Selamat pagi, dari Soonyoung yang mau ndusel


Padahal masih setengah delapan, —oh ralat jam setengah delapan kurang 6 menit, dan Soonyoung sudah chat yang aneh-aneh.

Manusia yang kerap mengakui dirinya sebagai harimau itu memang bahasa cinta —atau istilah kerennya love languange-nya adalah afeksi fisik.

Jadi, Jihoon sudah terbiasa dengan bentuk permintaan sepele seperti ini.

Tapi mungkin sangat berarti untuk dia. Mungkin semacam charger kalau itu handphone?

Lagi pula, selama permintaan Soonyoung tidak merugikannya and as long as his bae will be happy, Jihoon tidak pernah mempermasalahkannya. Malah dia akan merasa kecewa dan marah kepada dirinya sendiri jika Soonyoung sampai meminta hal sejenis itu kepada orang lain.

Tentu bukan waktu yang lama untuk suara Soonyoung terdengar dari balik pintu kamar Jihooon, karena mereka pun berada di satu lantai dengan jarak kamar yang tidak jauh. Bahkan Jihoon belum sempat mengubah posisi dan masih terbaring dengan selimut yang menutup seluruh tubuhnya. Bersamaan dengan panggilan dari suara tidak asing itu menghilang, pintu kamarnya terbuka dan tertutup dalam jangka waktu yang singkat. Kemudian pada detik berikutnya, tidak perlu dijelaskan lagi siapa yang sudah berdiri memperhatikan kemul tebal yang menampakkan wajah menggemaskan pagi harinya Lee Jihoon.

Karena sebelumnya sudah mendapat izin, jadilah Soonyoung langsung menyibak selimut Jihoon dan bergabung disana. Tubuhnya perlahan menindih Jihoon dengan wajah yang langsung ia tenggelamkan di bahu sang pacar. Iya, pacar. Mungkin sedikit menjadi rahasia umum karena siapapun dapat melihat kedekatan dan afeksi spesial antara mereka berdua, namun yang asti seluruh member sudah mengetahui hal ini dan selalu memaklumi ketika mereka melakukan hal yang melewati batas dari kata teman.

Ya karena mereka memang sudah lebih dari teman? Hihi.

Soonyoung menghirup dalam-dalam aroma yang keluar dari perpotongan bahu dan leher Jihoon yang sudah terbuka begitu saja karena atasan tipis yang dikenakan Jihoon sedikit longgar. Hal yang sama pun dilakukan oleh Jihoon. Bau khas Soonyoung di pagi hari, tidak pernah mengganggunya. Ditambah rambut tebal dan halus yang memberikan kenyamanan tersendiri ketika ia sentuh. Soonyoung di pagi hari, setelah bangun tidur, terlalu sayang untuk diabaikan sebelum ia berubah menjadi Hoshi di depan kamera dengan 1001 tingkahnya yang membuat geleng-geleng kepala.

“Kamu ga mandi dulu sebelum kesini?” Jihoon membuka suara.

“Nggalah, udah kebelet.”

“Pantesan bau. Belom mandi rupanya,”

Here, a denial Lee Jihoon, a tsundere one.

“Kalo bau, gausah cium-cium leherku kaya gitu.”

Tanggapan Soonyoung dibalas dengan cekikik kecil Jihoon, sambil seluruh jemarinya tidak ada yang absen untuk menyisir dan memainkan rambut kecoklatan Soonyoung.

“Jihoon kamu sayang aku ga?”

“Satu hari ga boleh absen nanya itu kah? Pertanyaan ituuuu terus yang kamu tanya, sampe bosen jawabnya.”

“Buat mastiin aja, Seokmin belum ambil kamu.”

“Yang ada Seokmin itu ngambil kamu, kemarin siapa yang selca sambil tiduran berdua?”

“Hihi pancinganku berhasil, berarti Jihoon masih sayang sama Soonyoung.”

Posisinya sudah sedikit berubah. Soonyoung beralih ke sisi Jihoon dan memeluknya dari samping.

“Jihoon,

... udah lama kita ga itu..”

Jihoon menoleh, memastikan wajah apa yang sedang dipasang Soonyoung sekarang. Sementara yang ditatap malah mengecup bibir yang menatap. Sekilas. Hanya bermaksud melunturkan tatapan Jihoon yang tiba-tiba menyelidiki itu.

“Soonyoung???”

Morning sex,”

“Kalo lagi ga butuh ga usah. Udah bagus kita ga biasain itu.” tolak Jihoon secara halus.

“Butuh, udah bangun juga. Ayo tanggung jawab tundukin lagi.”

“Ga ada yang bangunin padahal dari tadi?”

“Ada, dari tadi kan aku gesek-gesek sama punya kamu, emang ga berasa??”

“Mesum.”

Soonyoung hanya menjawab dengan hehehe yang dilanjutkan dengan pemberian kecupan lagi, namun kali ini mendarat di pipi Jihoon.

“Kamu juga ga pernah nolak?”

Hand job ya?”

“Huh, aku mau liat muka kamu kok malah hand job..” protes Soonyoung dengan wajah 100% gemas namun Jihoon tau pasti itu hanya dibuat-buat.

“Ini kamu liat mukaku nihhh,” Jihoon malah menyodorkan wajahnya ke Soonyoung.

Alih-alih menuruti permintaan Soonyoung, Jihoon malah membawa Soonyoung ke dekapannya supaya manusia itu tidak mengucapkan permintaan aneh lagi. Mau tidak mau, Soonyoung menerimanya karena tidak mungkin juga menolak Jihoon yang memeluknya seperti ini.

“Udah ya, udah impas. Udah dipeluk,”

“Yah, gapapa deh hand job dari pada ngga sama sekali.”

...