write.as

"will you kiss me again?" seungyoun mengatur napasnya sambil menilik jam di tangan. 10:03 a.m. dilihatnya seluruh lapangan itu. kosong. "you are late." seungyoun berpaling ke belakang. tidak jauh dari di mana dia berdiri, pria itu tersenyum menatapnya. gaada bola, cuma pakai baju kemeja biru langit yang lengannya digulung sampai siku dengan celana hitam. kedua tangan di dalam kocek celana. "apa gue bilang? kalau telat, push up 100 kali kan?" seungyoun masih diem. pria itu berjalan mendekati seungyoun yang mematung. sang pria berhenti di depan seungyoun lalu menatap mata seungyoun lama. PAK! air mata seungyoun jatuh tepat saat telapak tangannya mendarat di pipi seungwoo. seungwoo menyentuh pipinya dan kembali melihat seungyoun. BUK! tubuh seungwoo jatuh ke tanah. rahangnya mengeras menahan sakit di pipi kiri. pukulan seungyoun masih sama kuat kayak dulu. nggak. kali ini lebih padu. "seungyoun.." seungyoun menarik kerah baju seungwoo lalu duduk di atas perutnya dengan air mata yang masih mengalir. "bener apa orang bilang, gue emang bego kerna nunggu lo. gue bego kerna masih milih lo yang jelek, nyebelin, ngeselin berbanding residen senior yang jauh lebih keren dari lo. do you even know how hard i restrained myself from texting you? do you even know how i turned on your notifications in every social medias so i can see you as fast as i can? do you even know how happy i was everytime i see you at tv, at news? gue kira bila lo pergi gue bisa buka hati gue buat orang lain. gue udah coba, seungwoo. but, like a fool i am, i just can't. gue gak ngerti kenapa gue betah nunggu lo yang gue sendiri gak tau kapan lo pulang, i asked myself everyday will you even come back, i really do." seungwoo's eyes start to get teary as he sees how the man that is now on the top of him, crying his heart out, bursting all his feelings for the past 8 years. "then why did you wait for me?" "because you said we will meet again." seungyoun mula memukul perlahan dada seungwoo berkali-kali. seungwoo doesn't even realize he is getting hit as he is still staring at seungyoun sobbing until his voice getting hoarse. only after minutes, seungwoo grabs both seungyoun's hands and twists the guy, now their position change. "then do you also know how hard it was for me to restrain myself from calling you, send you a good night texts or even replying under your tweets? do you even know how i follow you with my private account just to see what are you up to? do you even knows how jealous i feel to sejin because he can asks you how are you doing because i can't? i am a fool too. i am the biggest fool for leaving you. i am the biggest fool for making you wait. but, now this fool is back. this fool is wishing to be with you no matter what situation you are in. this fool wants to be the one who hug you when you are sad, this fool wants to make you happy and this fool wants to be by your side every single day." tangis seungyoun yang tadi sudah menjadi sekadar senggukan kini kembali keras. seungwoo tersenyum melihat hidung seungyoun yang sudah terlalu merah. seungyoun menolak seungwoo supaya posisi mereka berubah menjadi duduk. dikalungkan tangannya di leher seungwoo, hujung hidungnya mendusel di leher. seungwoo ketawa dan membalas pelukan seungyoun. "makin gemes lepas gue tinggal." seungyoun memukul punggung seungwoo, "shut up." "you are supposed to say kiss me after that." "will you kiss me now?" ".... seungyoun, in case you forget, my lips is bleeding. you punched me on my face just now, remember?" "... damn it."