Ada Haechan

—46;


Mark turun dari mobil Pajero nya yang ia parkirkan di basement. Banyak sekali mobil-mobil mewah yang berjajaran parkir disana. Ia berjalan menuju lift yang akan mengantarkannya pada Ballroom InterContinental Bandung Dago Pakar.

Saat memasuki lift, ternyata banyak juga alumni NCIT yang mengenal dirinya, buktinya mereka menyapa dan mengajak salaman Mark di dalam lift itu, bahkan mengajak bicara.

Mark bukanlah manusia anti sosial, temannya banyak sekali kok. Hanya saja tak semua mahasiswa NCIT angkatan 15 mengenal dirinya, namun mayoritas mengenal siapa itu Mark Lee. Dan tentu saja dengan pasangannya, Lee Haechan.

Pasangan populer yang banyak sekali pendukung dan fansnya. Iya, Mark dan Haechan pernah sepopuler itu di NCIT karena hubungan mereka yang terlihat adem ayem, romantis dan penuh cinta.

Sebenarnya memang begitu kok, hanya saja ya... ada sesuatu yang tidak diketahui publik apa yang terjadi dengan pasangan populer ini. Yang mereka tahu, Mark dan Haechan putus baik-baik karena merasa tidak cocok lagi dan memilih jalan masing-masing.

Kepergian Haechan tanpa kabar itu juga menghebohkan NCIT angkatan 15, berita dimana Haechan tidak bisa dihubungi oleh siapapun, termasuk anak-anak NCIT pun menyebar. Mempertanyakan, ada apa sebenarnya? Apakah Mark dan Haechan putusnya tidak baik-baik saja sehingga Haechan memilih pergi tanpa jejak?

Haechan benar-benar meninggalkan Bandung tanpa sisa, meninggalkan semuanya, pergi tanpa jejak dan bau. Menghilang begitu saja bagai di telan bumi.

Haechan adalah CEO di perusahaan musik Inggris yang terkenal, tapi mengapa tidak ada yang tau dimana Haechan?

Karena Haechan meminta wartawan atau jurnalis dan semua pembawa berita di media menyembunyikan identitasnya. Singkatan dari HM itu pun tidak pernah dijabarkan apa kepanjangannya, jika ditanya maka jawabannya ya memang HM saja.

Bagaimana jika Haechan rapat dan wawancara? Tidak ada satu kamera pun atau perekam suara yang bisa masuk, penjagaan HM Entertainment sangat ketat, sehingga wartawan handal pun tidak dapat meliput siapa CEO HM Entertainment, tidak tau bagaimana wajahnya, siapa namanya, yang mereka tau nama CEO nya adalah Mr. HC.

Haechan selalu menutup dirinya jika di perusahaan, menggunakan masker, topi bahkan kacamata. Sehingga figurnya tak dapat ditangkap kamera. Pernah ada pegawai HM yang tertangkap diam-diam memotret Haechan karena disuruh wartawan pun berakhir di pecat, ponsel karyawan tersebut dihancurkan sampai tak berbentuk oleh Haechan.

Ia benar-benar menutup dirinya dari publik. Termasuk siapa istri dari Lee Haechan, yang orang tau, Ody adalah anaknya Haechan bukan anak CEO HM. Identitas istrinya tidak pernah terkuak, yaitu Zeline Aurora.

Jika kalian bertanya, siapa followers Haechan di twitter? Itu hanyalah teman-teman kuliah Haechan di Oxford. Haechan mengambil jurusan Musik S2 di Oxford. Dan teman-teman Haechan pun tak ada yang tau jika Haechan menjadi CEO HM Entertainment, yang mereka tau, Haechan memiliki istri dan anak, yaitu Zeline dan Ody.

Ting!

Lift terbuka, Mark dan teman-temannya segera keluar dari sana dan berjalan menuju Ballroom. Dapat Mark lihat Jaemin, Jeno, Renjun, Chenle dan Jisung menunggunya di depan pintu.

“Mark! Sini.” Teriak Renjun dan melambaikan tangannya.

Mark pun menghampiri sahabatnya dan ber tos ala-ala genk begitu. “Udah lama?”

“Lama banget panjul, lo dandan dulu apa gimana dah?” Tanya Jeno.

“Iya dandan, siapa tau ketemu Haechan.” Ucapnya sambil terkekeh.

“Halah, palingan kalau Haechan beneran dateng kesini, lo nya lari ngibrit.” Ejek Jaemin.

Mark tertawa kemudian merangkul Renjun. “Udahlah, ayo masuk. Gue sengaja kosongin perut biar bisa makan sepuasnya disini.”

Jisung dan Chenle mencibir. “Orang kaya berlagak gembel lo.” Ucap Chenle yang dibalas dengan juluran lidah dari Mark.

Saat mereka memasuki Ballroom, semuanya terlihat berpakaian rapi. Banyak sekali yang memakai pakaian formal seperti kemeja dan jas. Karena memang mereka sudah berkepala 3, pakaian formal saat reuni tidak resmi seperti ini sudah hal biasa, menunjukkan wibawa masing-masing bahwa mereka bukanlah lagi remaja kuliahan yang gayanya young, free and wild.

Berpakaian rapi adalah image mereka sekarang di usia seperti ini, saling pamer kesuksesan lewat kemeja dan jas mahal yang melekat pada tubuh mereka. Termasuk Mark dan teman-temannya, mereka juga menggunakan kemeja dan jas yang rapi. Rambut ditata sedemikian rupa menujukkan paras menawan dan wibawanya.

“Orang-orang rapi amat, sukses semua kayaknya ya?” Kata Jisung.

“Siapa tau beli jas dan kemeja buat hari ini doang. Lo mana tau? Kan buat pencitraan dan berbual kalo mereka sukses dan kaya raya.” Kata Chenle yang suudzon.

“Hus jangan gitu, kita juga mana tau kalau ternyata mereka emang sesukses itu?” Ucap Mark.

“Udahlah, ayo kita berburu makan, baru setelah makan kita nyantai dan ngobrol sama yang lain.” Usul Renjun yang diangguki oleh mereka semua.

Mereka ber 6 benar-benar berburu makanan dan minuman yang tersedia. Meski ini bukan reuni resmi, namun fasilitas dan makanan yang tersedia sangat mewah. Kata presma mereka, itu pakai sisa uang kas BEM dan uang danusan dulu yang tidak habis. Ditambah dibiayai oleh beberapa donatur kampus yang anaknya angkatan 15.

Memang beginilah kampus swasta, berisi manusia-manusia berdompet tebal dan sendok emas.

“Cuy, gue mau ke toilet ya.” Mark mengatakan itu sambil lari karena ia sudah tak tahan, entah teman-temannya dengar atau tidak, ia tak peduli. Karena teman-temannya pun lebih menikmati hidangan yang tersedia dengan hikmad.

“Aakkkk, itu Lee Haechan???”

Teriakan itu membuat 5 lelaki yang sedang menyantap makanannya pun auto berhenti mengunyah, menoleh ke sumber suara, dimana para perempuan berbondong-bondong mengerubungi satu subjek, namun mereka ber 5 tidak dapat melihat apapun disana.

“Haechan?” Ucap mereka ber 5 bersamaan dan saling pandang.

“Beneran Haechan ada disini? Mana?” Tanya Renjun yang sudah berdiri, matanya mengedar kesana kemari, namun nihil. Ia tidak menemukan sosok yang dicarinya.

“Ngibul apa kali ya tuh cewek-cewek? Halu kali liat orang mirip Haechan.” Ucap Jaemin.

“Tapi itu apaan rame amat?” Tanya Jeno.

“Auk dah, cewek-cewek lagi gibah kali. Biasalah ciwi-ciwi lama nggak ketemu kalau ketemu ujung-ujungnya buka forum gibah.” Ucap Chenle.

Mereka ber 4 tertawa karena jawaban Chenle.

“Anjingggggg.” Teriak Jisung tiba-tiba.

“Kenapa, Sung?”

“Haechan beneran ada disini bangsat!!” Kata Jisung menatap teman-temannya.

“Hah?” Teriak mereka kompak.