Jimin ; he made it all easy.
Setibanya di kantor sang ayah, Yoongi pun segera memasuki ruangan besar itu yang berada di lantai sepuluh dengan pemandangan yang langsung menghadap ke pusat kota.
Dua cangkir kopi panas dengan uap yang mengepul di udara melengkapi perbincangan siang itu
Tuan Min sibuk mempersiapkn beberapa berkas yang akan ia berikan kepada Yoongi.
Entah harus bagaimana lagi Yoongi bersyukur bahwa semua urusannya menjadi lebih mudah ketika ia bersama Jimin.
Dan seperti sekarang ia menjadi lebih sering meluangkan waktu untuk bertemu dengan ayah dan ibunya karena Jimin.
Hingga ia sebentar lagi akan berhasil memiliki sebuah hotel mewah di paris, tanpa banyak bicara seperti biasanya Tuan Min segera mengiyakan keinginan Yoongi.
Memberikan sebuah hotel mewau untuk Jimin sebagai hadiah ulang tahun pertama pernikahan mereka.
“Pa, Yoongi dateng kesini bukan buat minta uang.” Ucapnya
Lelaki tua itu meraih cangkirnya, meminum kopi tersebut dengan perlahan.
“Papa kasih ini bukan semata-mata manjain kamu Yoongi, but you deserve it nak.”
“Terima kasih udah mau belajar dari nol dan cari pengalaman itu ga mudah tapi kamu mau, bahkan kamu mau ambil posisi sebagai chef dulu sebelum nantinya kamu benar-benar jadi owner dari Jw Marriot.” Ucap sang ayah menatap sayang pada Yoongi
“Pa terima kasih banget sebelumnya, tapi kan ini buat hadiah juga ke Jimin. Masa pake uang papa?” Yoongi bergumam dengan perasaan tidak enaknya.
Yoongi itu anak satu-satunya dari keluarga Min dan sudah pasti ia sangat di sayangi.
“Jimin juga sekarang anak papa sama mama, lagi pula bukan pake uang papa semuanya ada uang kamu juga.” Ucapnya.
Mereka melakukan percakapan hampir tiga jam, mulai dari membicarakan pekerjaan, pembelian hotel, pembelian apartment di singapura, dan progress JW Marriott semakin stabil pendapatannya.
Yoongi memutuskan untuk pamit pulang dan menyusul Jimin.
Langkah kakinya memasuki restaurant tersebut, tempat ini terbilang cukup mewah dan romantis itulah kesan pertama yang di rasakan oleh Yoongi.
“Babe!” Jimin melambaikan tangannya pada Yoongi
“Oh hi.” Lelaki itu pun segera menghampiri ke meja yang Jimin tempati
“Hei, udah selesai makannya?” Sapa Yoongi kemudian mengecup pipi kiri Jiminnya itu.
Taehyung yang sedikit terkejut, tapi Jimin dan Hoseok nampaknya sudah terbiasa melihat sikap Yoongi yang begitu romantis dan tiba-tiba tanpa tahu tempat.
“Udah, kamu mau pesen sesuatu?” Tanya Jimin
“No thanks, i’m full.” Ucapnya
“Executive Min Yoongi of Jw Marriot Hotel Seoul, nice to meet you.” Ucap Taehyung
“Halo, nice to meet you.”
“Jangan terlalu menempeli suami saya.” Ucap Yoongi
Taehyung meliriknya malas kemudian menarik Jimin kedalam pelukannya.
“Ops! hahaha” Goda Taehyung
“Iya peluk aja sampe puas, Jimin mau saya bawa ke tokyo lima tahun takutnya kalian gabisa ketemu lagi.” Ucap Yoongi dengan santai meneguk air mineral milik Jimin
Ketiga orang itu melebarkan matanya terkejut dengan perkataan Yoongi termasuk Jimin sendiri.
“Designer park beneran mau pindah ke tokyo?” Tanya Hoseok
“Haha enggak, mau nemenin Yoongi nonton NBA sekalian mau liburan sebentar.” Jawabnya
Hoseok dan Taehyung kemudian mengehela nafasnya panjang. Sementara Yoongi hanya tertawa puas.
“You’re so annoying Yoongi jelek!” Bisik Jimin
“I’m sorry babe, ayo pulang saya beliin kamu sesuatu tapi boleh di buka kalo kita udah di tokyo.” Bisiknya
“Kamu beli apa?”
“Rahasia.”
Jimin hanya meliriknya malas, dan bahkan belum lagi ia harus memilih baju-baju apa yang akan ia bawa pergi nanti.
“Ayo pulang, kita belum packing.” Ucap Jimin
Dengan lengan yang bertautan, kepala yang bersandar pada bahu Yoongi sudah cukup memberi Jimin tempat paling nyaman di dunia ini.
I hope you will enjoying in our new chapter, they’re will being clingy each other like a bubble gum haha.