Sekali ini saja, ya?


Jovial baru saja memasuki apartemen mereka bersamaan dengan Rora yang juga keluar kamar. Jovial kemudian mendudukkan dirinya di sofa ruang TV yang berada di sebelah kiri kamar Rora. Rora menyempatkan diri mengambil beberapa camilan dari kulkas sebelum bergabung dengan Jovial di ruang TV.

“Kak, ikut gue yuk besok.” Ajak Jovial sambil mengambil beberapa potong keripik dari kemasan yang baru saja dibukanya.

“Kemana?” Rora merebut keripik tersebut dari pelukan Jovial mulai memakannya

“Ngasih kejutan ulang tahun Olla. Lupa lo kalo Olla ulang tahun?” tanya Jovial Rora masih memilih diam dan tidak menjawab pertanyaan Jovial.

Jovial pun melanjutkan, “Gimana? Lo ikut pas udah hari H aja di rumah Olla, ngga usah ikut nyiapin acara gapapa. Biar gue sama anak-anak aja. Anak-anak pasti paham, kok.”

“Ngga mau. Ntar gue nemuin Olla sendiri aja. Kalian duluan.” Rora memfokuskan pandangannya pada TV yang baru saja dinyalakannya untuk mengalihkan hatinya yang tiba-tiba menjadi ragu.

“Kak, jangan terus-terusan begini. Gue tahu lo berusaha menghindari Bang Rendra. Tapi buat kali ini, turunin ego lo dulu. Kasian anak-anak ikut canggung dan bingung juga gara-gara masalah ini.” Ucap Jovial paham akan keraguan yang dirasakan Rora.

“Lo kok jadi belain dia? Padahal gue berharap lo selalu berada di pihak gue, loh” Rora menjawab dengan sedikit ketus

“Kak, bukan gitu maksud gue. Masalah lo sama Bang Rendra ngga seharusnya bikin kita semua jadi gini, kan? Gue rasa lo paham apa maksud gue. Gue ga masalah kalo lo sama Bang Rendra saling menghindar atau apa lah. Tapi, jangan bikin hal itu juga bikin hubungan lo sama anak-anak jadi terpengaruh, Kak.” Rora terdiam. Ia memikirkan kalimat yang baru saja diucapkan oleh adik satu-satunya. Akhirnya dia pun berkata dengan berat hati, “Oke gue datang.”

Jovial tersenyum mendengar jawaban kakaknya dan membalas dengan usapan lembutnya pada rambut sang kakak.

“HEH TANGAN LO ABIS KENA KERIPIK YA JOVIAL. GUE BARU KERAMAS TADI SORE!!!”