write.as

𝗠𝗶𝗲 𝗱𝗮𝗻 𝗚𝗶𝘁𝗮𝗿

Daren turun dari tangga dengan gitar ditangannya, dibelakangnya Lily mengikuti dengan raut wajah datarnya seperti biasa. Tak lama setelah itu Mina ikut turun dengan setelan piyama warna merahnya.

“Wuih,” Halwa refleks menyenggol kaki jessie ketika melihat pemandangan langka tersebut. Jessie mengadahkan kepalanya dan ikut menganga lebar ketika melihat mereka bertiga jalan beriringan. “Hap, lalu ditangkap!” Jelita muncul tiba tiba sambil menepuk mulut Jessie yang masih menganga. “Biasa aja liatinnya eh!” serunya kemudian.

“Itu.. kok.. akur?” tanya Halwa ketika Jelita menjatuhkan pantatnya disofa sebelahnya. “Tau tuh, tadi malah Lily sempet nanya mau makan apa ke Mina” jawab Jelita. “Semoga gaada huru hara deh malem ini.” Timpal Jessie lalu lanjut ngescroll tiktoknya.

Mina langsung duduk disamping Jelita setelah mengambil air minumnya, Daren dan Lily ikut duduk bersebrangan dengannya. Sambil menunggu air mendidih serta Dinar dan Bunga yang sedang beli mie ke indomaret, Daren mulai memetikkan gitarnya.

“Oh mengapa.. tak bisa dirimu.. yang mencintaiku.. tulus dan apa.. adanya..” Daren memulai dengan suaranya yang tidak terlalu bagus, Halwa refleks mengikuti, “Aku memang.. bukan manusia sempurna.. tapi ku layak di cinta..” sekarang giliran Jessie yang menyanyi dengan sepenuh hati, “KARNA KETULUSAN.. KINI BIARLAH.. WAKTU YANG JAWAB SEMUAAAAA TANYA HATIKUUU”

Jelita cengengesan melihatnya, kepalanya bergerak kesana kemari mengikuti irama, begitu pula dengan Mina yang tampak menikmati suasana. “Eh eh ini dong, entah diiimanaaa dirimu beeeraadaaa..” request Jessie, tidak perlu waktu lama Daren langsung menemukan kunci lagu tersebut. “ENTAH DIIIMANAAA DIRIMU BEERAADAAA.. HAMPA TERASA HIDUPKU TANPAAA DIRIMUUU..” semua ikut bernyanyi tanpa terkecuali.

“Apakah disanaaa? kau rindukaan akuuu” Jelita bernyanyi dengan tangannya menunjuk ke arah Mina, seakan akan mereka sedang berduet. “Seperti dirikuu yang slalu merindukanmu.. selalu merindukanmuuuu…”

“disini aku masih sendiri.. merenungi hari hari sepi… aku tanpamu.. masih tanpamu…” Darren dengan lancar mengganti lagunya, persis seperti shuffle di spotify. Mendengar lagu kesukaannya dilantunkan, Jelita refleks berdiri, tangannya menuntun Mina untuk ikut berdiri.

“SUARAAAAAA DENGARKANLAH AKU, APA KABARNYAAA PUJAAN HATIKUUU~~” Mina mengambil botol kosong sebagai mic nya. “AKUUU DISINI MENUNGGUNYA MASIH BERHARAAP DIDALAM HATINYAAAAA”

Bunga yang baru sampai langsung lari dan ikut menimbrungi Jelita dan Mina, tak mau ketinggalan momen “SUARAAA DENGARKANLAH AKU.. APAKAH AKUUU ADA DIHATINYAAA… AKUUU DISINI MENUNGGUNYAA MASIH BERHARAPP DIDALAM HATINYAAA~”

“Nih mie bikin,” bisik Dinar ke Halwa ditengah keributan gonjrang ganjreng dari Daren. Halwa langsung mengambil plastik tersebut dan berjalan kearah kompor.

“Ren,” Dinar duduk dibelakang Daren agar suaranya tak terdengar oleh yang lain. “Gua mau ngasih tau sesuatu.”