Malam itu, Baekhyun tengah sibuk mengerjakan tugas kuliahnya di apartemen sendirian. Hanya ditemani sepiring penuh strawberry segar dan segelas susu. Cukup untuk menemani waktu belajarnya. Sudah jadi rutinitas tiap malam jika ia tidak memiliki agenda lain.

Jemari lentik itu menari dengan lincah diatas papan keyboard. Memasukkan kata demi kata. Menjawab soal kuis yang dosennya berikan. Sesekali buah merah segar diatas meja itu ia ambil untuk dilahapnya. Dalam keheningan, hanya terdengar suara detik jam dan ketik pada tombol.

Baekhyun terlalu fokus dengan pekerjaannya. Hingga tak begitu memperdulikan keadaan sekitar. Tak lama setelah itu, sebuah suara debum dari arah pintu apartemen membuat gerakan jari terhenti. Reflek, ia menoleh cepat. Menatap intens pada pintu.

'Suara apa itu?' tanyanya dalam hati.

Baekhyun mengerjap beberapa kali, lantas menoleh pada jam dinding dan mendapati jarum pendek diangka satu. Ternyata sudah tengah malam dan ia baru menyadarinya.

“Udah larut banget ternyata.” bisiknya. Ia menatap kearah layar laptop dan melihat kuis yang ia kerjakan hanya tinggal disubmit saja. Nanggung sekali kalau tidak diselesaikan. Baekhyun langsung saja mengirim jawaban miliknya, setelah itu ia close tab semua website yang ia gunakan untuk referensi jawaban.

Atensinya kembali kearah pintu. Ragu agak melanda. Tapi rasa penasaran mengalahkannya. Perlahan, ia melangkah. Mendekati pintu apartemennya yang terkunci. Ia penasaran dengan suara yang datang dari sana. Meskipun merasa takut, ia coba beranikan diri. Berharap itu bukan pencuri atau perampok, intinya bukan orang jahat. Lebih baik kalau suara itu berasal dari hantu yang iseng.

Tangan meraih daun pintu, dengan pelan ia menariknya, membuat pintu terbuka.

Setelah itu Baekhyun keluar, melihat ke sisi kanan dan kiri. Memastikan apakah ada sesuatu yang mencurigakan atau tidak.

Beberapa kali mengawasi, ia tidak menemukan sesuatu yang mencurigakan. Ia hela nafasnya lega. Tidak ada orang jahat yang perlu ia khawatirkan. Mungkin tadi ia hanya salah dengar, atau memang hantu yang iseng? Bulu kuduknya langsung berdiri begitu saja.

Baekhyun memutuskan kembali masuk kedalam apartemen. Namun, sebelum melangkah dadanya tiba-tiba berdetak kencang, nafas memberat, dan suhu tubuhnya naik. Ia menutup mulut dan meremas perutnya yang terasa aneh.

'E-eh?!'

Baekhyun berusaha mengatur nafasnya agar kembali normal.

'A-aku heat?!'

Panik. Ia berusaha melangkah ditengah tubuhnya yang dilanda tremor. Sebelum ada alpha yang menyadari keadaan dirinya, ia harus kembali kedalam dan mengunci apartemennya rapat-rapat. Menuntaskan birahi yang tengah naik.

Satu tangan merogoh saku celana. Mengambil satu botol obat berisi supressant. Benda yang selalu ia bawa dimanapun dan kapanpun. Jaga-jaga kalau heatnya mulai datang. Meski obat itu tidak sepenuhnya menghentikan, setidaknya bisa sedikit membantu meredakan efek heat yang dialaminya.

Dengan keadaan gemetar ia berusaha membuka tutup botol. Akan tetapi, karena kondisinya yang tak bisa fokus botol itu tergelincir dari tangannya dan jatuh.

Baekhyun membungkuk mengambil obatnya. Tanpa ia sadari, seseorang telah berdiri dibelakangnya. Menatap tajam dengan raut datar.

Baekhyun tersentak ketika merasakan nafas hangat menyapa tengkuk. Nafas itu terasa berat dan cepat. Ia bisa dengar sedikit suara geraman dibelakangnya. Matanya membulat lebar ketika hidungnya mencium aroma yang kuat dan begitu maskulin.

Mungkinkah...Alpha?!

Ia membalik badan dan melihat seorang pria berbadan tinggi menjulang berdiri dibelakangnya.

“S-siapa...?”

Jiwa omeganya ketakutan. Tubuhnya serasa makin lemas hingga membuat benda ditangannya kembali jatuh dan menggelinding.

“Omega.”

Pria itu berkata dengan suara beratnya. Wajahnya dicondongkan kedepan. Mengendus bau manis memikat dari omega yang ia temukan. Ia mendesis. Feromon omega ini sangat membuatnya bergairah.

Baekhyun mundur tertatih. Ia merasakan sinyal tanda bahaya. Omega dalam jiwanya memintanya untuk lari. Jika ia tak menjauhi alpha ini, ia yakin ia akan habis. Secepat kilat, melupakan rasa sakit akibat heat dan takut akan sang alpha, ia masuk kedalam apartemen dan mencoba menutup pintu. Sayangnya, ia masih kalah cepat dengan si alpha.

Pria itu dengan mudah menahan pintu dan membukanya lebar. Membuat Baekhyun jatuh terduduk dibelakang pintu.

Alpha itu menunduk. Menatap omega kecil yang meringis kesakitan karena pantatnya yang terbentur lantai. Wajahnya memerah dan basah akan peluh serta airmata. Ia menutup hidung. Sial! Dalam ruangan, aroma si omega semakin kuat menusuk indra penciuman. Membuat gairahnya makin naik, dan kepalanya serasa kosong.

Baekhyun terlihat kesusahan mengerakan tubuh. Alpha itu mengeluarkan feromon yang membuatnya tak dapat berkutik. Kakinya gemetar, matanya memanas dan terus mengalirkan liquid. Ia mengerang lirih ketika ia mulai merasakan celananya basah. Lubricant alami miliknya sudah keluar, dan itu membuat sang alpha makin bergejolak.

“Well, bon apéttite.”

***

“Ahh! Jangan, aku mohon!”

Baekhyun berusaha mendorong alpha yang menindihnya. Pria itu terus menandai tiap jengkal tubuhnya dengan noda-noda merah keunguan. Berulang kali rontaan telah ia beri, tapi pria itu sama sekali tak bergeming. Seolah pemberontakan yang ia lakukan tak berarti apa-apa.

Baekhyun menangis. Ia akan benar-benar habis dimakan oleh sang alpha. Alpha asing yang sama sekali tidak ia kenal. Ia tak mau membayangkan kemungkinan terburuk yang terjadi setelah ini.

“Hiks...cukup, alpha!”

Alpha tak tuli untuk mendengar tangis si omega. Telinganya menangkap jelas nada putus asa. Tubuh polos dibawahnya bergetar penuh rasa takut. Rasa kemanusiaan pada dirinya tersentuh, agak iba. Tapi, ia tak akan berhenti. Jiwa alphanya terus memaksanya melangkah lebih jauh. Tak akan mundur. Ia tetap akan menandai omega yang telah memikatnya ini. Kalau perlu, mengisinya sampai perut itu mengandung benihnya.

“A-alpha...hiks...”

“Ssstt. Calm down, omega.” bisiknya sembari membelai sisi wajah omega dengan hidung. Setelah itu ia kecup lembut pelipis yang berkeringat. Mencoba melayangkan sebuah afeksi penenang.

Baekhyun agak tenang namun juga bingung. Meski alpha diatasnya memaksa dan sangat menuntut dirinya, namun ia menyentuhnya dengan lembut dan hati-hati. Tangisnya mereda. Ia menatap langit-langit apartemennya. Suara sang alpha ditelinganya terdengar begitu sejuk dan melegakan.

“Rilex your body...”

Alpha mengecup telinganya. Ia pejamkan mata erat ketika merasakan sesuatu yang panas membelai pintu belakangnya yang basah dan lembab. Ia merinding. Mulutnya terkatup, berusaha tak bersuara ketika benda itu bergerak perlahan, menggesek luar permukaan anus. Menimbulkan suara cabul yang membuat telinga memerah.

“I wanna fill you with my cum.”

Baekhyun menggeleng pelan saat alpha mulai memasukkan dirinya ketubuhnya.

“No, please. Don't, alpha...” pintanya lemah.

Alpha tak menggubris dan mulai sepenuhnya menenggelamkan diri kedalam omega. Ia mengetatkan gigi, berusaha menahan rasa nikmat yang omega berikan padanya. Hangat, rapat, dan lembab. Omega yang ia perawani tak ada duanya.

Tubuh Baekhyun mengejang ketika merasa perpanjangan pria itu terasa seperti mendorong rongga perut. Menekan isinya hingga membuat permukaan perut agak menonjol. Sang alpha masuk telalu dalam. Ia mencengkram lengan alpha yang mengukungnya.

“T-terlalu dalam...” erangnya.

Tatapan alpha menurun dan melihat perut rata si omega.

“Apa sampai disini?” tanyanya menyentuh perut Baekhyun.

“Akh!” Baekhyun tak menjawab. Ia terlalu terkejut merasakan tangan besar si alpha menekan perut. Mengantarkan gelenyar aneh yang membuatnya memekik.

”...feels good, hm?”

Alpha terkekeh dan mulai bergerak. Miliknya yang besar tak begitu sulit keluar masuk tempat sempit ini. Lubricant omega yang begitu banyak membantunya bergerak leluasa.

Baekhyun tak menjawab. Ia menutup wajah dengan punggung tangan. Bibir ia gigit hingga berdarah. Alpha itu memberinya rasa nikmat meski ia tak menghendaki. Miliknya yang sedari tadi menegang makin basah karena rangsangan di prostat. Sebuah reaksi biologis.

“Mmmh...”

Alpha menyingkirkan tangan yang menutup wajah. Ia ingin lihat ekspresi erotis wajah cantik omega. Ekspresi menjadi kaku melihat omega menyakiti diri sendiri. Ia menghentak pinggul kencang-kencang membuat omega itu melepas gigitan dan membuka mulut. Menjerit akibat sentakan. Ia kecup bibir yang terluka.

“Don't bite your lip.”

Baekhyun memalingkan wajah ketika alpha mencoba kembali menciumnya. Kepala ia banting kebelakang. Ia merasa aneh dengan milik alpha yang makin bergerak cepat dan tak tentu arah. Membuatnya terbang dan mengantar pada puncak euforia. Semen putih membasahi perutnya yang mengkilap karena peluh.

Ditengah rasa nikmat yang masih tertinggal dan nafas terengah, ia melengkungkan punggung indahnya ketika sebuah titik disentuh ujung perpanjangan. Ia tatap sang alpha dengan mata yang membulat.

“A-apa yang-?!”

Alpha tersenyum dengan mata sayu. Baekhyun menggeleng panik.

“Ketemu, pintu rahimmu.”

“No, alpha...please, NO! AKH!”

Baekhyun memekik kesakitan. Ia berontak. Berusaha mendorong tubuh besar alpha. Ia merasa sesuatu mulai membesar didalam tubuhnya. Membuka mulut rahim lebar-lebar. Baekhyun tahu dan baekhyun ketakutan setengah mati. Pria itu, alpha itu akan melakukan knot padanya. Ia tidak bisa. Kalau begini ia bisa hamil. Mengandung benih dari alpha yang tidak ia ketahui.

“Alpha, hentikan! kumohon, jangan!”

Alpha memeluk Baekhyun. Menahan pemberontakan. Jika omega memaksa melepas persatuan, efeknya akan sangat buruk. Ia pejamkan mata sejenak. Sebentar lagi ia akan keluar menyusul Baekhyun, dan ia ingin menumpahkan semuanya diperut omeganya.

“Call my name, omega.”

“No...hiks...”

“Chanyeol. That's my name. Say it with your beautiful voice.”

“C-Chanyeol...stop it....”

Baekhyun mencengkram punggung Chanyeol hingga membuat goresan dari kukunya. Ditengah rasa sakit, ia bisa dengar suara menenangkan si alpha yang menamai dirinya sebagai Chanyeol.

Ia menenggelamkan wajah ke leher Chanyeol. Tanpa sadar hidung menjelajahi sepanjang perpotongan rahang, menghirup aromanya. Mencari ketenangan dan kenyamanan. Melupakan rasa sakit yang mendera.

Dalam dekapan, ia merasa tubuh Chanyeol gemetar, diikuti semburan yang begitu banyak ia rasakan dalam tubuhnya. Ia melenguh, pelukan ia eratkan.

Chanyeol benar-benar mengeluarkan semuanya didalam. Tanpa terkecuali. Membuat Baekhyun merasa begitu penuh. Chanyeol mengecup kepala Baekhyun dengan lembut.

“You're mine, Baekhyun. Only mine.”

***

Fin