write.as

If This Ain’t Love Part 1 — How It All Started 12th Naration thejoohyuncom

Setelah selesai memakan makan siang mereka, Joohyun dan Seungwan memutuskan untuk tinggal terlebih dahulu di restaurant tersebut, tidak ingin berburu-buru untuk pulang. Seungwan yang sebelumnya duduk di hadapan Joohyun pun memutuskan untuk berpindah dan akhirnya duduk tepat di samping Joohyun.

Seungwan kemudian melingkarkan lengannya di pundak Joohyun, menarik Joohyun untuk lebih dekat padanya. Sedangkan Joohyun sendiri menyandarkan kepalanya pada pundak Seungwan. Kedua wanita itu tersenyum lebar, merasa bahagia saat berada dekat dengan satu sama lain.

Di sana, mereka terus bercengkrama dan bersenda gurau sambil menghabiskan champagne yang sebelumnya mereka pesan.

“Joohyun, i actually have something to say to you…”

Joohyun yang mendengar ucapan Seungwan itu langsung mendongakkan kepalanya ke arah Seungwan. Ia dapat merasakan jantungnya yang berdegup kencang saat dilihatnya wajah Seungwan yang tampak serius.

Di pikirannya hanya terdapat dua kemungkinan dari ucapan Seungwan tersebut. Kemungkinan pertama adalah Seungwan yang akan memutuskan hubungan mereka, dan kemungkinan kedua adalah Seungwan yang justru akan meresmikan hubungan mereka berdua.

Sejujurnya, Joohyun merasa percaya diri bahwa Seungwan akan meminta Joohyun untuk menjadi kekasihnya. Tetapi, entah mengapa dia tidak bisa menghilangkan pikiran-pikiran jeleknya, terlebih setelah ia bisa merasakan tubuh Seungwan yang seketika menjadi tegang.

“M—mau ngomong apa, Wan?” Tanya Joohyun dengan gugup.

“Um… Gak nyangka ya ternyata udah tiga bulan kita deket hehehe~” Seungwan menggaruk kepalanya yang tidak gatal, merasa kikuk sendiri. “Kalau boleh jujur, i’ve never been this happy for years you know. Awalnya aku gak ngira bakal bisa senyaman dan sebahagia ini kalau ada di deket kamu. Tapi ternyata aku salah. Aku tau kita baru banget kenal dan masih banyak hal yang mungkin kita belum tau tentang satu sama lain, tapi biarpun begitu aku gak bisa bohongin perasaanku sendiri. Yes, kita baru ngejalanin hubungan tanpa status ini selama 3 bulan, tapi aku gak bisa bayangin gimana hidupku nantinya tanpa kamu. I’ve been too attached to you, Joohyun. Dan aku mau untuk ngejalanin sisa hidupku sama kamu…”

Seungwan kemudian mengeluarkan sebuah kotak berwarna Tiffany Blue dari saku coat yang sedang dikenakannya. Dengan tangan yang sedikit bergemetar, ia membuka kotak perhiasan tersebut, memperlihatkan sebuah cincin dengan batu berlian yang terlihat sangat cantik.

Kedua mata Joohyun melebar saat cincin itu berada tepat di pandangannya, nafasnya tercekat dan tanpa sadar ia menggigit bibir bawahnya. Joohyun kemudian menatap Seungwan dengan tatapan tidak percaya.

“Beberapa minggu lalu, aku sempet ada meeting di mall sama salah satu klien yang agak genit itu, inget kan?” Joohyun menganggukkan kepalanya pelan, membuat Seungwan tersenyum.

“Waktu mau balik ke kantor, aku lewat toko perhiasan ini dan gak tau kenapa aku langsung inget kamu. Jadi aku masuk dan mulai liat-liat sampai akhirnya mata aku tertuju sama cincin ini and i thought to myself that i want to see you wearing this beautiful ring after saying yes to my marriage proposal. Dan di saat itu aku sadar kalau aku mau menghabiskan sisa hidupku bersama kamu. Aku mau memulai hidup baru bersama kamu, menjalani kehidupan bersama, melewati suka dan duka, saling mendukung dan selalu ada untuk satu sama lain. Aku mau menghabiskan sisa hidupku untuk mencintai kamu.”

Seungwan menarik napasnya dalam, bibirnya bergetar dan satu per-satu air mata mulai jatuh membasahi pipinya. “Well, awalnya aku masih belum yakin sama perasaan kamu ke aku. Tapi ucapan kamu saat mabuk kemarin ngasih aku sebuah harapan. And i also talked to your parents. Bukan tentang ini sih, tapi yang jelas mereka bilang kalau mereka percaya kalau aku bisa ngejagain kamu. Jujur, aku gak tau apakah aku bisa ngejagain kamu sebagaimana mereka ngejaga kamu, tapi Joohyun, aku janji kalau aku akan berusaha sebaik mungkin untuk ngejaga kamu. I’ll do my best to keep you saved, to make you feel loved. So, Bae Joohyun, will you do me the honor of being my wife?”

Tak ada kata yang dilontarkan oleh Joohyun melainkan sebuah anggukan mantap dan tangisan kebahagiaan, membuat Seungwan menghela nafasnya lega dan membiarkan air matanya mengalir deras. Ia kemudian mengambil cincin pertunangan yang sudah dipersiapkannya dan menyematkan cincin itu di jari manis milik tunangannya sebelum akhirnya memeluk Joohyun dengan erat.

“I love you so much, Joohyun-ah…”

“I love you so much, Son Seungwan…”