Perkara Korean Garlic Cheese Bread


Beberapa hari setelah kejadian di Kantin FTI, Hailee menghindari Hayden. Hailee lebih memilih membawa mobil sendiri, tidak lagi di antar jemput Hayden. Ada banyak pesan masuk di handphonenya, namun dia abaikan. Dia tahu, jika dia memaksa untuk membalas pesan Hayden, semuanya akan menjadi lebih rumit. Selama itu juga, dia lebih banyak menghabiskan waktu bersama Jovial dan sesekali bersama Chalvin, seperti dulu saat dia belum mengenal Hayden.

Siang itu Hailee membuat Korean Garlic Cheese Bread. Berhubung besok tidak ada tugas yang menuntut untuk segera dikumpulkan dan dia tidak memiliki agenda lain. Untungnya mami selalu mempunyai persediaan bahan-bahan kue. Jadi sepulang kuliah, dia segera berganti baju dan menuju ke dapur. Mami sepertinya masih bersama teman-teman arisannya, mengingat hari ini adalah jadwal rutin mereka berkumpul. Dan papi jelas masih berada di kantor.

Hailee turun membawa bluetooth speaker nya dari kamar, lalu menyalakan musik untuk menemaninya membuat kue. Dengan cekatan, Hailee menyiapkan bahan yang akan digunakan, lalu mulai membuat adonan. Dia baru selesai membuat rotinya saat jarum jam mengarah ke angka 4. Hailee bermaksud untuk mengirimkan beberapa roti buatannya ke rumah Olla dan apartemen Rora, ketika ada notifikasi pesan masuk ke handphonenya. Setelah membalas pesan tersebut, dia bergegas memasukkan roti-rotinya ke dalam paper box untuk dikirimkan ke rumah Olla, dan membawa sisanya untuk diberikan ke Rora.

Ojek online yang dipesannya untuk mengantar roti ke rumah Olla datang bersamaan dengan sebuah motor sport yang dia hafal siapa pemiliknya diluar kepala. Setelah menyerahkan goodie bag ke driver ojek online tadi, dia segera menutup pagar dan naik ke jok belakang motor yang sudah menunggunya. Tidak butuh waktu lama, mereka berdua sampai di lapangan futsal indoor tempat UKM Futsal biasanya berlatih.

Hailee sempat harap harap cemas ketika menyadari ada mobil yang terparkir tepat di sebelah motor itu. Dia jelas mengenali siapa pemiliknya. Bukan Hailee namanya jika dia tidak nekat dan bodo amat dengan kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi nanti. Dia hanya ingin menonton futsal, itu saja. Lelaki di sebelahnya mengerti akan perubahan raut wajah Hailee setelah melihat mobil di parkiran tadi. Tiba-tiba lelaki itu mengalungkan tangan kirinya ke pundak Hailee sembari mereka berjalan ke dalam lapangan futsal.

“Kan udah gue bilang kalo pasti ada tu orang. Lo masih mau-maunya ikutan. Nggak tanggung jawab ya gue kalo ntar ada apa-apa.”

“Lo nih temen gue bukan sih? Tenangin gue kek, bukannya malah nakut-nakutin gue.”

“Ya abisnya lo kenapa dodol ngejauhin Bang Hayden tiba-tiba. Lo gak cerita apa-apa juga ke gue. Gimana gue mau bantu coba?”

“Liat ntar aja, lo pasti bakal tau kenapa gue kaya gini.”

Ya, lelaki itu adalah Jovial. Sejak tempo hari Hailee menghubunginya, dia masih belum mengetahui alasan apa yang menyebabkan sahabatnya itu menghindari pacarnya belakangan ini. Dia juga tidak ingin bertanya karena biasanya Hailee akan bercerita saat dia ingin bercerita. Sesuai permintaan Hailee, akhirnya mereka memilih tempat yang berada di seberang tribun yang biasa ditempati Hailee ketika menunggu Hayden berlatih futsal.

Untungnya Jovial sudah mengenakan jerseynya dari apartemen, jadi Hailee tidak perlu khawatir ditinggal sendirian di tribun. Tebakannya benar, Hailee melihat perempuan itu lagi. Penyebab beberapa hari belakangan dia menghindari Hayden. Jovial mengikuti arah pandang Hailee dan menemukan apa penyebab Hailee menjauhi Hayden dan mengikutinya kemana-mana.

“Oh itu penyebabnya.” Ucap Jovial sembari mengikat tali sepatunya.

“Udah tau kan? Masih perlu cerita gak nih? Apa udah paham?”

“Kalo lo mau cerita mah cerita aja. Gue dengerin. Kalo nggak ya, yaudah, nggak usah.”

“Lo gak penasaran emang?” Tanya Hailee sembari membuka paper box yang berisi Korean Garlic Cheese Bread, dan menawarkan pada Jovial disebelahnya.

“Buset, banyak banget lo bawanya. Mau ngasih makan orang selapangan ini juga bisa nih.”

“Anjir lebay banget lo, Jawab dulu tadi gue nanya ih.”

“Secara teknis sih iya, tapi yaudah sih. Yang penting gue bisa makan roti bikinan lo lagi setelah puasa beberapa bulan gara-gara lo sibuk bucin.” Jawab Jovial sambil memakan sepotong Korean Garlic Cheese Bread buatan Hailee siang tadi.

“Yeuu, kan kemarin di Bali juga gue yang masak, dibantuin Olla.”

“Lo gak pernah bikin kue ya di Bali kemarin, in case lo lupa.”

“Hadehhh, iya deh iyaa. Eh btw jangan diabisin ya, sisain buat Rora. Ntar marah lagi dia.”

“Gue gak serakus itu ya anjir. Gini-gini juga gue masih inget kalo punya kakak yang harus ngerasain kue seenak ini.”

“Halah, lo ada maunya kan pasti, dari tadi muji-muji gue mulu. Ngaku, lo mau apa?”

“Hahaha, nggak ada, Lee. Gue mau muji doang, orang kenyataannya emang enak kok.”

“Hmm iya deh iya. Btw tadi Rora ngechat gue, nitip makan katanya. Soalnya kulkas lagi kosong.”

“Oh iya, gue belum sempat belanja kemarin. Ntar deh kita mampir supermarket dulu sebelum balik.”

“Kok kita? Lo aja nggak sih harusnya?”

“Kan rumah lo searah supermarket dodol, sumpah lo nih ngejauhin bang Hayden jadi kapasitas otak lo berkurang apa gimana deh?”

“Hahaha sorry sorry gue lupa. Mau gue masakin nggak?”

“Bodoh sih gue kalo nolak lu masak buat gue sama Kak Rora. Eh tapi apa lo gak kemaleman baliknya kalo harus ke apart dulu?”

“Gue besok kosong kok, jadi gue bisa nginep di apart. Tadi gue juga udah bawa baju ganti di tas yang sekarang gue tinggal di mobil.”

“Sumpah lo aneh banget deh, Lee. Lo gapapa kan?” Tanya Jovial sambil menempelkan punggung tangan kirinya ke dahi Hailee, memastikan apakah perempuan itu sedang demam atau tidak. Dan ternyata suhu tubuhnya normal, tidak ada tanda-tanda demam sama sekali.

“Anjrit lo kira gue kenapa hah? Modus ya lo pegang-pegang dahi gue?”

“Astaga, Lee. Sumpah deh, lo cepet cepet sana baikan sama Bang Hayden. Capek gue, asli.”

“Iya, ntar kalo mood baikan. Udah lo sana deh, itu udah pada kumpul.”

Tepat setelah Hailee menyelesaikan kalimatnya, Jovial turun ke lapangan, bergabung dengan teman- temannya. Tentunya juga dengan Hayden.

Hayden sempat beberapa kali mencuri pandang ke Hailee. Rasanya tidak adil ketika tiba-tiba Hailee menjauhinya tanpa sebab dan sekarang dengan santainya dia bersama dengan Jovial. Bohong jika Hayden tidak cemburu. Sekalipun Jovial adalah sahabat Hailee, dia juga laki-laki. Tidak menutup kemungkinan Jovial menyukai Hailee. Tawa Hailee saat bersama dengannya dan bersama Jovial terdengar berbeda. Apa selama ini sebenarnya Hailee tidak merasa nyaman dengannya? Perlakuan Hailee kepada Jovial juga terasa berbeda, tidak seperti biasanya. Apa lagi Hailee cukup effort membuat banyak roti entah roti apa untuk dibawa ke lapangan, yang belakangan Hayden ketahui adalah Korean Garlic Cheese Bread. Pikiran-pikiran buruk itu berputar di kepalanya sedari tadi. Mengakibatkan dia kehilangan fokusnya pada sesi latihan kali ini.

Latihan hari itu diakhir dengan cepat. Setelah berganti baju, Jovial menghampiri Hailee dengan membawa sekaleng kopi yang biasa Hailee beli. Di seberang lapangan, Hayden melihat lagi bagaimana Hailee dan Jovial tertawa dan hal itu cukup membuat dia kehilangan kesabaran. Tepat sebelum dia berdiri untuk menghampiri Hailee dan Jovial, tangannya ditahan oleh perempuan disebelahnya. Perempuan itu kemudian mengajak Hayden untuk pulang, sebelum emosi Hayden benar-benar meledak.