Karina melihat sekelilingnya. Pacarnya tadi hanya mengatakan jika Mark butuh bantuan lalu menghilang. Ya tadi Winter menonton Karina perform sih, tapi Karina ingin pacarnya itu menemaninya menonton penampilan-penampilan lain.
“Nyariin pacar elo masihan?” Giselle menyenggol pinggang Karina yang duduk di rerumputan lapangan. Seperti biasa, classmeeting ini akan diadakan di lapangan upacara dengan panggung mini di tengah.
“Iya, ngilang dia.”
“Ga mungkin berantem, ancaman DO ntar dia,” Giselle terkekeh, “Shift elo dah beres?”
“Uda, emang dibagi dua sih. Ini PICnya Haechan sekarang, gue bebas. Makanya pengen liat sama Winter, malah hilang bocah itu,” Karina mendengus kesal dan mengalihkan perhatian ke arah panggung, dimana Jeno dan Lia, yang entah kenapa pagi ini tiba-tiba diseret Yeri untuk jadi MC. Anak OSIS yang biasanya jadi MC kebetulan sakit dan Yeri memutar otak, melihat Jeno seliweran dan Lia yang selesai memasang dekor, membuat Yeri menemukan ide.
“Diliat cocok juga berdua tuh,” kata Giselle
“Iya juga,” Karina terkekeh, “Tapi Jeno katanya gamau lagi naksir anak pinter.”
“Tau sendiri Jeno kadang bacot doang, bisa jadi iya beneran suka,” sahut Ryujin yang datang bersama dengan Jaemin, Shuhua dan Ning, tanpa Winter.
“Ning, lo keren banget nyanyi sama Pak Onew tadi,” puji Giselle ketika temannya itu barusan duduk
“Yoi, pacar gue,” Ryujin nyengir
“Uda jadian?” Giselle mengangkat alisnya heran
“Baruuu aja,” Jaemin terbahak diikuti oleh Shuhua, “Maksa lagi.”
“Keburu kabur soalnya,” tukas Ryujin yang mendapat sodokan pelan dari kekasihnya.
Karina baru saja akan menanyakan mengenai Winter ketika celotehan Jeno di panggung membuatnya menoleh. Celotehan itu cukup riang, ternyata ada Winter dan Mark di panggung, bersama dengan satu senior.
“Widi, emang temen gue satu ini bisa aja. Tiba-tiba tampil,” goda Jeno
“Mungkin ada udang di balik bakwan ya ini saudari Winter,” Lia ikut menggoda Winter yang hanya mendengus.
“Yauda, daripada gue dibanting ini ya, gue serahin aja panggung ke Winter and the gang. Silakan dimulai sendiri ya,” Jeno tertawa sebelum meninggalkan panggung, diikuti oleh Lia.
“Halo,” Winter berdehem dan matanya mengitari penonton. Ketika matanya bertemu dengan Karina, dia tersenyum simpul.
“Thanks buat club music yang uda kasi gue slot buat nyanyi siang ini,” lanjut Winter, membiarkan Mark dan Dooyoung menyesuaikan alat musik mereka masing-masing, “Gue mau bawain dua lagu. Dan lagu itu semua khusus buat pacar gue.”
Penonton bersorak ramai, walaupun Winter menyampaikannya dengan muka datar khasnya, tidak membuat Karina kemudian tidak tersipu malu. Mukanya sudah memerah karena beberapa orang menoleh dan berbisik mengenai dirinya.
“Anjir emang sekali preman tetep preman,” Shuhua terkekeh melihat cara Winter membuka penampilannya.
Dentingan gitar memulai penampilan Winter bersama dengan Mark dan Dooyoung. Melodi yang cukup familiar, membuat beberapa diantara penonton memperhatikan panggung dengan semangat.
Do you remember
When we were young you were always with your friends
Wanted to grab your hand and run away from them
I knew that it was time to tell you how I feel
So I made a move, I took your hand
My heart was beating loud like I've never felt before
You were smiling at me like you wanted more
I think you're the one I've never seen before
Winter melihat lurus ke arah Karina sebelum meneruskan nyanyiannya
I want you to know
I love you the most
I'll always be there right by your side
'Cause baby, you're always in my mind
Just give me your forever (give me your forever)
I want you to know
That you'll be the one
And I'll be the girl who'll be on her knees
To say I love you
And I need you
And say I'd die for you (just give me your forever)
Karina memperhatikan Winter mengubah lirik dari guy menjadi girl, memperlihatkan bahwa itu lagu memang dia tunjukkan pada Karina.
Paduan suara halus Winter dengan backsound suara Dooyoung membuat para penonton menikmatinya dengan syahdu. Beberapa berdesis iri karena mereka tahu lagu itu ditujukan kepada Karina.
“Thank you,” Winter menutup lagu dengan senyuman tipisnya, membiarkan penonton bertepuk tangan untuknya. Setelah mereda, barulah Winter berkata lagi
“Lagu kedua, lagu ini cukup lama. Bahkan lebih tua dari usia kita sekarang, tepatnya 20 tahun yang lalu. Lagu ini pernah dinyanyikan Umma saya ketika mau melamar Mamah saya, dinyayikan 19 tahun yang lalu,” kata Winter sambil melihat ke arah Karina, “Saya bukan mau melamar kekasih saya sekarang, namun saya ingin menyampaikan isi hati saya, yang mungkin sama dengan perasaan Umma saya ketika meminta Mamah saya untuk menjadi istrinya.”
Intro yang lembut dimainkan oleh Dooyoung, membawa penonton ke dalam mood yang tenang dan menghanyutkan.
*Datanglah, sayang
Dan biarkan kuberbaring
Di pelukanmu
Walaupun 'tuk sejenak
Usaplah dahiku
Dan 'kan kukatakan semua*
Sekali lagi, Winter mengunci pandangannya kepada Karina untuk menyampaikan isi hatinya melalui lagu yang dia nyanyikan
*Bila 'ku lelah tetaplah di sini
Jangan tinggalkan aku sendiri
Bila 'ku marah biarkan kubersandar
Jangan kau pergi untuk menghindar
Rasakan resahku
Dan buat aku tersenyum
Dengan canda tawamu
Walaupun 'tuk sekejap
Karena hanya engkaulah
Yang sanggup redakan aku
Karena engkaulah satu-satunya untukku
Dan pastikan kita selalu bersama
Karena dirimulah yang sanggup mengerti aku
Dalam susah ataupun senang
Dapatkah engkau selalu menjagaku?
Dan mampukah engkau mempertahankanku?*