Riki.. Memang kita sudah tidak bertemu hampir 4 bulan. Tetapi entah apa yang salah didiriku setiap kamu melontarkan gombalan atau imbuhan, aku selalu saja merasa salah tingkah. Perasaan sebelum kamu ke negeri kincir angin, aku biasa saja jika kamu melakukan seperti itu.

Aku sangat mencintaimu, Riki.