Breakfast With The Rogans

Leo's POV

Selamat pagi cantiknya Leo. Kalian udah sarapan belum? Jangan lupa sarapan ya kalian. Untuk chapter kali ini, kalian bakal sama gue terus ya. Seneng kan ketemu Leo lagi? Astaga, cantik banget sih senyumnya. Punya Leo emang selalu cantik deh hehehe...

Oh iya, hari ini hari Rabu dan pagi ini gue, Loui, dan Liam ada jadwal kelas bareng. Setelah rapi, gue turun dari kamar karena gue udah denger Mami neriakin nama gue 4 kali. Gue jalan ke arah dapur, nyamperin Mami yang lagi nyiapin sarapan pagi ini “morning mom” sapa gue lalu nyium pipi kanannya. Mami berbalik sambil megang 2 buah piring berisi mac and cheese dan nyambut gue “morning son. Where's your sister?” katanya. Gue ambil piring yang ada di tangan Mami dan berjalan ke arah meja makan “dia masih sibuk milih baju. Mami kaya gak tau dia aja kalo siap-siap lama.” kata gue sembari meletakan piring di meja.

Gue liat Liam turun dan berjalan ke arah gue dan Mami berada. Dia nyapa Mami “morning aunty.” katanya lalu nyium pipi Mami persis kaya yang gue lakuin. Mami menyerahkan dua piring lain ke Liam sambil tersenyum dan berkata “morning baby. How's your sleep?” dan Liam bales senyum ke Mami “my sleep is good aunty.” katanya.

Gue duduk bersebelahan sama Liam dan kemudian sadar Mami cuma nyiapin 4 porsi sarapan. Gue nengok ke arah Mami yang lagi nuangin orange juice “Papi?” gue bertanya. Mami meletakan 1 gelas di depan gue “Papi udah berangkat dari jam 4 sama Papanya Liam tadi. Ada meeting penting sama the Killians.” kata Mami. Gue reflek liat-liatan sama Liam setelah mendengar ucapan Mami. Gue langsung tanya Liam “you know something? Is this the reason why you come home last night?” Liam menggeleng cepat. Dia pun menjawab “semalem gue emang dapet kabar dari Papa kalo dia sama uncle akan ada meeting sama the Killians pagi ini. Gue pulang ke mension karena gue pikir lo tau sesuatu.” gue narik nafas panjang denger jawaban dia.

Keluarga Liam memang tinggal di mension the Rogans tapi Liam sendiri lebih milih tinggal terpisah di apartemen pribadinya. Dia cuma bakal pulang kalo ada sesuatu kaya gini. Kadang gue juga stay di apartemen dia kalo lagi jenuh di mension. Mension the Rogans emang gede banget, tapi Mami dan aunty Yara, Mamanya Liam, berusaha keras buat menyiptakan suasana senyaman mungkin buat anak-anaknya. Ya contohnya kaya gini, Mami dan aunty Yara selalu lebih masak sendiri dibanding dimasakin chef yang ada di mension.

Balik ke topik soal Papi dan uncle yang ada meeting sama the Killians, gue nanya lagi ke Liam “he didn't tell you anything? Aunty Yara?” gue merhatiin Liam yang lagi menyesap kopinya. Liam meletakan kembali cangkir kopinya sambil menggeleng “not a single word.” dan gue kembali narik nafas panjang. To my utter surprise, Mami jawab pertanyaan gue “your aunty Yara ikut pergi sama mereka. Something serious just happen. Mami denger ada rumor, there's a traitor. Dan katanya dia gak cuma ngincer keluarga kita, tapi juga the Killians. There's why they go to the Killians.” kata Mami.

Gue sama Liam kembali liat-liatan, Liam kemudian nengok ke arah Mami “you sure about that aunty?” katanya gak percaya. Mami cuma mengangguk sebagai balasan. Gue menggelengkan kepala seraya memberikan balasan “well, they do have the guts to mess with us and the Killians. Patut gue kasih jempol sih.” lalu Liam menjawab “agreed.” sambil mengangguk dan kembali menyesap kopinya.

Kemudian gue mendengar suara Loui dari arah tangga dan bilang “okay, that's enough.” karena gue gak mau Loui denger apapun soal ini. Seperti yang kalian tau, gue sama Liam bahkan belum cerita apa-apa ke dia soal gue sama Liam yang udah sering ngejalanin misi yang dikasih Papi. Mami juga setuju akan hal ini karena dia tau Loui pasti akan menentang keras hal itu.

Gue liat dia berlari kecil ke arah Mami sambil bersenandung, kemudian nyium pipi Mami “morning Mami ku yang paling cantik sedunia!” katanya penuh semangat. Gue cuma bisa geleng-geleng sambil bilang “alay! Lagian lo ngapain aja sih daritadi jam segini baru turun? Kita udah nungguin lo daritadi ya, gue laper asal lo tau.” kata gue sebel. Dia melotot ke arah gue “Leo bacot! Kalo laper ya tinggal makan duluan aja sih, repot banget.” katanya sewot. Gemes banget adek gue kalo lagi marah hahaha.

Loui nengok ke arah Liam “loh ada Liam? Tumben inget rumah hehehe” katanya sambil cengengesan. Dia kemudian duduk tepat di seberang Liam. Liam tersenyum kemudian menjawab “well, good morning princess. You seems have a very good sleep last night since you already have lots of energy at this early. Iya tiba-tiba semalem disuruh pulang sama Papa soalnya Papa sama Mama mau keluar kota sama uncle. Lagian kangen masakan aunty juga.” katanya. Gue bisa liat Loui tersenyum lebar setelah dipanggil princess sama Liam. Gue nyaut “princess apaan yang bangunnya siang dan males kaya dia?” lalu ada sendok mendarat tepat di kepala gue. Yup, Loui just did that. Gue nengok ke arah Loui sambil ngusap-ngusap kepala “what's that for?” kata gue gak terima. Loui mendelik ke arah gue “lo berisik!” katanya kesel.

Mami menengahi seraya duduk di samping Loui “udah udah. Kalian ini masih pagi udah berantem aja. Pusing Mami dengernya. Udah mulai sarapannya, nanti kalian kesiangan.” kata Mami sambil memberikan 1 sendok baru kepada Loui. Loui merajuk “Leo-nya tuh nyebelin Mami.” dan gue jawab “dih pengaduan banget. Lagian udah berapa kali gue bilang, panggil gue kakak ya.” Loui menjawab cepat “ih cuma beda 5 menit.” kemudian cemberut.

Setelah keributan itu, kita mulai sarapan dengan tenang. Tepat jam 8.30, gue, Loui, Liam pamitan ke Mami dan berangkat ke kampus. Kita memutuskan pake 1 kendaraan yang sama karena Liam pagi ini lagi di mode malesnya. Jadilah gue yang nyetir pagi ini.

Untuk sekarang segitu dulu ya sayang-sayangnya Leo. Di next chapter, kalian bakal barengan Loui dulu ya, eh atau Liam ya? Hmm... Liat aja nanti deh kalian bakal ketemu siapa. Kapan ketemu Leo lagi? Nanti ketemu Leo lagi kok, sabar ya cantik. Jangan sedih gitu dong sayangnya Leo. Coba liat mana senyumnya? Nah gitu dong, itu baru kesayangannya Leo. Udah dulu ya cantik. See you later, bye bye.