21 Mei 2012
Baji kecil keluar dari kamarnya, berlari menuju pintu dengan senyuman lebar. Kakinya ia tuju ke rumah sebelah, pintu itu diketuk.
“Michiiii, Aji ada mainan baru! Ayo mainn!” teriak Baji kencang.
Pintu terbuka menampilkan seorang wanita paruh baya yang terkekeh kecil, “Aji sayang ini udah malam, mama kamu mana?”
Bibir Baji mengerucut. Tangannya yg penuh mainan ia peluk erat, “Mama dinas nek, di rumah sepi,”
Nenek Takemichi mengelus rambut Baji kecil pelan, “Rumah sudah dikunci?”
Baji mengangguk, menyodorkan kunci rumah.
“Pinter, ayo masuk, Takemichi lagi belajar masak telur,”
Mata Baji berbinar, mainannya ia taruh di sofa lalu berjalan cepat ke dapur dengan aroma mentega yang khas.
“Ih! Gosong!”
Takemichi tersentak. Ia memutar balik tubuhnya, melihat cengiran Baji, “Apasih kamu ngagetin, ini ga gosong tapi matang sempurna tau!” sahutnya dengan juluran lidah.
“Bikin tiga telur ya, Chi. Habis itu kita main!” Baji mengambil piring plastik dari lemari. Mau bantu temannya ceunah.
Nenek Takemichi yang sedari tadi mengawasi dari kursi tersenyum.
9 Oktober 2013
Di depan rumah Baji dan Takemichi, banyak mobil besar keluar masuk gang membawa banyak barang. Orang orang ramai ingin tahu.
“Ji, es krim kamu meleleh,” Takemichi menyikut lengan Baji yang melongo melihat banyak anak kucing keluar dari salah satu mobil besar tadi.
Anak kucing itu mendekati mereka berdua. Baji dengan seenaknya menyerahkan es krimnya ke tangan Takemichi yang dibalas gerutuan. Ia angkat kucing itu ke atas.
“LUCU BANGET MULAI SEKARANG KAMU KUCING AKU!”
“MANA BOLEH!”
Balasan teriakan membuat mereka berdua menoleh ke asal suara. Seorang anak berambut hitam melangkah ke arah mereka dengan raut wajah kesal. Ia rebut paksa kucing itu dari tangan Baji.
“Ini kucing aku! Emangnya ayah kamu ga pernah ajarin jangan ambil barang orang lain?”
Baji menggeleng, “Ngga sih, kata mama, ayah udah terbang ke atas dari aku lahir,”
”Hah maksudnya?”
“Ayahnya pergi ke tempat yang jauh dan damai di atas sana, Chifuyu,” jawab Bundanya yang daritadi mendengar percakapan mereka.
Wanita dengan tangan lentik itu tertawa riang, “Kalian berdua rumahnya dimana?”
Baji dan Takemichi sontak melihat ke belakang, “Yang di kiri rumah Michi, yang di kanan rumah Aji,” balas Takemichi sambil menunjuk dengan jari.
Bunda anak itu mengangguk, menepuk pundak anaknya, “Michi, Aji, ini Chifuyu, mau gak temenan sama dia?”
Baji menggeleng kuat, “Gamau! Galak kaya meong yang suka cakar Aji!”
Takemichi memukul punggung Baji pelan, “Heh!”
31 Desember 2013
“Tau ga si aku bisa ngomong sama kupu kupu!” celoteh Takemichi saat televisi menampilkan acara metamorfosis sempurna. Baji langsung percaya, Chifuyu mengaitkan alis, ga percaya.
“Emang dia ngomong apaan, Chi?”
Takemichi memasang pose berpikir, “Emm... Katanya Chifuyu jangan suka marah marah, nanti jadi kaya nenek aku,”
Gelak tawa keluar dari mulut Baji saat melihat Chifuyu mengejar Takemichi. Merasa tidak ada apa apa, ia terus berlari hingga menabrak sesuatu.
Barang orang itu berserakan, Takemichi panik, mengumpulkan semua barang dengan tergesa gesa, “Kamu... Aku minta maaf ya...”
Takemichi mendongak, memperlihatkan seorang anak lelaki dengan rambut pirang. “Beliin aku taiyaki, habis itu aku pikirin dulu mau maafin kamu apa ngga.”
Pikiran Takemichi loading sebentar sebelum akhirnya ia merogoh saku dan menggenggam tangan orang asing itu, “Aku tau tempat taiyaki yang enak! Kamu pasti suka,”
Bener, enak banget batin anak lelaki itu setelah menghabiskan taiyaki.
“Suka, kan?” tanya Takemichi takut takut ga dimaafin.
“Ngga enak,”
Mulut Takemichi menganga terkejut, karena baru pertama kali ini ada yang bilang ga enak dengan masakan toko langganannya, “TAPI KATA AKU ENAK TAUU!!”
Orang itu menatap Takemichi, menyodorkan tangan, “Aku Mikey, ayo buat perjanjian,”
“Aku Takemichi? Terus ngapain?” Bingung, tapi tetap menyodorkan tangan juga.
“Mitchy, sampe aku dapet taiyaki yang enak, kamu harus selalu di samping aku,”
Orang orang yang mendengarkan tertawa, astaga bocah.
Takemichi mengangguk pelan, masih bingung tapi yaudahlah. Mereka berjabat tangan dan pulang ke gang Takemichi tinggal.
Baru ingin bertanya dimana rumah Mikey, anak itu sudah membuka pagar rumah di samping Chifuyu. Ia lambaikan tangan dan masuk ke rumah meninggalkan Takemichi yang mematung.
“Chi! Chi! Katanya kita punya tetangga baru loh!” Baji entah darimana langsung menyeret Takemichi masuk ke rumahnya dimana Chifuyu juga sudah menunggu.