POISON


[!!] typo, NSFW, PWP, canon compliant, (can) i count this as lyrics au? cuz based on poison lyrics oh you damnfuckingshit renjun what’s with the outfit!!!!

Those fotosteps like clear, flowing water

Adalah suara langkah yang mendekat yang tertangkap pendengaran Renjun dari ruang ganti usai menuntaskan take bagiannya. Senyum miring nan congkak terulas seiring jantungnya sendiri berdetak cepat. Ini sangat menegangkan dan menyenangkan. Renjun tahu betul, beberapa detik berikutnya, ia akan melihat seseorang—


”Huang Renjun!“


—yaitu lelakinya bernapas putus-putus, terengah memasuki ruangan. Entah karena berlari, atau nafsu yang sudah sampai di ujung kaki. Renjun tidak peduli, sih. Kedua alasan itu sudah cukup membuat matanya dimanjakan oleh pemandangan seksi dari lelaki yang sudah berada tepat di depannya. Dengan mulut terbuka, dengan sayunya mata, dan peluh menuruni wajah yang tampan, ia menatap tajam Renjun penuh amarah.


Renjun menyukainya. Sangat.


”Tidak duduk dulu? Kau baru saja selesai take, bukan?“


Lagi. Renjun dan seringai tipisnya. Kedua kaki yang menyilang kini terbuka, dan punggung yang bersandar juga sudah ditegakkan. Di dalam ruangan itu tak ada siapapun selain mereka berdua. Maka Renjun mengulur lengan, melambai pelan untuk mengajak lelaki di hadapannya mengikis jarak.

Dan pria itu menurut saja. Kini ia berada di antara dua tungkai Renjun yang berbalut celana hitam mengkilat. Sama seperti dirinya, tapi lebih menggoda, untuk disentuh atau dikecup di beberapa bagiannya.


Hanya saja ia rasa perlu melebarkan kaki itu lagi supaya—


”Lee Donghyuck. You and your dirty mind, i can see that through your face.


—bisa menggenggam Renjun sedalam dan seintim mungkin.


”Bisa kau diam, Renjun? Kau sangat tau itu karena kau dan baju menerawang sialan yang memamerkan dadamu.“


Tawa Renjun mengalun. Pelan, tidak keras tapi seakan penuh cemooh bagi Donghyuck. Anehnya, itu menarik pelatuk nafsunya semakin kencang hingga ingin meledak menghancurkan akal sehat Donghyuck.


”Tentu saja. Kau juga tahu, aku suka dan aku menginginkannya ada di tubuhku, Hyuck. Baju ini—”


Renjun berdiri, membuka jaket dan melemparkannya ke lantai dengan sembarangan, lalu mendekati Donghyuck dan membuat lelaki itu tercekat. Telunjuk Renjun berada di bibirnya lalu turun perlahan menelusiri dagu, leher dan jakun Donghyuck, hingga berhenti di tulang rusuk, tepat dimana jantungnya berada.


“—dan kau.”


Donghyuck dan hasratnya butuh pelampiasan. Sekarang. Di sini dan secepatnya.


How many times I fall to my knees, can't keep count


Donghyuck tidak ingat sudah berapa kali ia bersimpuh di lututnya demi bisa menyentuh seorang Huang Renjun yang terlihat rapuh namun sebenarnya penuh kuasa atas hati dan kewarasannya. Bibirnya hendak mengecup milik Renjun sebelum satu dorongan pelan membuat ia merendah lagi. Donghyuck sudah tak sanggup menghitung.


“Apa yang kau inginkan, Hyuck?“


“Kau, Huang. Di sini, sekarang!“


Cepat dan pada tujuan utamanya. Donghyuck sudah tak mau basa basi busuk. Toh, Renjun akan semakin menertawakan ia dan nafsunya jika Donghyuck membalut pikiran kotornya dengan kata-kata halus penuh rayuan romantis. Sekali lagi, Renjun adalah pusat dunia Donghyuck. Semua berputar padanya.


”Lalu lakukanlah! Sentuh aku sedalam mungkin, seberantakan yang kau bisa, seliar imajinasimu.”


Wanna take a look inside you


Pada akhirnya kuasa dipegang Donghyuck ketika sofa berwarna abu jadi titik temu kedua tubuh yang saling merapat mencari kenikmatan. Keduanya hampir tak berpakaian karena hal-hal tidak penting itu sudah berserakan di lantai. Ya, hampir karena Renjun masih mengenakan pakaian jaring-jaringnya yang sangat dibenci Donghyuck. Selain dalaman sialan itu, maka Renjun dan Donghyuck sudah bisa dibilang telanjang tanpa sehelai benangpun.


Just a glance and i'm swept away


Diantara kenikmatan pergumulan dua pria itu, pandangan keduanya bertemu sekalipun tertutup kabut nafsu. Hanya deru nafas dan beberapa kata seperti 'kumohon' dan 'lebih dalam' dan 'ini terlalu intens, Hyuck' yang lirih keluar dari bibir Renjun. Sedangkan kalimat kotor berupa umpatan 'sialan kau Huang' atau 'terlalu sempit' diucapkan Donghyuck tanpa peduli ada yang mendengar.


Poison, that's you breaking my breath.

Layaknya racun, rasa Renjun yang dikecap Donghyuck melalu belah bibirnya hampir membuatnya mati kehabisan nafas. Renjun tak ingin berhenti ketika lidah saling membelit, kenyal saling beradu, dan peluh saling menempel. Sedangkan Donghyuck, hampir habis tenaganya ketika lututnya melemas saat menyentuh Renjun di bagian paling dalam. Intim, hangat, intens. Itu semua membuatnya pening.


That slowly swirls, and at last tears me down


Kulit yang bergesekan dan dua kening yang menyatu juga bibir yang semakin cepat berpagut, menandai mereka semakin dekat satu sama lain. Maka dari itu, Donghyuck menyentuh lebih cepat dan dalam, cenderung brutal dan serampangan. Tapi Renjun tidak protes, malah membantu sama gilanya hingga keduanya menggigil bersamaan mencapai puncak. Pikiran keduanya pecah dan lega dan semuanya memunculkan ribuan kupu-kupu yang menggelitik perut dan kunang-kunang menutupi pandangan.


Rehashing these feeling, swallowing the pain

“Hyuck.“


Yang dipanggil menoleh sambil mengenakan kembali pakaian juga menarik ritsleting celananya.


”Kau lupa menyentuh dadaku yang sudah kupamerkan dengan susah payah.“


Donghyuck tersedak ludahnya sendiri dan perih menghampiri tenggorokan mendengar Renjun membuka pembicaaraan setelah sesi bercinta kilat mereka dengan topik sensitif yang terpaksa membuatnya hilang akal dan meniduri sang kekasih di lokasi syuting MV baru mereka.


“Nanti saja kuhabisi keduanya di asrama. Persiapkan saja suaramu agar tak habis karena terlalu banyak berteriak meminta ampun dan kacau karena nikmat, Huang.”

end.