Throwback

“Iya ran gampang lah itu hahaha” ucap YP dengan tertawa sedikit canggung.

“Haha udh canggung lagi gak seru kek kanebo ah kaku bener” ledek Rania.

“Ehem” suara dehem yang tiba2 muncul dari luar pintu kamar.

“Hayooo berduaan aja ketiganya setan tuh” ledek Incung

“Ya elo berati cung” polos Sungwon

“Heh kan gue gak muncul sendiri kalian juga” Incung dengan nada sedikit sebel sembari menunjuk ketiga temannya.

“Tapi kan pala lo duluan yg nongol anjir” ucap Unco

“Iya juga sih” pasrah Incung.

“Ngomong2 kok lo udh dateng duluan ran?” tanya Sungwo

“Ah tadi jam rumah gue kecepetan, gue lupa kalo jam di rmh gue di cepetin 10 menit” ucap Rania.

Rania sedikit lega karena alibinya bisa membantu dia keluar dari cercaan pertanyaan lainnya. Karena setelah itu mereka yg mendengarkan hanya menggangguk tanda paham.

Beruntung sekali Wanto aka Wawan berhasil mengulur waktu sedikit lebih lama 15 menit.

YP terlihat cukup lega dengan jawaban Rania. Namun di hati YP masih terasa janggal. Sekali lagi dia mencoba 'denial' akan perasaannya sendiri.

Rania pun begitu. Tak diketahui Wanto ataupun YP bahkan dirinya sendiri pun tidak sadar. Bahwa di lubuk hatinya yg paling dalam sudah mulai menyukai YP.

Tapi Rania memilih persahabatannya tetap utuh dibanding perasaannya sendiri.

Memang benar kisah YP dan Rania berakhir begitu saja. Tapi...

Rania kembali di hadapkan dengan situasi yang jauh lebih rumit dari sebelumnya.

“Ya Allah, kenapa rasa ini harus ada di antara kami?”