Cherry Picks Up My Makeup


Siapa yang tak mengenal keluarga kecil ini, bagi beberapa orang terutama kalangan anak muda penikmat youtube, pasti mengetahui pasangan Hongseok dan Hyunggu, serta anak mereka satu-satunya bernama Cherry. Hongseok adalah seorang influencer terkenal yang bekerja sebagai photografer, dan memiliki bisnis di mana-mana. Tak hanya itu, Hongseok juga telah menikah dengan salah satu makeup artis terkenal, yang sudah memiliki jam terbang tinggi hingga ke Hollywood, bernama Hyunggu atau biasa orang-orang mengenalnya dengan nama Kino.

Keduanya telah menjalani hubungan berpacaran selama 4 tahun secara diam-diam, banyak yang tidak mengetahui hubungan mereka saat masih pacaran, kebanyaan orang menganggap keduanya hanya sekedar sahabat atau rekan bisnis. Kedua pasangan ini sangat digandrung-gandrungi banyak orang, banyak yang mengatakan mereka adalah pasangan yang sangat serasi, tak heran jika keduanya berjodoh.

Sebelum menikah keduanya memiliki youtube channel pribadi, di mana jumlah pengikutnya tentu saja sudah sangat banyak. Namun, setelah menikah keduanya memutuskan untuk membuat channel baru khusus untuk kehidupan baru kedua pasangan ini, channel baru itu diberi nama Room 1727, yang berarti ruangan Hongseok dan Hyunggu. Angka 17 dan 27 tersebut, menunjukan tanggal lahir keduanya. Hongseok yang lahir tanggal 17 April dan Hyunggu yang lahir pada 27 Januari.

Kedua pasangan ini tak menyangka dengan adanya channel baru, membuat mereka semakin banyak dikenal oleh masyarakat, ditambah keduanya memutuskan untuk mengadopsi anak perempuan lucu, saat usianya baru menginjak 1 tahun kala itu. Anak yang mereka adopsi bernama Cherry, anak perempuan dengan rambut pendek dan poni tipis berwarna hitam kelam, mata yang bulat berwarna cokelat, kulit putih bagaikan susu dan rona alami di pipi bulatnya, membuat si kecil Cherry kesayangan Hongseok dan Hyunggu ini selalu menjadi pusat perhatian dan kesukaan penggemar keluarga kecil ini.

Seperti hari-hari biasanya, suasana rumah keluarga kecil Hongseok selalu ramai dan penuh tawa yang berasal dari anak semata wayang mereka, Cherry. Hongseok baru saja selesai membantu sang suami mempersipakan set kamera untuk melakukan syuting video baru di ruang khusus makeup milik Hyunggu, disela kesibukan dua orang dewasa itu, Cherry yang sekarang sudah berusia 3 tahun juga turut serta membantu dalam arti mengganggu Daddy kesayangannya.

“Cherry! Lighting-nya jangan kamu bawa kabur!” teriak Hongseok kepada anaknya.

“Mau ini!” ujar Cherry sambil memeluk lampu bulat digenggamannya.

“Iya, nanti Cherry boleh bawa tapi sekarang Daddy mau pakai dulu, ya?” bujuk Hongseok, bahkan dirinya sudah berlutut di depan Cherry.

Melihat dua orang berbeda usia itu mulai berdebat, Hyunggu mau tak mau turun tangan untuk melerai keduanya.

“Cherry sayang, ini Papi pinjam dulu, boleh? Nanti Cherry pakainya sama-sama Papi, tuh di meja sana. Kita sambil main makeup, Cherry mau?” Hyunggu membujuk dengan nada lembutnya, sambil mengelus rambut Cherry.

Mendengar bujukan sang papi, langsung saja Cherry menurut dan memberikan lampu bulat sebagai penerangan itu kepada Hyunggu, “nanti main makeup, ya?”

“Iya sayangnya Papi, nih Papi kasi ke Daddy biar dipasang sama Daddy, ya?” Hyunggu memberikan lighting-nya kepada Hongseok, dan Cherry mengangguk.

Thank you Princess,” Hongseok mengecup pipi Cherry dan segera menyelesaikan pekerjaannya.

“Mainnya kapan Papi?” tanya Cherry.

“Sebentar lagi, kita duduk dulu di kursi ya, sini ikut Papi,” Hyunggu mengandeng tangan Cherry untuk duduk di kursi yang sudah di sediakan.

Mata kecil itu berbinar kala melihat deretan makeup yang begitu banyak, dari berbagai macam jenis dan merk, tangan berisi Cherry sudah jahil menyentuh makeup tersebut. Hyunggu hanya menatap anaknya, tidak ingin melarang karena dirinya tahu jika Cherry dalam usia yang sangat penasaran akan hal-hal baru. Sedari kecil Hyunggu sering membawa Cherry bekerja, anak perempuannya ini begitu senang bertemu orang baru dan pergi ke sana ke mari mengikuti orang tuanya.

Sudah begitu banyak orang-orang terkenal yang Cherry temui, bahkan beberapa idol dari agensi besar pun pernah ia temui, namun karena usianya masih dini Cherry tidak mengerti apa-apa dan hanya mengajak bermain mereka, karena hal itu lah yang membuat Cherry jadi ikut tertarik dengan makeup, tak jarang Cherry suka diam-diam mencuri makeup papinya dan memoles wajah mungil itu dengan berbagai warna.

Apakah Hyunggu marah? Tentu saja tidak. Dirinya dengan bangga memuji Cherry dan mengajarkan si kecil dengan benar, kemudian membereskan dan membersihkan semua yang sudah ia lakukan. Sudah sifat dasarnya Hyunggu sangat menyukai anak kecil, maka hal-hal seperti ini Hyunggu hadapi dengan sabar dan telaten.

“Hari ini Papi mau pergi?” tanya Cherry.

“Enggak Sayang, hari ini Papi di rumah. Kita mau main makeup, ‘kan?”

“Oh iya ya … jadi ini bukan pergi?”

“Bukan ….”

“Video, ya?” Cherry menunjuk kamera di depan keduanya, “lampu?” Cherry juga menunjuk lighting yang tadi ia rebut dengan Daddy-nya.

“Iya video, main makeup sambil video, Cherry mau?” Hyunggu tersenyum lembut sambil memperbaiki penjepit rambut pink yang anaknya kenakan.

“Mau! Mau!” seru Cherry antusias.

Hongseok yang sedari tadi mendengar percakapan dua kesayangannya, disela mempersiapkan kamera hanya dapat tersenyum menahan gemas, “sudah siap semua, Sayang. Langsung sekarang?” tanya Hongseok.

“Oh, sudah? Sekarang aja, keburu nanti mood Cherry berubah,” jawab Hyunggu.

“Cherry sayang, jadi anak manis ya, ini Daddy nyalain kameranya, oke?” Hongseok mengangkat jempolnya pada sang anak dan Cherry mengangguk patuh. “Dalam hitungan satu … dua … action!” kamera pun menyala Hongseok memilih duduk di belakang kamera, sambil memandangi dua kesayangannya.


Melihat lampu kamera menyala, langsung saja Hyunggu tersenyum dan melakukan opening khusus, seperti yang biasanya orang-orang lakukan di video youtube, “Knock knock! Room 1727 with Kino’s makeup!” sapa Hyunggu di depan kamera dengan nada ceria, di sampingnya Cherry hanya menatap lugu sang papi kemudian tersenyum tipis pada kamera.

“Video kali ini aku persembahkan khusus untuk keluarga kecil Room 1727 yang sudah lama dan banyak sekali request ke aku dan suamiku, Hongseok, ‘Kak Kino, bikin makeup challenge bareng Cherry dong!’, ‘Kak Kino ayo makeup challenge sama Cherry’ dan masih banyak lagi dengan isi yang sama. Akhirnya! Video yang kalian tunggu-tunggu pun hadir, yeay! Tepuk tangan dulu semuanya!” Kino dan Hongseok bertepuk tangan, melihat kedua orang tuanya bertepuk tangan membuat Cherry juga turut serta ikut dengan senyuman polosnya.

“Sebelumnya maaf untuk keluarga kecil yang sudah lama sekali menunggu video ini dibuat, karena bukan tanpa alasan juga aku dan suamiku selalu menunda-nunda video ini. Selain karena kesibukan kami, aku dan suamiku juga sudah buat perjanjian, enggak akan masukin Cherry ke dalam konten yang seperti ini, kecuali konten yang biasanya kita kasi seperti jalan-jalan, rutinitas kami di rumah, di luar dan sebagainya. Karena sekarang Cherry sudah besar, sudah mulai paham juga ya, Nak?” Hyunggu mengelus pipi Cherry dengan jempolnya, “jadi aku dan suamiku memutuskan untuk membuat video ini! Cherry coba say hi dulu ke kamera,” Hyunggu menunjuk ke kamera.

Tangan kecil Cherry dengan malu-malu melambai ke kamera, “hello!” ujar Cherry dengan suara khas anak kecilnya.

“Kenalan dulu, namanya siapa?” Hyunggu mengelus kepala Cherry.

“Cherry, Cherry Yang.”

“Anaknya siapa?”

“Daddy Hongseok, Papi Ggu!”

Kedua orang dewasa di sana terkekeh mendengar jawaban anak mereka, “bagi yang belum tahu ya, Cherry sampai sekarang masih belum bisa nyebutin nama asli aku, Hyunggu. Selalu bilangnya Ggu, Ggu gitu. Aku enggak mau dia panggil aku Kino, karena menurutku Cherry harus tahu dan panggil nama asli aku, supaya si kecil ini enggak krisis.”

“Papi, makeup-nya kapan?” tanya Cherry polos.

“Oh iya Sayang, sabar ya anakku, maaf Papi lama ngomongnya, ya?” Hyunggu terkekeh geli, merasa malu ditanyai sang anak. “Karena sudah ditanya ya, jadi kita percepat sesi opening-nya, sambil kita ngobrol-ngobrol. Jadi, hari ini aku dan Cherry bakal ngelakuin challenge, Cherry Picks Out My Makeup, di mana nanti Cherry bakal pilih semua jenis makeup yang ada di atas meja ini, secara random tentunya, suka-suka hati anak manis ini aja ya. Setelah itu aku harus pakai produk yang bakal Cherry pilih. Cherry pilihin makeup buat Papi, bisa?” tanya Hyunggu kepada Cherry.

“Bisa!” jawabnya semangat.

“Pilihnya jangan aneh-aneh ya, Nak?” wajah Hyunggu penuh harap kepada sang anak, namun Cherry hanya mengangguk saja. “Baiklah, untuk mempercepat durasi sekarang kita mulai dengan primer dulu. Cherry coba kamu pilih, mau botol yang mana?” Hyunggu mendekatkan kotak yang berisi berbagai macam bentuk dan ukuran botol.

Si kecil terlihat serius memilah dan memilih primer mana yang akan ia berikan kepada papi Ggu-nya, “hmm …,” Cherry tampak diam menggenggam botol besar berwarna putih.

“Cherry mau ini?” tanya Hyunggu dan Cherry mengangguk, “Oke, mari kita lihat. Ini apa … ya ampun, aku bahkan enggak pernah pakai ini. Seingat aku ini dari dua tahun lalu dan baru aku pakai sekali? I’m not sure about this one tapi sepertinya sudah expired?” Hyunggu menatap suaminya yang sudah menahan tawanya.

“Selanjutnya foundation, Cherry mau yang mana?” Hyunggu melebarkan kedua matanya sembari menahan tawa saat Cherry mengambil salah satu botol dari dalam kotak yang berisi berbagai macam foundation berwarna cokelat hingga cream, menyesuaikan warna tone kulit. Hongseok yang sedari tadi memperhatikan sudah tertawa tanpa suara, “enggak salah aku ini tonenya agak gelap, makanya aku enggak pernah pakai but it’s okay karena kesayanganku yang pilih. Next!”

The next one is concealer, Cherry sayangku, mau yang mana?”

This?” tanya Cherry.

“Sayang, itu glitter bukan concealer,” Hyunggu memberitahu dengan sabar, “sayang bayangin wajahku penuh glitter!” bisik Hyunggu kepada suaminya, Hongseok menggelengkan kepalanya tak sanggup membayangkan wajah suaminya penuh kerlap kerlip makeup, sedangkan Cherry tetap fokus memilih apa yang dirinya inginkan.

“Ini, ya?” akhirnya Cherry memilih barang yang tepat dan Hyunggu menerimanya dengan sabar.

Countouring! Cherry, pick one,” Hyunggu harap-harap cemas saat melihat Cherry memilihnya, dan benar kecemasannya terjawab, “aku sudah berusaha menyembunyikan ini dan lihatlah anakmu Yang Hongseok! Jadi, my baby Cherry memilih countour yang sedikit gelap atau bisa aja bakal gelap banget di wajah aku.”

“Cherry tahu mana yang kamu hindari, Sayang,” ujar Hongseok dengan wajah menyeringai jahilnya.

“Makasih banyak loh ya, Sayang,” Hyunggu memutar bola matanya malas.

Setelah beberapa menit berlalu, akhirnya memilah dan memilih makeup pun selesai. Hyunggu sudah bersiap-siap untuk melakukan kegiatan makeup-nya namun tiba-tiba permintaan Cherry membuatnya terkejut.

“Papi, Cherry aja yang makeup,” ujar si kecil.

“Hm? Cherry mau makeup-in Papi?”

Anggukan Cherry membuat Hyunggu panik, “no baby, not today, okay? Maybe next time, on our new video, hm?”

Mendengar penolakan papi-nya, saat itu pula Cherry merengut kesal, “Cherry mau makeup Papi!” bocah cilik itu melipat tangannya di depan dada, tanda merajuk.

Bukannya merasa bersalah, baik Hyunggu maupun Hongseok keduanya terkekeh melihat tingkah anak mereka, “iya, nanti ya tapi? Jangan sekarang, Papi dulu yang makeup habis itu baru Cherry. Tunggu Papi selesai dulu, gimana?”

Cherry beranjak dari kursinya dan pergi dari ruang makeup Hyunggu, “Cherry! Sayang! Hei, mau ke mana!?” Hyunggu shock melihat anaknya yang merajuk. “Baiklah keluarga kecil, ada sedikit kendala di mana Princess kita tiba-tiba marah karena dia mau makeup-in aku, tapi aku menolak karena you know,” Hyunggu menaikan alisnya.

“Aku cek dulu ya,” Hongseok pergi untuk memeriksa keberadaan Cherry, meninggalkan Hyunggu yang tetap melanjutkan videonya sendirian.

“Cherry! Baby! Di mana kamu, Sayang?” Hongseok menelusuri ruang tengah hingga ke kamar anaknya sambil membawa kamera kecil lain sebagai cadangan. Ternyata ada Cherry duduk di atas karpet tempatnya biasa bermain sendirian ataupun bersama Hyunggu dan Hongseok, “kenapa, hm? Cherry marah sama Papi?” tanya Hongseok lembut.

“Mau makeup!” jawab Cherry dengan nada kesal.

“Iya nanti makeup tapi tunggu papi selesai dulu ya? Nanti Papi makeup-in Cherry juga, gimana?”

“Tapi Cherry mau makeup papi, Daddy!”

“Daddy tau, tapi tunggu papi selsai ya? Kamu mau tunggu di sini atau ikut Daddy ke ruang papi lagi?”

Mendapat pilihan dari daddy-nya, Cherry terdiam tampak berpikir sejenak, “daddy di sini!”

“Enggak, Daddy mau ke sana, Daddy harus ngerekam papi. Jadi, gimana?”

“Ikut!”

“Ya sudah ayo,” Hongseok mengandeng tangan Cherry dan kembali masuk ke ruangan Hyunggu.

Ternyata pilihan Cherry not really bad lah ya– hei balik lagi Cherry manis Papi! Mau lanjut makeup?” Hyunggu tersenyum kepada anaknya.

Give me my brush!” pinta Cherry kepada Hyunggu.

She want her brush, okay I get it,” Hyunggu mengambil brush dengan warna pelangi seperti unicorn kepada Cherry, “ini sayang, duduk sini samping Papi,” Hyunggu membantu Cherry untuk duduk kembali di samping dirinya. Membiarkan anaknya sibuk dengan dunianya, bermain-main dengan alat makeup milik Hyunggu, “jadi yang tadi aku kasi ke Cherry itu, udah khusus dia claim kalau semua alat makeup aku yang edisi unicorn milik dia. Anaknya sedikit obses sama kuda pelangi, sampai highlighter aku aja dia pilihin yang pelangi,” Hyunggu menunjukan produk berwarna pelangi ke hadapan kamera.

“Papi look at me!” Cherry menarik lengan Hyunggu agar menatap dirinya, wajah Cherry sudah penuh warna merah merah dan mengkilap di berbagai sisi.

“Woah- Cherry pintar, Cherry cantik!” puji Hyunggu pada si kecil.

Namun, bukannya senang, reaksi yang Cherry berikan di luar dugaan Hyunggu. Si kecil merengut kesal dan pergi lagi dari kursinya, membuat Hyunggu terdiam sembari menggenggam brush yang tengah ia kenakan. Baik Hyunggu, maupun Hongseok keduanya saling bertatapan, kemudian tertawa geli.

“Anakmu, Kak!”

“Anakmu juga, Hyunggu ....”

“Jadi, si kecil Cherry lagi cranky. Anaknya memang sedikit mood-moodan, kalau kata suamiku Cherry benar-benar turunan aku, sifatnya nular dari aku hehehe. Itu juga alasan kenapa kita enggak mau sering-sering masukin Cherry ke dalam video kita, karena kita enggak mau maksa dia harus begini, harus begitu, just let her being a kid,” Hyunggu menjelaskan sambil memoles wajahnya dengan blush on berwarna peach.

“Aneh nggak sih makeup-nya?” Tanya Hyunggu kepada Hongseok.

“Enggak, cocok kok warnanya. Cuma sedikit lebih warm dari makeup kamu biasanya,” jawab Hongseok.

“Aman ya?” Hyunggu memastikan kembali.

“Aman, Sayang.”

Alright! Terakhir, kita pakai highlight unicorn kesayangan Cherry kita ini, look at this! Oh my God, I hate that blue color on my face, but I have to put it,” Hyunggu menunjukan produk highlight dengan tujuh warna pastel pelangi ke hadapan kamera.

Fighting baby!” Hongseok memberikan semangat kepada Hyunggu.

Baru saja Hyunggu ingin menggunakan highlight-nya menggunakan brush, tiba-tiba Cherry datang kembali sambil membawa boneka unicorn kecilnya.

“Pi! Mimik!” Pinta Cherry.

“Ohㅡ Cherry haus?”

“Eung!”

Papi muda ini pun terkekeh ke hadapan kamera, “namanya juga punya anak kecil ya, inilah realita keluarga kecil Hongseok. Tunggu sebentar aku buatin Cherry susu dulu, be right back!”


Beberapa menit kemudian Hyunggu sudah kembali, bersama Cherry yang duduk di samping dirinya sambil meminum susu yang tadi ia pinta.

“Enak? Pelan-pelan minumnya,” Hyunggu mengelus kepala Cherry, kemudian melanjutkan makeup-nya.

“Akhirnya aku kembali lagi, tadi sampai di mana kita?” Hyunggu menatap Hongseok, mengerjapkan matanya memberi kode.

Highlighter, Sayang ....”

“Ah! Hehehe maaf ya, maklum ya agak mulai pelupa sakin padatnya kapasitas pikiran. Okay, jadi aku ambil sedikit aja biar enggak terlalu on point, karena ntar ini warna birunya bakal keluar banget,” Hyunggu memoleskan highlighter tersebut pada tulang pipinya, “nah kan! Lihat deh, birunya keluar banget, 'kan?” Hyunggu menunjukan wajah cemberutnya pada Hongseok.

“Tambah dikit warna pink-nya,” saran Hongseok.

“Bentar, jangan sedih semuanya, Kino jangan sedih, kamu bisa mengatasi ini,” Hyunggu bergumam sendiri mengikut saran suaminya, kemudian menambahkan beberapa produk lainnya untuk menutupi warna yang tidak begitu ia inginkan tersebut.

“Nah kan bisa ketutupan, Kino gitu masa enggak bisa,” puji Hongseok sesaat setelah makeup Hyunggu terselamatkan.

“Hehehe ya maaf Pak, panik saya tuh, lain kali ini semua makeup aku sembunyiin aja ya, biar si kecil pintar ini enggak aneh-aneh!” Hyunggu menatap anaknya yang sudah menghabiskan susunya setengah botol.

Mata kecil Cherry mengerjap polos menatap Hyunggu, tangan kecil itu tak dapat diam ingin juga menggapai apa yang Hyunggu pegang, “eum! Hm!” Gumam Cherry.

“Mau apa, Sayang? Ini?” Hyunggu nenunjukan brush yang baru saja ia gunakan, dan Cherry mengangguk. Diberikannya brush tersebut kepada anaknya.

Okay! Finally! The last but not least, kita masuk ke sentuhan terakhir, yaitu lipstick. Cherry pilihin dua jenis, satunya liptint dan lipcream, beruntung banget yang dipilih sama anakku ini warnanya satu tone, yaitu peach sedikit nude.”

Hyunggu serius menatap cermin, bibir tipisnya ia poles dengan liptint dan lipcream yang Cherry pilih, kemudian memperbaiki beberapa makeup yang dirasa kurang rapi.

Sakin asik menatap cermin, Hyunggu tak menyadari jika Cherry sudah selesai meminum susunya dan hendak meletakan botol kosong miliknya ke atas meja. Namun naas, lengan kecil itu menyenggol kotak yang berisi berbagai jenis foundation milik Hyunggu, Hongseok yang baru menyadari itu terkejut dan spontan berteriak.

“SAYANG BARANGMU!” Teriakan Hongseok nyatanya tak dapat menyelamatkan foundation Hyunggu yang sudah jatuh, bersamaan dengan kotak yang menjadi wadah penyimpanannya.

Suara nyaring dari benturan kotak dan lantai porselen serta benda pecah mengejutkan Hyunggu, ditambah teriakan Hongseok, membuatnya terperanjat dan langsung menoleh ke arah Cherry.

“HUWAAAA!!” Cherry menangis kencang membuat suasana menjadi kacau.

“Astaga Nak!” Hyunggu segera menggendong dan memeluk erat Cherry, memeriksa tubuh dan kaki anaknya takut terluka, “engga luka kan, Sayang? Udah-udah gapapa ... Papi di sini ... Cherry kaget ya? Iya? Cup cup cup, Sayang ...,” Hyunggu mengeratkan pelukannya.

Hongseok menyingkirkan kursi dan melihat beberapa pecahan kaca yang menyebar di lantai, “hati-hati Sayang, kamu pakai sendal, kan?” Wajah Hongseok tampak khawatir.

“Pakai kok, itu kotaknya pecah?”

“Sedikit pecah nih, beberapa makeup kamu ada yang pecah. Gapapa?”

“Gapapa, yang penting Cherry nggak luka, makeup bisa dibeli lagi.”

“Tapi Sayang, ada foundation chanel yang baru kamu beli kemarin ...,” Hongseok menunjukan botol kecil yang pecah dan isinya sudah keluar setengah.

“HAH!? Oh my Lord,” Hyunggu menggigit bibir bawahnya.

“Bahkan segel botolnya masih ada,” Hongseok menunjukan botol tersebut ke hadapan kamera.

“Aku enggak masalahin harga, tapi itu baru datang kemarin karena stock di sini habis, jadi aku mesti order dari luar,” Hyunggu menatap kamera sedih, kemudian dialihkan tatapannya kepada sang anak yang masih sesegukan di dalam pelukannya, “ya sudah gapapa, nanti pesan lagi. Gapapa ya Sayang, lain kali hati-hati ya, Papi enggak marah,” Hyunggu mengecup kepala Cherry berkali-kali.

Closing aja ya,” saran Hongseok.

“Baiklah, karena suasana chaos banget di luar dugaan. Jadi, ini adalah hasil akhir makeup aku yang Cherry pilihin. Bagus, kan? Aku Kino, suamiku Hongseok dan si kecil kami Cherry, thank you for watching Room 1727! Jangan lupa like, komen dan sharing, kita mau beresin ini dulu, bye!” Hyunggu dan Hongseok melambaikan tangan ke kamera, masih dengan Cherry di dalam gendongan Hyunggu.


Setelah kamera dimatikan, Hyunggu pun membawa Cherry ke kamarnya, meninggalkan suaminya yang sedang membereskan kekacauan di ruang makeup, dan membaringkan anaknya ke atas kasur. Wajah putih itu tampak memerah karena terlalu banyak menangis, Hyunggu tak tega melihatnya, dielusnya kepala Cherry dengan lembut, dikecupnya pipi gembil buah hati.

Maafin Papi ya, Nak ...,” Hyunggu menggenggam lembut tangan kecil Cherry, sambil menatap wajah teduh malaikat kecilnya yang sedang tertidur itu.

Tak ingin meninggalkan suaminya lebih lama, Hyunggu kembali ke ruang makeup-nya. Dapat ia lihat Hongseok sedang memungut serpihan kaca, sambil memeriksa produk makeup miliknya yang masih terselamatkan. Ia pun berjongkok di samping Hongseok, kemudian tiba-tiba mengecup pipi suaminya membuat Hongseok segera menoleh.

“Kenapa?” Tanya Hongseok.

“Makasih banyak udah sabar dan bantuin aku, makasih juga selalu dukung aku, apapun pilihan aku.”

Badan mungil Hyunggu ditarik ke dalam pelukan Hongseok, dipeluk erat suaminya itu dengan rasa sayang, “selagi pilihanmu baik, kenapa enggak? Sebagai suami aku harus dukung, kan?” Hongseok menangkup pipi Hyunggu, menatap mata indah kekasihnya yang selalu menjadi favoritnya.

“Makasih juga selalu jadi pelindung aku sama Cherry, ya!”

Because I'm your Guardian Angel.

Keduanya terkekeh geli, Hyunggu menatap koleksi foundation-nya kemudian menghela napas berat, “baru sadar setelah diliatin sedih juga ya, hampir semua pecah, bahkan yang limited ini retak,” Hyunggu mengambil botol kecil yang sudah Hongseok amankan.

“Jangan sedih, jangan marah juga sama Cherry ... semuanya sudah terjadi, jadikan pelajaran aja, ya?” Hongseok mengelus kepala Hyunggu.

“Iya, aku juga yang salah enggak letakinnya di tengah jadi kesenggol Cherry.”

“Jangan salahin diri kamu, enggak ada yang salah di sini, oke? Kamu waktu itu bilang mau sortir beberapa barang yang enggak kepakai, 'kan? Mungkin jadinya begini, ambil sisi positifnya aja.”

“Tapi yang masih bisa kepakai gimana?” Mata Hyunggu berlinang menatap Hongseok.

“Ulu ... ulu ... Sayangku jangan nangis, nanti kita beli yang baru, ya? Aku temanin kamu hunting, aku bantuin cari di web manapun, jangan sedih lagi, ya?” Hongseok kembali memeluk erat Hyunggu.

“Huhuhu ... makasih Suamiku, aku enggak tau bakal jadi apa kalau suami aku bukan kamu. Bisa aja sekarang aku marah-marah karena kesal enggak ada yang nenangin.”

“Namanya takdir, semua dipertemukan pasti ada alasannya, Sayang.”

Hyunggu menggenggam pundak Hongseok, ditatapnya sang suami sambil tersenyum, “aku cantik, nggak?” Tanyanya tiba-tiba.

“Cantik, dong!”

With makeup or without makeup?”

Both.”

“Cium aku?”

Bibir tipis Hyunggu dikecup oleh Hongseok, tak hanya sekali, namun berkali-kali sambil mengeluarkan suara. Setelah selesai, Hyunggu tertawa melihat bibir suaminya berwarna peach, “bibirmu merah,” ujar Hyunggu masih terkekeh.

“Wahㅡ lain kali kamu harus beli waterproof dong biar nggak luntur di bibir gini!” Protes Hongseok.

“Aku ada, baru beli minggu lalu. Mau coba?” Hyunggu menaik turunkan alisnya, sengaja menggoda Hongseok.

Sudut bibir Hongseok naik, membentuk sebuah seringai, “habis beresin ini dulu baru kita coba,” Hongseok menyempatkan diri menarik hidung Hyunggu dan lanjut membereskan kekacauan tadi bersama.

ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ

The End


Written by taeyangbii