write.as


Malam harinya Jimin sedang duduk dengan hati gelisah diatas ranjang kamar tidurnya dan Taehyung. Didalam kamar yang sudah dua tahun ia tempati bersama suaminya, Taehyung setelah mereka baru menikah.

Ceklek...

Sepasang netranya menatap sayu seorang pria yang baru saja memasuki kamar. Itu Kim Taehyung, suaminya yang sudah dua tahun ini ia layani sebagai suami. Suami yang sangat ia cintai.

“Maaf tidak menyambutmu dibawah”, Jimin mengambil tas tangan suaminya dan tersenyum senatural mungkin.

Sedang pria tampan itu hanya diam dan membiarkan suaminya melakukan apa yang sudah biasa Jimin lakukan. Mulai dari mengambil tasnya, membuka dasinya dan menanyakan,

“Tae mau makan atau mandi dulu?”, tanya Jimin lembut, intonasi yang selalu terjaga saat ia sedang berbicara dengan suaminya.

“Aku sudah makan”.

Ah jawaban yang sudah pasti keluar dari kedua belah bibir suaminya itu. Jimin merasa miris sekali tetapi ia tetap memaksakan untuk tersenyum.

“Kalau begitu aku akan siapkan air mandimu”, Jimin segera mungkin memasuki kamar mandinya itu dan menangis dalam diam, merutuki kenapa takdir hidupnya begitu kejam seolah ia tidak ditakdirkan untuk bahagia.

Begitu pintu kamar mandi tertutup Taehyung menghela nafasnya yang terasa memberat seraya mengacak-acak rambutnya. Ia membenci keadaan seperti ini.