Child Seungzz cr: rinceu


Saat itu Seungwoo tengah menikmati teh hangatnya di ujung meja makan ketika Seungyoun datang dan melingkarkan lengan mengelilingi bahu dan lehernya sambil mendaratkan sebuah kecupan di pipi.

“Tumben pulang cepat.”

Gelasnya diletakkan di atas meja agar tangannya bebas  mengusap kulit lengan sang kekasih untuk sekedar membantu mengurangi rasa lelah. Kepala Seungwoo menoleh ke samping dan mendaratkan satu kecupan kecil di sudut bibir Seungyoun. Keduanya saling mengulas senyum setelahnya.

“Sejak kapan murid taman kanak-kanak dipulangkan sore hari, Seungwoo hyung? Aku selalu pulang cepat dan hyung yang pulang terlambat, ok?”

Seungwoo mengalah, memilih memgangguk atau ceramah kecil-kecilan Seungyoun tidak akan selesai dengan cepat. Sebenarnya tidak masalah bagi Seungwoo jika Seungyoun mengomel panjang lebar karena baginya suara si pemilik mata rubah itu adalah favoritnya. Seungwoo juga suka memandangi bibir Seungyoun yang tak berhenti bergerak-gerak ketika berbicara, entah mengerucut, mencebik, atau menampilkan gigi-giginya yang lucu.

“Hyung?”

“Hm?”

“Pasti tidak mendengarkanku, ya?”

Bibir Seungwoo menyunggingkan senyum kecil tanda minta maaf. Sekalipun penyebab lamunannya tidak lain tidak bukan adalah pemuda yang masih betah merangkulnya dari belakang. Seungwoo melepas lengan yang lebih muda untuk memundurkan kursinya sedikit lalu menarik lengan Seungyoun agar berdiri di depannya. Yang lebih tua menepuk pahanya.

“Sini duduk dulu, kita lakukan healing time sebentar, ok? Capek 'kan?”

Dilihatnya Seungyoun mengangguk cepat, terlihat antusias. Kedua kakinya melebar untuk berada disamping tungkai Seungwoo lalu menduduki paha lelaki yang lebih besar. Kedua tangan Seungyoun kembali memgambil tempat di lehernya dan menyentuhkan dahi pada dahi Seungwoo. Yang lebih tua melingkarkan kedua tangannya di pinggang Seungyoun, mengeratkan pegangan agat keduanya nyaman.

“Jadi apa yang terjadi, hm? Apa anak didikmu nakal hari ini?”

Seungyoun menggeleng hingga kedua hidung mancung itu bergesekan lembut.

“Anak-anakku manis hyung, tidak seperti anak buahmu di kantor.”

Seungwoo kembali tertawa kecil melihat bibir itu mencebik lucu.

“Lalu?”

Seungyoun terdiam. Dari tatapan itu Seungwoo tahu, ada satu hal yang mengganjal dan membuat pikiran kekasihnya berputar ke berbagai arah. Seungwoo melihat ada sebuah keraguan di sana. Keraguan untuk mengungkapkan dan membaginya bersama. Jika begini, Seungwoo harus sedikit memaksa.

Kedua telapak tangannya meraih kedua pipi Seungyoun untuk membawa yang lebih muda pada pagutan lembut dalam waktu singkat. Diteruskannya jelajah bibir miliknya menyusuri wajah Seungyoun yang masih terpejam, dari dahi, kedua kelopak mata, hidung bangir pemiliknya, kedua pipi persik favoritnya, hingga menyentuh dagu juga rahang.

“Ugh, Seungwoo hyung.”

Rengekan yang lebih muda terdengar ketika Seungwoo mengecup leher Seungyoun dan menyesapnya pelan tanpa meninggalkan jejak.

“Aku akan mendengarkanmu, jadi kau bisa mengeluarkan semua Youn-ah.”

Bisikan halus Seungwoo disapukan pada daun telinga Seungyoun yang kini menunduk, menumpu dahi pada bahu sang kekasih.

“Aku suka anak-anak, hyung.”

“Hm. Aku tahu. Karena itulah kau jadi guru di taman kanak-kanak bukan?”

Rambut Seungyoun menggelitik leher Seungwoo ketika kepala itu mengangguk beberapa kali.

“Tapi—”

“Tapi?”

Seungwoo menepuk pelan punggung Seungyoun dengan tangan kanan, sedang tangan yang lain mengelus pinggang lelaki yang duduk nyaman di pangkuannya. Melalui sentuhan itu Seungwoo berusaha menyalurkan ketenangan agar Seungyoun  bisa menumpahkan semua beban pikirannya. Agar kekasihnya tidak lagi merasa ada yang perlu ditahan di depannya.

“Aku ingin anakku sendiri, Seungwoo hyung.”

Seugyoun mendongak dengan wajah sendu penuh rasa takut dan berusaha menahan agar buliran air mata tidak tuun begitu saja.

“Kalau begitu kita buat sekarang bagaima—akh!”

Cubitan keras mendarat di lengan Seungwoo berbarengan dengan tatapan Seungyoun yang berubah menajam.

“Hyung, aku tidak bercanda!”

“Aku juga tidak, Han Seungyoun.”

Seungyoun kembali menyembunyikan wajah pada perpotongan leher Seungwoo dan mengusak hidungnya di sana, berusaha menenangkan diri melalui aroma Seungwoo yang selalu jadi kesukaannya. Lengan itu mengeratkan pelukannya pada tubuh lelaki yang lebih besar. Dibalas oleh Seungwoo juga dengan tak kalah erat.

“Aku belum jadi Han. Hyung tak bisa begitu saja mengganti margaku dan kita juga tidak bisa seenaknya membuat anak karena aku tidak punya—”

“Seungyounie?”

“Ya?”

Seungwoo mengecup puncak kepala Seungyoun dan menenggelamkan hidungnya di antara rambut-rambut hitam itu sembari menghirup aroma sampo lemon yang menguar dari sana. Sesekali Seungwoo menggesekkan hidungnya juga. Keduanya sedang saling berbagi, cemasnya Seungyoun akan dibalas ketenangan Seungwoo.

“Aku sudah bilang ibu, kita akan mengadopsi anak setelah menikah. Jadi—”

Yang lebih tua memundurkan dirinya ketika Seungyoun hendak mendongak untuk memusatkan perhatiannya pada Seungwoo.

”—kita akan menikah bulan depan, Youn. Dan aku tidak menerima perubahan jadwal apalagi penolakan.”

“Hyung!”

Dan akhirnya buliran-buliran bening itu turun dari mata Seungyoun mengaliri pipinya yang memerah seperti hidungnya juga karena sejak tadi menahan tangis. Seungwoo tertawa melihatnya. Seungyoun yang menangis juga salah satu pemandangan favoritnya dengan wajah sewarna tomat dan ceri.

“Jadi, mau berusaha membuat anak dulu?”

“Tidak.”

Seungyoun mengeratkan pegangannya pada leher Seungwoo ketika yang lebih tua tiba-tiba berdiri dan melangkah menjauhi meja makan. Seungyoun bergidik ketika tahu Seungwoo akan membawanya ke kamar mereka. Entah mengapa, kali ini tujuannya berbeda. Bukan istirahat atau tidur yang biasa.

“Aku bahkan pulang cepat supaya bisa mengabulkan permintaanmu. Jadi, mau kuhamili, Cho Seungyoun?”

“Mana bisa aku hamil, Han Seungwoo? Hyung, turunkan aku! Seungwoo Hyung! Please!”

Dan sepertinya, sekalipun meronta sekuat tenaga, pada akhirnya Seungyoun harus menyerah pada Seungwoo dan tempat tidur mereka.

Fin


W/N: lagi pada musim ryeonseung punya anak hahaha... dan guruTK!youn seems legit...