write.as

Cafe — UF Javero dan ke empat antek² nya sudah berada di cafe yang mereka bicarakan. Memang menjadi kebiasaan mereka untuk bersantai di beberapa tempat. "Gak akan bisa Bayren naksir sama lo, Bayren lempeng gitu lo nya kek cacing kepanasan. Mana betah dia haha.." Ucapan Bastian menimbulkan tawa dari yang lainnya. Sedari tadi mereka memang tidak henti-henti nya mengolok Jordan. Sabar ya Jor, hidup memang terkadang sedikit bangsat. Jordan yang di olok² hanya cemberut dan ingin sekali menonjok satu persatu teman nya itu. Saat mereka bersenda gurau, salah satu orang yang memasuki cafe tak sengaja menarik perhatian kelima pemuda yang ada disana. "Wuss Taavi bukan sih itu?" Tunjuk Binara ke arah pintu cafe. Javero menfokuskan penglihatannya kepada Taavi. Jadi itu sosok Taavi Grayson. Cukup tampan dan manis menjadi satu pikirnya. "Noh Jav si Taavi, katanya lo kepo sama wajahnya. Aduhh..." Javero menginjak kaki Bastian agar ia tidak membocorkan kepada teman² nya yang lain. "Lahh kepincut sama Taavi lo?" Tanya Max "Gak, biasa aja. Salah emang kalo kepo." "Gak salah sih, tapi gak biasanya. Panggil aja kali ya dia nya." "Taavi!! Sini Taav" Teriak Binara. Taavi yang selesai memesan beberapa minuman dan akan pergi pun menoleh. Ia berjalan menuju tempat geng Noirblanc berkumpul. "Hai." Sapa Taavi dengan menampilkan senyum tipisnya. "Sendirian Taav, mau gabung gak?" Tawar Binara. "Eh makasih tapi ga usah, lagi buru-buru maaf ya." "Owh iya gapapa, bye bye Taav." Taavi mengangguk dan meninggalkan cafe tersebut. Bastian yang sedari tadi melihat Javero yang tidak hentinya menatap Taavi sedikit tersenyum mengejek. Itukah yang dimaksud tidak tertarik? "Kalo tertarik dideketin dong. Jangan cupu, masa kalah sama Jordan." Ucapan Bastian membuat Javero menoleh ke arah nya. Javero mendengus sebal, Bastian ini memang tidak bisa diam.